A Letter

166 21 13
                                    

Ada saat ketika kupikir, lebih baik mengakhiri semuanya.

Saat- saat itu datang tiba-tiba. Kadang di tengah malam, atau pagi buta. Kadang juga siang hari, ketika sang surya bersinar paling terang.

Aku ada di titik terendah, bahkan dalam pencapaian tertinggi.

Drama paling sederhana dapat membuatku menangis.

Dialog paling singkat dapat membuatku tertawa.

Depresi?

Tidak. Aku cuma merindukanmu, masa depan.

Semakin aku bertemu dengan mu, semakin aku merasa rindu. Manusia memang egois, selalu ingin lebih.

Tetapi aku tak akan menyalahkan dosa ego itu pada suatu spesies. Bagaimanapun egois adalah pilihan. Dan aku punya kecenderungan mengambil pilihan yang salah.

Apakah salah selama aku masih mau menanggungnya?

Aku bertanya-tanya, apakah kamu mengerti tulisan ini?

Apakah aku butuh kamu mengerti, atau hanya butuh perhatian?

Ini yang terakhir, sampai jumpa.


Catatan KauzenS.

Jakarta, 19.01.17

Midnight Truth [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang