Part 7 Meet

228 20 3
                                    

****

Woohyun mengerang dalam tidurnya, matanya yang tertutup rapat bergerak-gerak gelisah, peluh mengalir di pelipisnya. Bibirnya menggumam tak jelas. Tempatnya berantakan karena pergerakannya hingga lama-kelamaan kesadaraan haruslah ada pada dirinya,

Dan

Ternyata

Ia

Tengah ............

****

Namja itu membuka pintu rumahnya, disana telah berdiri dua orang namja yang berstatus sebagai dongsaengnya, seorang membawa koper dan seorang lagi dengan wajah kusut, tak begitu mengejutkan untuknya dengan seorang yang membawa koper itu. walaupun telah sepuluh tahun ia tak bertemu, dan hanya dapat berkomunikasi dengan satu arah, tapi ia dapat meyakini dan sangat menghafal wajah dongsaengnya yang satu ini, seseorang yang telah berjanji untuk kembali secepatnya dengan sebuah buku rahasia, untuk salah satu dongsaengnya yang lain. Namun dapat ia mengerti sebuah alasan yang membuatnya harus bertahan hingga berpindah tempat ke Jepang tanpa sebuah persiapan. Dan seseorang yang lain berdiri dengan wajah kusut, yang tentunya ia tak mengerti apa yang telah terjadi dengan namja yang paling muda diantara dongsaengnya yang lain.

"Kau tak terkejut hyung dengan kepulanganku." Sunggyu hanya menatap sinis laki-laki dihadapannya.

"Apa yang bisa dikejutkan dari kepulanganmu. Masuklah, Woohyun telah menunggumu sedari tadi. dan benahi wajah kusutmu itu, Myungsoo-ya." Sunggyu berucap dengan akhir kalimat menunjuk wajah Myungsoo.

"Ne, Hyung." jawab mereka secara bersamaan, menuruti perintah hyung tertua mereka, memasuki rumah besar itu dengan semua misteri dalam diri mereka masing-masing. Mereka pergi duduk di sofa ruang tengah rumah ini.

"Myungsoo-ya, panggil Woohyun, suruh dia turun." Dengan sangat lesu namja yang dipanggil Myungsoo itu menuruti perintah hyungnya, berdiri dan terus berjalan menapaki tangga tanpa kata menuju kamar Woohyun. Sedangkan dua orang lainnya masih duduk disofa ruang tengah dengan tenang hingga beberapa saat.

"Bagaimana keadaan klinik di Jepang ?"

"Cukup terkendali"

"Sudahkah kau menemukan buku itu?" tanya Sunggyu lagi, namun belum sempat dijawab suara ponselnya terdengar, menandakan sebuah pesan masuk.

Tingg

"Kenapa harus mengirim pesan jika berada diatap yang sama."

"Nugu, hyung ?"

"Myungsoo"

"Ck, dia benar-benar membuang pulsa. Bukalah."

From: Myungso0

'Cepat datang kekamar Woohyun hyung'

PENTING

"Ige mwoya. aku menyuruhnya untuk memanggil Woohyun, bukan malah meminta Woohyun menyuruhku datang kekamarnya." Sunggyu berjalan mengikuti perintah Myungsoo untuk datang kekamar Woohyun, meninggalkan Dongwoo yang masih duduk disofa.

"Kenapa aku yang ditinggal seperti ini?" dengan sekali ucapan yang tak butuh jawaban ia juga mengikuti Sunggyu.

Setibanya dikamar Woohyun, pandangan yang sangat mengkhawatirkan sudah tersaji disana, dan Myungsoo yang sudah duduk tepat disamping badan Woohyun.

"Ada apa ini Myungsoo?"

"Nan Mollayo, dia sudah seperti ini ketika aku sampai disini tadi, aku sudah mencoba membangunkannya tapi dia tak kunjung bangun." Sunggyu segera mendekat kearah Woohyun , diambilnya sapu tangan di atas meja nakas, dengan perlahan ia mengusap keringat dingin yang terus keluar dari dahi Woohyun.

Path of CaesonreastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang