Bab. 20 (TAMAT)

1.1K 35 3
                                    

Sementara itu, Xiao Qing memutuskan untuk mengungsi dan bersembunyi di suatu pulau yang sepi, disuatu tempat yang tak berpenghuni

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sementara itu, Xiao Qing memutuskan untuk mengungsi dan bersembunyi di suatu pulau yang sepi, disuatu tempat yang tak berpenghuni. Di sana tak ada makhluk halus maupun kaki tangan Fa Hai.

Ia lalu pergi menyusuri pantai Laut Cina Timur.
Sejauh-jauh mata memandang, yang terlihat hanyalah ombak yang bergulung-gulung di tepi pantai. Di atas permukaan laut burung-burung camar putih terlihat beterbangan.

Xiao Qing menyempatkan diri melihat berkeliling saat ia mengendarai awan. Beberapa pulau yang dilihatnya tampak terlalu besar sebagai tempat persembunyian, sementara yang lain terlalu kecil sehingga mudah ditelan ombak dan badai. Syukurlah bahwa pada akhirnya ia menemukan sebuah pulau yang agak terpencil. Tempat itu ditumbuhi hutan hijau yang lebat dan diselimuti bunga-bunga yang indah. Di sana juga terdapat tiga buah gunung. Satu di antara ketiga gunung itu tingginya sekitar seratus meter.
Xiao Qing menyebutnya Pagoda Puncak Guntur.

Setelah melatih diri dan mencoba ilmu sihirnya terhadap ketiga gunung ini, ia berniat menuntut balas dan membebaskan Bai Su-zhen.

Satu atau dua tahun kemudian, Xiao Qing berdiri di tepi pantai memegang dua bilah pedang.

"Tebas gunung itu!" teriaknya seraya melempar kedua pedangnya ke udara.

Matanya memandang ke gunung kecil didepannya. Hatinya kecewa, sebab pedangnya kembali ke sarungnya, gunung itu tetap diam tak bergeming, utuh tak terbelah.

Delapan tahun kemudian, Xiao Qing berdiri di tempat yang sama. Ia kembali berteriak.

"Tebas gunung itu!"

Maka dilihatnya gunung itu terpotong oleh pedangnya sehingga tingginya berkurang.

Bertahun-tahun kemudian, Xiao Qing berhasil memotong puncak gunung itu. Pecahannya menyebar menjadi serpihan-serpihan kecil. Pada saat itulah ia merasa yakin dapat menghancurkan Pagoda Puncak Guntur. Agar lebih aman, ia memutuskan untuk berlatih lagi.

Beberapa puluh tahun kemudian, ia bahkan berhasil menghilangkan gunung itu. Xiao Qing semakin yakin bahwa ia dapat menghancurkan pagoda tempat Bai Su-zhen dikurung dan
mengalahkan para makhluk halus yang menjaganya, sekaligus melenyapkan Fa Hai.

Maka terbanglah Xiao Qing mengendarai angin ke mulut Sungai Chang Jiang.

Ia harus bertindak sangat hati-hati, karena tahu jalan menuju pagoda dijaga ketat oleh para peri yang kekuatannya tak dapat diabaikan. Ia berharap, setelah melihat kehebatan ilmunya, mereka akan merasa gentar dan
mengundurkan diri, tanpa bertempur.

Ketika ia sedang sibuk berpikir, dua tubuh muncul dari dalam danau. Mereka adalah Ma Zi-hou dan Li Ben-liang.

"Lama sekali kita tak bertemu," ucap mereka sambil memberi hormat kepada Xiao Qing.

"Tiba saatnya kita harus menghancurkan Pagoda Puncak Guntur. Aku datang untuk memanggil kalian agar kalian segera membentuk pasukan," kata Xiao Qing.

Legenda Ular Putih (White Snake Legend) - Zhang Hen ShuiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang