Life & Death pt. 2

132 21 12
                                    

LIFE AND DEATH

Part 2



"Kau tidak pernah terlambat." Lyla menutup matanya dan menengadah, menantang hujan. "Sekalipun tidak."

"Lyla."

Lyla bergidik. Ia sangat suka cara pemuda itu memanggil namanya. Suara, nada, intonasi, bahkan frekuensinya menjadi candu bagi Lyla, menjadi sebuah dahaga yang tidak pernah terpuaskan.

"Kemarilah. Tidak kangen padaku?" Lyla masih tetap pada posisinya. Berdiri membelakangi Rio. Air hujan mengalir di atas permukaan kulit pucatnya, namun tidak meninggalkan jejak. Tidak menunjukkan tanda-tanda basah sedikitpun. Bahkan pada gaunnya.

Rio, pemuda itu, tetap bergeming di tempatnya. Matanya terpaku pada punggung Lyla.

"Aku sangat merindukanmu." Rio melangkah mendekat. Dalam setiap langkah yang ia ambil, rerumputan menjadi layu. Bahkan air hujan tidak menyentuhnya sama sekali.

Lyla tersenyum kala dirasakannya Rio berada dalam jarak sentuhnya. Ia menoleh dan menatap Rio.

"Benarkah?" Lyla berseri-seri. Aura menyenangkan menguar dari tubuhnya. Rerumputan yang layu karena Rio kembali hijau. "Aku juga."

Rio tersenyum, lalu merengkuh Lyla posesif.

"Aku menjaganya dengan baik, Lyl." Rio menghirup aroma Lyla sebanyak-banyaknya, mengisi setiap relung pernafasannya dengan aroma yang sangat dirindukannya itu. "Aku menjaga setiap kehidupan yang kau berikan padaku. Aku menjaganya dengan baik."

"Aku tahu."




Kehidupan dan Kematian saling mencintai.

Kehidupan memberikan hadiah yang tak terhitung kepada Kematian. Dan Kematian menjaga hadiah itu selamanya.

Midnight Truth [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang