2023.11

928 126 25
                                    

"Hey, Jimin! Kesinilah!"

Sudah 2 bulan Seulgi menetap di Busan, aroma laut yang tadinya tercium terlalu mencolok sekarang sudah jadi nafasnya sehari-hari.

Masih menetap di rumah keluarga Hoseok, Seulgi semakin tak terpisahkan dengan Wendy. Melihatnya bagaimana wanita itu bisa romantis dengan sang suami sekaligus menjadi ibu yang sangat penyayang bagi Seokwoo, membuat Seulgi tersadar betapa masa lalu bukanlah hal utama sekarang. Tak peduli betapa Wendy menyukai Taehyung dulu, bagaimanapun juga jodohnya adalah Hoseok.

Dan wanita itu harus perlahan menyukai suaminya itu ketika suatu malam pria itu mengajaknya membuka lembaran baru untuknya.

"Kenapa, noona?"

Suami istri itu terlihat sangat bahagia.

Suatu malam ketika baru saja Wendy mengantar sang anak tidur lalu segera bergabung dengan Jimin dan Seulgi yang bercengkrama di ruang keluarga, sebuah ketukan pintu terdengar dari pintu depan. Berada paling dekat dengan pintu, Jimin berinisiatif untuk berdiri justru kalah dengan Wendy yang sudah berlari menggapai gagang pintu dan tiba-tiba saja memeluk sosok itu.

Suaminya.

"Inilah kenapa aku ingin cepat berkeluarga, Jim. Seorang ayah akan selalu merindukan rumah, anak dan istrinya. Rasanya juga semangat kerjamu akan meningkat drastis, bahagia rasanya mengingat kerjamu saat ini untuk memperjuangkan penghuni rumah."

"ARGHH NOONA KENAPA KAU MELAKUKAN INI???"

Suatu pagi yang damai setelah Seokwoo berangkat, sebuah hasrat aneh yang menggelitik Wendy dari dalam tubuhnya.

Rambut Jimin yang berkibar lebih panjang dari rambut suaminya, tiba-tiba ingin rasanya Wendy menyusupkan jari diantaranya Alhasil, setelah sarapan dia panggil pemuda itu dan justru berakhir menariknya kuat-kuat.

"Wendy, berhenti! Jimin kesakitan!"

Panik menyaksikan sang istri yang tiba-tiba beringas, sontak membuat Hoseok bangkit dari kursinya untuk memisahkan mereka berdua. Begitu pula dengan Seulgi.

"Ups, maaf." Wendy akhirnya menghentikan aksinya, sampai rasanya separuh rambut Jimin sudah berhasil dia tarik dari akarnya. Membuat wajah pria itu merah padam kesakitan, Wendy justru puas bukan main. "Kurasa aku mengidam."

"WHATTT??"

Dibalik semua kericuhan, selalu ada satu pihak yang tak tahu apa yang sebenarnya terjadi.

"Wendy noona kenapa?" Tanya Jimin polos, masih mengusap kepalanya.

Kesal, Hoseok meninju lengannya sebal. "Istriku hamil, bodoh." Kembali ke berita bahagianya, digenggamnya tangan sang istri erat-erat. "Tapi benar 'kan? Kau sudah test?"

"Yup." Melihat wajah sumringah sang suami, membuat moodnya ikut naik. Mungkin ini kenapa dia sangat merindukan Hoseok meski dia hanya pergi seminggu ke Seoul sementara sebelum-sebelumnya dia tak masalah ditinggal Hoseok pergi sampai berbulan-bulan.

"Ya ampun, Seokwoo akan jadi kakak.." Semuanya sempurna sekarang. Wendy, Seokwoo.. dan calon adiknya, Hoseok bersumpah sekarang hidupnya semakin komplit.

"Hyung tidak perlu menangis tahu. Jelek sekali bibirm-- AWW!!"

"Diamlah kalau tidak mau rambutmu ditarik lagi oleh Wendy." Sikutan keras Seulgi akhirnya membungkam pria itu. Momen ini terlalu bersejarah untuk dihancurkan oleh ucapan kacau Jimin.

The Architect and ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang