Bab. 2

1.1K 46 0
                                    

Wanita yang berbaju putih berbisik, "Xiao Qing, pria ini benar-benar sopan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Wanita yang berbaju putih berbisik, "Xiao Qing, pria ini benar-benar sopan. Kita beruntung dapat menumpang di kapal ini, tetapi rasanya tidak sopan bila kita tidak mengetahui namanya."

Xiao Qing mengangguk, dan berkata. "Aku akan menanyakannya."

Ia lalu berpaling ke arah Xu Xian. "Maaf, kami belum mengetahui nama Tuan. Sungguh tidak pantas bila kami tidak mengetahuinya, padahal Tuan telah menyelamatkan kami di saat badai."

Barulah kemudian Xu Xian berani mengangkat kepalanya dan menjawab sambil tersenyum, "Oh, jangan hendaknya saya dikenang sebagai 'Penyelamat di Saat Badai'. Nama saya Xu Xian."

"Ah, Xu Xian. Apakah Tuan berasal dari daerah ini?"

"Ya, saya berasal dari Qian Tang."

"Apakah orangtua Tuan masih hidup?"

"Tidak, saya yatim piatu. Sesungguhnya saya baru pulang dari mengunjungi makam mereka."

"Apakah Tuan memiliki saudara laki-laki?"

"Tidak, saya hanya memiliki seorang kakak wanita."

Ketika mereka berbicara, Xu Xian melihat ke arah wanita yang satunya, yang berbaju putih. Ia memiliki bentuk tubuh yang sangat indah dan sepasang mata elok yang bersinar tajam. Rambutnya yang berhias bulu burung digelung berbentuk sanggul, tidak dibiarkan tergerai, sehingga terlindung dari air hujan.

Adapun Xiao Qing, walaupun berpenampilan seperti petani, ia tampak terpelajar. Berbeda dengan teman seperjalanannya, gadis itu memiliki wajah bulat telur dan murah senyum. Ia juga lebih banyak berbicara dan tidak henti-hentinya mengajukan pertanyaan kepada Xu Xian.

"Apa pekerjaan Tuan?"

"Saya bekerja di bagian keuangan di sebuah toko obat."

"Berapa usia Tuan?"

"Dua puluh tahun," jawab Xu Xian tanpa merasa terganggu dengan pertanyaan Xiao Qing yang bertubi-tubi.

Mendengar jawaban ini, Xiao Qing menjawab, "Kalau begitu usia Tuan kira-kira sama dengan usia kakak saya ini.Usia Tuan dua puluh tahun. Pasti Tuan sudah menikah. Berapa usia istri Tuan?"

"Sekalipun usia saya sudah dua puluh tahun, hidup saya masih tergantung pada kakak dan suaminya, bahkan tinggal serumah dengan mereka. Jadi bagaimana mungkin saya menikah!" jawab Xu Xian dengan mata bersinar.

Xiao Qing berpaling ke arah saudaranya yang menunduk malu memandang pakaiannya yang basah.

"Kakak saya tidak tahu apa yang harus ia katakan. Apakah Tuan ingin menanyakan sesuatu kepadanya?"

"Ya," jawab Xu Xian.

"Siapa namanya?" tanyanya tanpa berpikir panjang, tak tahu apa yang harus ia tanyakan. Yang ditanya melirik dan tersenyum.

Namun Xiao Qing tidak memberi kesempatan kepada saudaranya untuk menjawab.

"Namanya Bai Shu-zhen. Kami berasal dari Sizhou dan majikan kami adalah pemimpin Chuzhou.

Legenda Ular Putih (White Snake Legend) - Zhang Hen ShuiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang