Part 9 Ambition

192 17 3
                                    

"Berikan laporan kalian sekarang............!" namja paruh baya itu memerintah seluruh anak buahnya untuk berkumpul dan menyampaikan seluruh informasi yang telah mereka dapatkan pada majikannya itu.

"Jang Dongwoo, putra dari Jang Jaesoek. Salah satu dari pengembang handal klinik kesehatan KN Corp yang berada di Jepang, telah sampai di Seoul. Kabarnya ia akan membantu perusahaan pusat dengan keahliannya." Salah seorang namja itu bersuara membuat yang lain diam mendengarkan

"Dan yang kami dengar lagi, dia pulang membawa sebuah rahasia besar yang sangat dibutuhkan untuk sepupunya." Sambung yang lain

"Keberadaannya disini sudah dapat dipastikan menghambat kinerja kita, karena dia pandai sekali dalam mengeco seseorang yang membahayakannya."

"Aku tak ingin ada kesalahan seperti yang lalu. Perketat pengintaian di KN Corp khususkan pada keempat pemegang utama, kita pernah gagal hanya karena ketiga bersaudara itu, dan aku tak mau menerima kegagalan lagi hanya karena jumlah mereka bertambah."

"Algeusseumnida" Jawab mereka serampak, setelah mendengar tugas yang harus mereka emban. Seluruh anak buah dari Lee Hyun Jong itu pergi keluar meninggalkan namja tua denga kedua anaknya.

Jdar

Suara petir terdengar menyambar yang diiringi hujan deras serta angin kencang, menambah kegelisahan serta rasa takut pada seorang namja tampan yang menjadi pengalihan tatapan tajam oleh ayahnya.

"Son Naeun, jauhi dia.........!" mata sendu itu terbelalak mendengar ucapan yang meluncur dengan mudah dari laki-laki yang selalu dihormatinya

"Mianhe abhoji, aku tak bisa melakukannya. Dia sangat berharga bagiku, aku tak mungkin menjauhinya, lagi pula ia telah membantu kita untuk mengorek informasi tentang Kristal itu." Mata tua itu berkilat marah setelah mendengar penolakan dari anak bungsunya.

"Dia tak berguna, selama ini tak pernah ada informasi penting yang dia dapatkan untuk kita, jadi jauhi dia. Manusia hanya akan menghambat rencana kita."

"Aku tak bisa melakukannya, aku mencintanya, dan kau tak bisa memutuskannya dengan mudah abhoji."

"Jauhi dia atau aku yang akan mengantar jasadnya didepanmu.........!" kalimat kejam itu mengakhiri semuanya, membuat laki-laki paruh baya itu meninggalkan ruang keluarga dan menyisakan kedua anaknya yang masih diam membisu.

"Apa yang harus kulakukan hyung ?" air mata itu tumpah, membasahi wajah tampa seorang Lee.

"Lakukan apa yang diperintahkan abhoji, aku tak bisa membantumu."

"Tapi aku sungguh mencintainya, hyung."

"Kurasa kau mengerti dengan keputusan yang akan kau ambil, Lee Taemin." Hyunwoo berdiri dari tempatnya dan berjalan santai meninggalkan adiknya, namun baru beberapa langkah sebuah pernyataan menghampirinya.

"Aku sungguh tak tau keputusan apa yang harus kuambil, hyung. katakan padaku, katakan padaku jika kau berada diposisiku, jika kau mencintai seorang yeoja dengan sepenuh hatimu, tapi abhoji menentangnya. Katakan padaku apa keputusanmu ?." Hyunwoo menengang kaku mendengar pertanyaan itu, matanya memerah, dadanya sesak. Pertanyaan itu telah kembali padanya, setelah beberapa tahun lalu ia juga melemparkan pertanyaan yang sama. Hyunwoo menutup matanya mencoba menahan air mata yang ingin jatuh, mendengarkan adiknya menangis hanyalah menambah rasa sesak didadanya, tarikan napas panjang mencoba menngendalikan diri nyatanya sulit dan hanya menimbulkan terbukanya luka lama yang belum terlupakan.

"Jangan pernah menanyakan hal itu padaku, karena aku bukanlah seseorang yang memiliki hati "

Pergi, itulah keputusan terbaik untuk Hyunwoo, meninggalkan saudaranya yang tengah menangis merapatapi nasib asmaranya yang akan berakhir dengan perpisahan.

Path of CaesonreastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang