5. RESEPSI #2

234 14 0
                                    

Fadil POV

Dari pagi suasana ndalem sudah benar-benar ramai, berbagai jenis kue basah nan kering saling unjuk di atas meja dengan dibalut bungkus yang indah tentunya.

Kenapa coba?

Baik akan aku jelaskan kenapa tiba-tiba suasana ndalem menjadi meriah seperti ini.

Hari ini tepatnya tanggal 25 Rajab, putra Pak Dhe dari keluarga Ibu menikah. Jadi sesuai dengan adat Jawa keluarga ku yang nanti otomatis akan bergabung dengan keluarga mempelai laki-laki menyiapkan seserahan untuk keluarga mempelai perempuan.

Baiklah cukup penjelasan dariku, brownies di depanku sedang menawarkan diri untuk ku cicipi.

Dan iya Rasanya Masyaallah .. Nikmat tuhan mana lagi yang Engkau dustakan?

Le.. cepet siap-siap sana to, makan nya diterusin nanti aja, udah siang lho ini

Enggeh Bu

Sendiko dawuh lah kalau si Emak sudah berkata.

###

Suasana haru biru ijab Kabul ternyata nggak sampai membuat hatiku berdebar, entahlah yang jelas aku merupakan salah satu spesies manusia yang anti Baper. Acara dilanjut dengan walimatul urs.

Baiklah kami sudah duduk berjajar layaknya pasukan yang hendak berperang, baju seragam, mulai dari kemeja batik, celana, sampai kopiyah pun seragam dengan seluruh keluarga mempelai pria.

Acara berjalan begitu lambat, dari sesi pembukaan, pembacaan ayat suci Al-Quran, sampai acra inti serah terima pengantin benar-benar sukses membuatku menguap puluhan kali.

Kenapa acara nikahan menjadi begitu membosankan coba? Belum lagi berbagai pertanyaan dari kerabat soal Kapan nyusul Gus ? yang pasti akan berakhir dengan menarwarkan calon istri.

Kalau di pikir-pikir memang sebagian besr dari keluarga besarku menemukan jodoh dengan jalan perjodohan sih ya, Kang Oziq yang tahun depan melaksanakan Sunnah rasul pun juga memantapkan hati pada si Eneng lewat jalan perjodohan.

Entahlah nanti bagaimanacaraku menemukan jodoh, enggak sengaja pas mancing di empang kah, atau ketemu di jalan kah, atau malah mengikuti tradisi perjodohan juga, Wallahhualam.

Di tengah perjuanganku menahan kantuk, terdapat pemandangan di depanku, apalagi bukan sesi foto-foto yang bisa dibilang alay bin lebay, entahlah gaya apa itu, eh tunggu gadis dengan gaun maron itu bukankah Dia

Ya Allah benar ternyata benar Dia, Tanpa sengaja bibir ini tertarik ke atas, sungguh gayanya benar-benar alay, ini orang meskipun suka ceplas-ceplos tapi gak pernah buat gerakan kayak gini kalo di kampus. Tapi sekarang?

Mungkin inilah sisi dia yang lain kali ya, kalo dilihat-lihat dia imut juga, bahkan gerombolan keponakanku yang duduk di sampingku dari tadi bisik-bisik membahas betapa imutnya dia.

Duh aku kok jadi gerah begini ya, okelah pura-pura nggak lihat aja kali ya, tapi sial ! Tanpa sengaja tatapna kami bertemu.

Aku yakin dia terkejut karena matanya yang sudah besar jad bertambah besar ketika menatapku.

Keterkejutannya tidak berlangsung lama, karena temannya segera menariknya turun dari pelaminan dan menuju ke meja makan.

Mie ayam jelas menjadi tujuan mereka. Entahlah kenapa gadis ini sangat suka dengan yang berbau mie.

Akhirnya Dia duduk di meja dan tak berapa lama temannya beranjak pergi.

Tanpa kusadari kaki ini melangkah ke arahnya

Kusodorkan saos sambel ke arahnya

Sukron Ust

Tanpa menjawab aku duduk di depannya.

Kamu bolos ya?

Aku lagi ngurus mega proyek kok

Refles aku tertawa

Mega Proyek?

Iya Mega Proyek. Proyek eksekusi mie ayam

Refles aku tertawa #lagi

Emang ketua kelas boleh ya bolos?

Enggak ngaruh kali, IPK ku gak bakalan turun kok gara-gara bolos sekali

Kenapa dari tadi aku tertawa mulu ya? Baiklah mungkin karena miris keinget IPK ku kali ya, gadis di depanku ini selalu dapat IPK terbaik sekelas.

Kamu ngapain Ust disini? Mega proyek apaan? Di sini? Tanyanya

Iya ini Mega Proyeknya, di sini

Kulihat dia bengong.

Kamu temennya Ratna? Tanyaku

Iyap

Mie ayamnya enak banget ya? Lahap banget makanya

Dia memutar matanya kearahku

Mau makan kamu juga masih haram, terus aku harus gimana?

Hah?? Apa katanya? Baiklah kali ini di benar-benar lucu dan tawaku benar-benar lepas tanpa bisa ditahan.

Fadil Le, kesini kita foto keluarga dulu Sendiko dawuh panggilan Emak menggema

Enggeh Buk,,,

Baiklah aku harus pergi

Aku tinggal dulu ya If.. pelan-pelan makannya, nanti kalo udah

Habis aku rela gantiin kok

Kali ini sepertinya dia terkejut dengan basa-basiku dan dia langsung menoleh

Gantiin Apa?

Dan ya Aku bakal nggak bisa jawab pertanyaannya kali ini. Dengan senyum aku pergi meninggalkannya dan mie ayamnya.

Tanpa berani menoleh ke arahnya aku terus berjalan menuju pelaminan dan menyelesaikan sesi foto-foto. Meskipun dari tadi kepala dan teligaku benar-benar terasa panas dan seperti terbakar.

Dan sialnya Adik Bungsuku sepertinya melihat interaksiku dengannya tadi, dan sekarang dia sedangmenggodaku habis-habisan.

Dan Aku hanya bisa bilang bahwa kami hanya teman.

NB. Duh ini si Fadil kok kesannya PHP gitu ya,, Jahat banget sih kamu Mas Fadil :-D

RINDU YANG BERLALUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang