1. Mentahnya Aja

388 13 0
                                    


Ifa POV

Ketika kebanyakan orang membenci hari senin, tapi aku sangat menyukai hari ini, selain karena aktifitas kampus yang dimulai kembali (aku bukan penggila liburan) , juga karena hari senin itu salah satu hari dimana buku amal catatan manusia naik ke langit.
Hmmm meski aku bukan jebolan pondok pesantren, se-enggaknya aku termasuk orang yang menjaga puasa sunnah senin kamis.

Hari ini aku berangkat lebih awal, karena harus mampir dulu ke fotocopy-an dekat kampus untuk ambil tugas kuliah, akhir-akhir ini fotocopy-an memang selalu penuh sesak dengan mahasiswa dan mahasiswi, yaah dikarenakan memang lagi musim UAS sih. Dan yaa setelah hampir satu jam mengantri akhirnya Aku dapat terbebas dari fotocopy-an ini.

Dengan hati-hati kuseberangi jalan, berjalan lurus melewati gerbang Kampus, menyapa Pak Satpam yang sedang asyik di dalam ruang kebesarannya. Eiits jangan ngira Aku tipikal cewek ganjen yang suka beramah-ramah dengan sembarang orang ya, Ingat ini Pak Satpam-Pak Satpam bukan sembarangan orang.
Perjalanan menuju kelas memang lumayan jauh, harus melewati tempat parkir, lapangan, dua fakultas dan baru sampai fakultas tempatku menimba ilmu. Perjuangan masih berlanjut dengan menaiki berpuluh-puluh anak tangga, karena hari ini jadwal kelasku berada di
lantai 5.
Kuhirup oksigen sebanyak mungkin (efek naik tangga jadinya ngos-ngosan) dan disinilah Aku, dikelas yang masih kosong melompong.
Segera kuambil tempat duduk dan ku cek kembali tugas-tugasku.

"Iff.... Gimana tugasku??" Suara seseorang menghentikan aktifitasku.

"Beres !!". Kuacungkan jempol

"Habis berapa?" tanyanya Sambil sambil buka dompet

"Foto copy plus jilidnya lima belas ribu" . Kuserahkan nota pembayaran

"Nuhun yaa Iff,, nggak kurang lima belas ribu?" tanyanya sambil menyerahkan selembar sepuluh ribuan dan selembar lima ribuan.

"Buat kamu lima belas ribu aja deh, tapi plus semangkok bakso dan segelas es Teh."

Dia tertawa, sambil mengecek tugas-tugasnya yang telah kuselesaikan.

"Subhanallah super sekali" Gumamnya disertai tawa

Iya cowo ini yang biasa dipanggil Gus Fadil memang selalu minta bantuanku untuk mengerjakan tugas-tugas kampus. Alasannya simple, dia bilang nggak ada waktu.
Hello.. Bapak Kuliah tapi nggak ada waktu buat ngerjain tugas, Situ sehat? Apa memang menjadi seorang Gus itu sesibuk itu Ya?

"Mas bakso sama es Teh nya gimana nih?"

Dia tertawa, "Tak kasih mentahnya aja ya, kamu beli sendiri " mengeluarkan dompet lagi

"Tuh kan tebakanku benar! Ni cowo paling anti kalo di ajakin cewe makan, apalagi berdua, alasanya karena takut berkholwat. Lihat aja abis ini pun dia akan kabur keluar kelas, karena di dalam kelas ini Cuma ada kami berdua".

"Hahaha Bencanda kali Mas, aku tadi udah makan kok" Kilahku "Pas Sahur tadi maksudnya"

"Lhooh nggak apa-apa lho, ini beneran aku ikhlas" sahutnya sambil nyodorin selembar sepuluh ribuan.

Kuperhatikan selembar sepuluh ribuan ditangannya,
"Ini buat mahar kah?" tanyaku dan kupandanginya.
Sumvaah aku tahan tawa mati-matian, ekspresinya pas denger pertanyaanku itu lhoo Masya Allah banget.
Aku memang suka banget godain cowo satu ini, kenapa? Entah mungkin karena penasaran aja.

"Bu..buat beli bakso" jawabnya lirih

"whahahahaha Just Kidding Gus,, Pliiis Sellow , wajah kamu whahahah ,,Afwan.." mencoba meredakan tawa kugigit bibir dalamku.

Dia ikutan tertawa, "Ya udah aku keluar dulu ya, nanti kalau mau bakso bilang aja....."

"Mau traktir?" sahutku

"Iya, tapi mentahnya aja," Si dia Nyengir

Note: Hambar banget ya ceritaku? Maaf lagi belajar nulis (

RINDU YANG BERLALUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang