2023.12 [END]

1.3K 137 71
                                    

Sebulan yang memusingkan Kang Seulgi.

Persis sejak lamaran Jimin, Wendy dan Hoseok kompak membuat larangan untuk tidak berinteraksi lebih dekat lagi dengan Jimin. Alhasil, setiap malam Seulgi tidur bertiga dengan Seokwoo dan Wendy sementara Jimin dengan Hoseok. Meski gatal sekali bagi Seulgi untuk tidak mengatai mereka homo yang pastinya akan menimbulkan tanya bagi bocah inosen 8 tahun itu.

Terlalu dini bagi Seokwoo untuk mengenal arti kata itu, batin Seulgi.

Tak hanya dalam pembagian kamar, Seulgi bahkan dibatasi bicara dengan Jimin oleh sepasang suami istri itu. 

Jadilah semakin frustasi wanita itu.

Dan sekarang, Seulgi hanya bisa berharap hari USG Wendy segera datang.


"Aku USG dulu dengan Hoseok, kami pulang sekalian menjemput Seokwoo." Wanita itu sudah di daun pintu mobil yet masih menceramahi Jimin dan Seulgi. "Kumohon tetap berinteraksi sesuai aturan." 

Seulgi hanya membalas wajah cemas sobatnya itu dengan mengangguk tanpa ekspresi. "Iya, Nyonya. Hati-hati dijalan!"

Masih dapat terlihat betapa khawatirnya Wendy dan Hoseok meninggalkan mereka berdua, mengingat wajah Wendy sampai menempel di jendela untuk melihat mereka dan Hoseok yang menyetir super pelan. Akhirnya laju mobil sedan itu kembali normal begitu Jimin berinisiatif mengibaskan tangannya, menyuruh suami istri itu pergi. 


"Kenapa mereka cemas sekali sih?" Selepas perginya sedan hitam itu, Seulgi menautkan jemarinya dengan Jimin dan menatap wajahnya.

Merindukan sentuhan Seulgi, Jimin tak bisa menahan bibirnya membentuk senyum. "Entah."

"Apa jangan-jangan Seokwoo itu hasil kecelakaan ya?"

"Hush. Jahat sekali pikirmu. Hoseok hyung tak mungkin begitu."

"Tapi tetap saja.." 

Gemas melihat wajah bingung Seulgi, ditangkupnya pipi gembul wanita itu dengan kedua tangannya. "Aku merindukanmu. Sangat." 

Dikecupnya bibir manis Kang Seulgi, menghasilkan reaksi senyuman lebar dari wanita itu.

*******

"Kapan kita punya rumah sendiri sih?"

"Ya nanti setelah kita menikah. Apartemenku di Seoul bagaimana?"

"Kalau masih belum punya anak sih oke. Kalau anak pertama kita sudah lahir, dirumahku saja. Kan ada halamannya jadi baik untuk pertumbuhan."

"Rumahmu kan sudah dijual."

"Makanya itu fungsi pertamamu sebagai suamiku adalah membelinya kembali."

Sepeninggal Wendy dan Hoseok, keduanya segera berlari menuju kamar utama. Merebahkan tubuh mereka yang seolah kena lem dan saling berpelukan.

"Ayo bicara soal konsep pernikahan, Seul!"

"Sudahlah. Yang penting operasimu dulu."

"Aku 'kan cuma operasi kecil. Sejam juga selesai."

"Berarti aku tidak usah menelpon ya?"

The Architect and ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang