"Kamu ngapain?" Min Yoongi bertanya di depanku. Secara otomatis, kepalaku mendongak kepadanya. Pemuda itu sedang berdiri tegak, bola basket terampit di tangan, keringat bercucuran.
"Nulis," kataku sambil memberikan sebotol air padanya. Min Yoongi mengambil benda tersebut lalu menghabiskan isinya dengan cepat, kehausan.
Kehausan dan bernafsu.
"Tugas?" Tanya Min Yoongi lagi ketika nafsunya akan air terpuaskan. Ia kini mengambil posisi duduk. Tidak jauh, hanya saja kurang dekat.
"Enggak, bukan. Aku bikin cerita." Aku melemparkan pemuda itu senyuman terbaik. Sengaja dari tadi hanya memberi informasi sedikit-sedikit. Aku ingin ia bertanya, agar momen ini tidak berakhir.
"Cerita? Tentang apa emangnya? Kamu bisa bikin cerita?"
Aku tertawa atas ucapannya yang agak mengejek itu. "Bisa lah!"
"Tentang apa?" Ia bertanya lagi.
"Tentang kamu." Aku menjawab jujur.
"Aku?"
"Iya."
Ia terdiam sejenak. "Kenapa harus tentang aku?"
Giliranku yang terdiam. "Karena aku penulis fanfiction," ketika menjawab, mata kami bertemu. "Ini keahlianku."
"Keahlianmu?"
"Aku lumayan bagus urusan menulis tentang bangtan. Well, masih kalah sama penulis lain sih, tapi boleh lah. Setidaknya aku punya pembaca, dan pembacaku juga fans kalian. Karena itu aku harus menulis tentangmu."
"Kisah cinta ya?"
Aku mengangguk kecil sambil memberi cengiran, berharap Min Yoongi membalas. Tapi ia malah merubah rautnya jadi sangat serius.
"Kamu bisa ngelakuin lebih dari itu, kamu tahu kan?"
Sekali lagi hari ini, Min Yoongi membuatku berpikir dengan ucapannya, the tongue technology.
Iya, Yoon. Aku tahu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Midnight Truth [COMPLETED]
FanfictionMengapa monster berubah saat tengah malam? Karena malam menyingkap rahasia. If you understand this, you understand all my secrets.