Part 8 The Book

247 21 3
                                    


"Aku akan mengantarmu pulang sekarang Naeun .........!" ucap Taemin

"Apa tak bisa kita sedikit lebih lama, aku tak ingin jauh darimu, oppa." Rengek Naeun, tangannya masih bertaut dengan lengan Taemin didepan café, mengundang tatapan iri para pelanggan. Taemin menarik gadis itu untuk minggir menuju mobilnya dan membuka pintunya.

"Ayolah oppa, untuk hari ini turuti permintaanku, aku tak ingin berpisah denganmu sekarang." Taemin mendengus mendengar permintaan kekasihnya, ia berfikir sambil mendudukan diri dikursi mobil yang telah ia buka pintunya menghadap samping.

"Baiklah aku tak akan mengantarmu pulang, dan apa yang kau inginkan sekarang." Dan apalagi yang bisa Taemin lakukan untuk kekasihnya itu.

"Gomawo oppa" Nauen langsung berhambur memeluk tubuh Taemin "Rumahku tak terlalu jauh dari sini, jadi bisakah kita pulang dengan jalan kaki." Tambahnya

"Apa kau yakin dengan permintaanmu, aku tak mau kau merengek kelelahan nanti."

"Aku janji, oppa." Taemin hanya mengangguk, meraih tangan kekasihnya itu dan membawanya berjalan bersama beriringan menuju rumah Naeun. Suasana sore dengan sinar redup matahari, menjadikan kehangatan merambat ketubuh keduanya, berjalan berdampingan untuk menghabiskan waktu bersama mengukir kenangan disore dingin yang penuh salju untuk mengenangnya dihari esok.

"Oppa aku tak ingin melakukannya, apa kita tak bisa menghentikannya ?" Naeun menggumam dengan kepala yang bersandar di bahu Taemin.

"Bersabarlah untukku Naeun." Naeun hanya mengangguk tak ingin menyahuti lebih jauh kenyataan pahit yang harus dilakukannya untuk kekasih tercintanya itu.

"Apa kau mencintaiku, oppa ?" Namja itu meringis mendengar pertanyaan itu, ia tahu betul jika sebuah ketidakyakinan pasti ada. Tapi apa yang bisa ia perbuat untuk mengakhirinya.

"Aku sangat mencintaimu, percayalah itu." jawabnya meyakinkan membelai halus pucuk kepala Naeun. Membuat gadis itu menjadi nyaman dalam dekapannya, menghilangkan kekhawatiran yang pasti dengan kenyamanan. Naeun mendongak menatap sendu mata Taemin namun ia tak sanggup untuk bertahan lebih lama, tak lama ia menenggelamkan wajahnya didada Taemin 'aku sangat mencintaimu, oppa. Semoga tak ada hal yang lebih jauh dari ini yang kau sembunyikan dariku, oppa.'

Setelah beberapa menit terdiam dalam fikiran masing-masing, akhirnya rumah dengan halaman yang cukup luas dan terbilang cukup mewah untuk ukurannya terlihat dari pandangan mereka.

"Kita sampai Naeun......!"

"Apa kau mau mampir dulu, oppa."

"Orang tuamu akan curiga jika aku datang, Naeun." Hembusan kasar keluar, menandakan sangat kesalnya gadis itu.

"Bahkan kau tak bisa mampir kerumahku, dan bertemu orang tuaku." Taemin hanya tersenyum mendengar gerutuan itu. Tanganya tergerak untuk menyentuh lembut pipi gadisnya

"Aku hanya tak mau, mereka mengatakan hal buruk tentangmu."

"Bukankah itu kenyataannya, oppa. Mereka benar jika mereka mengatakan aku memiliki dua kekasih atau mungkin mereka berfikir jauh dari kenyataan itu." Sangat sakit begitu mendengarnya, tapi ia harus bisa lebih bersabar mengahadapi kekasihnya ini.

"Aku janji ini tak akan lama, sayang. Percaya padaku, jangan fikirkan mereka, dan sekarang pulanglah aku akan mengamatimu dari sini."

"Baiklah jangan pergi sebelum aku masuk kedalam rumah."

"Arraso !" jawabnya sambil memandang langkah kekasihnya itu menjauh menuju pintu rumah yang berjarak sekitar seratus meter dari tempatnya berdiri, setelah melihat tubuh itu hilang dari pandangannya. Taemin berbalik dan berjalan lemas meningalkan tempat itu, mencari jarak yang lebih jauh untuk menenangkan hatinya setelah beberapa pertanyaan yang sudah ia dapatkan hari ini dari gadisnya, sekitar lima belas menit ia hanya berjalan tanpa berfikir tujuan, hingga ia mencapai tepi sebuah jalan, tubuhnya luruh bersamaan salju dan menyender pada pohon, ia kacau sekarang. Kenyataan hanyalah hal terpahit dalam hidup barunya, ia tak ingin kembali jika dengan keadaan seperti ini.

Path of CaesonreastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang