Sejak beberapa hari yang Iffa menginap di rumah kakaknya.
Setidaknya sekarang hatinya sudah sedikit lega. Apapun nanti kedepannya akan dia jalani dengan belajar ikhlas.
“Fa, masukin kubisnya gih, itu wortelnya udah mendidih”
Iffa mengikuti instruksi mba Nur.“Mba, jadi pinter masak ya”
Orang yang di puji hanya cengar-cengir sambil sesekali mengusap perut buncitnya.“Ini namanya berkah menikah Faa,, Makanya segera aja deh”
Iffa mencebiknya bibirnya, yang dibalas kekehan oleh kakaknya.
“Eh tolong di cicipi dong sayur sop nya, apakah kurang asin atau nggak, mbak lagi riweh ini”
Pagi ini mereka berdua memang sedang memasak sayur sop, perkedel goreng dan sambal terasi.
Pagi-pagi sekali mereka sudah berangkat ke pasar yang letaknya tidak terlalu jauh dari kompleks perumahan Nur.
“Kurang manis dikit mba”
“Tambahin gula kalau gitu”
“Nggak usah aja mba, nanti pas makannya sambil lihat muka aku aja”
“Yeee, dasar. Ya udah deh yang manis”
Berbeda dengan ucapannya, pada akhirnya Iffa tetap menambahkan gula pasir dalam sayur sopnya.Merasa udah matang Iffa mematikan kompor dan mengambil sayur sup dalam wadah.
Kemudian menyajikannya di atas meja makan.
“Mba, ada lagi yang perlu Iffa bantu?”
“Itu perkakas dapur yang kotor kamu taruh watafel, nanti dicuci abis selesai sarapan aja, iki perkedelya juga udah matang, oh iya itu sambelnya kamu uleg ya abis itu”
Dengan cekatan Iffa menhikuti instruksi kakaknya.
Ketika dia sibuk mengulek sambel, kakaknya bertanya “Bisa nguleg kan?”
“InsyaAllah bisa kok, mba duduk aja, siap-siap sarapan”
“Oke”
“Mba Nur biasanya kalau lagi ditinggal dinas Mas Farhan masak sendiri dan makan sendiri?”
“Iya doong, makanya kamu temenin mba”
“Mba nggak kesepian?”
“Hmmm, kalau jujur mba emang kesepian, tapi itu malah jadi tantangan buat mba. Gimana cara mba buat ngadepin kesepian kayak gini”
“Emang gimana mba caranya?”
“Hmm, ya yang pertama mba nyari kesibukan di rumah, ya berhubung Mas Farhan nggak ngebolehin mba kerja lagi, jadi ya mba nyibukin diri di rumah, misalnya ya tetap menjaga kebersihan dan kerapian rumah, bukan berarti mba full 24 jam cuma nyapu dan beberes lhoh ya”
Mereka menikmati sarapan hasil racikan duet maut mereka pagi ini.
“Terus, mba nyoba nimbrung gitu deh sama tetangga-tetangga, dengan catatan nggak terlalu sok dekat juga dek, jadi yang penting kita baikin dan kita kenalin semua tetangga ya minimal kalau ketemu tetangga satu komplek mba sapa mereka, nggak harus juga hafal nama tetangga satu lingkungan se-RT”
Pantesan tadi pagi ketika mereka ke pasar tetangga-tetangga sebelah semua pada ramah sama mereka berdua. Batin Iffa.
“Terus ya, kalau udah mentok nggak ada kerjaan ya mba hafalin itu isi Juz Amma. Kamu tahu sendiri kan gimana kemampuan mba dalam menghafal yang payah banget”. Jawabnya disertai kekehan.
KAMU SEDANG MEMBACA
RINDU YANG BERLALU
SpiritualSyaifa Nur Hasanah " Sesungguhnya bukan kamu yang membuatku takut, tapi hati ini yang kian sulit untuk kukendalikan". Muhammad El-Fadil Hidayat " Kenapa aku selalu ingin terus melihatmu? Padahal dengan pasti aku sudah tahu bahwa perasaan ini salah"...