Bab. 5

831 32 0
                                    

Pada hari setelah pernikahan, matahari bersinar cerah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pada hari setelah pernikahan, matahari bersinar cerah. Xu Xian terbangun. Dari tempat tidur ia melihat Bai Su-zhen sedang duduk di depan meja hias menyisir rambut. Pada saat itu, matahari menyinari dinding putih bagian barat. Di sebelah dinding terdapat bunga-bunga indah dan dedaunan yang hijau segar. Betapa indah pemandangan yang dilihatnya.

"Pemandangan sangat indah, bukan?" kata Bai Su-zhen sambil memandang ke luar jendela.
"Aku tidak melihatnya. Aku sedang asyik memperhatikanmu menyisir rambut. Dan itu jauh lebih indah dari pemandangan di luar."
"Selama ribuan tahun, tak terhitung banyaknya pujangga menulis puisi tentang wanita yang menyisir rambutnya."
"Aku tidak bicara soal puisi dan pujangga. Aku hanya senang melihatmu menyisir rambut."
"Benarkah? Jika kau mau, aku akan mengubah tata rambutku. Bagaimana pendapatmu?"
"Aku suka semua tata rambut yang kau pilih."
"Ini adalah kata-kata suami yang mencintai istrinya. Mudah-mudahan kau selalu demikian kepadaku."
"Aku bersumpah akan selalu menyayangimu," kata Xu Xian bersungguh-sungguh.
"Tak perlu bersumpah. Aku percaya. Bagaimana kalau rambutku disanggul saja?"
"Bagus. Aku ingin melihat bagaimana kau
mengatur rambut," kata Xu Xian sambil bangkit dari tempat tidur.
"Nah, lihatlah kemari...begini caranya." Bai Su-zhen lalu mengangkat dan menekuk rambutnya ke atas dengan rapi.
Xu Xian yang berdiri di sebelahnya berkata. "Indah sekali."

Keduanya lalu tertawa gembira.
"Ya, memang indah. Tetapi pada musim panas seperti ini, biasanya orang tidak memakai tusuk konde dari tulang. Aku akan mencari bunga-bunga berwarna merah untuk hiasan rambutku," kata Bai Su-zhen.
"Bagaimana kalau aku yang memetiknya
untukmu?" usul Xu Xian.
"Baiklah. Aku akan menemanimu memetik bunga."
Xu Xian berjalan ke luar, lalu memetik tiga kuntum bunga dan memberikannya kepada Bai Su-zhen. "Apakah bunga-bunga ini cocok untuk rambutmu?"
"Ya. Tetapi masih ada tugas lain untukmu. Tolong atur bunga ini di sanggulku."
Xu Xian memandang rambut istrinya dan
tersenyum. "Inilah tugas yang sangat kusukai.
Tunggu Aku harus tahu di mana sebaiknya bunga-bunga ini kutancapkan. Aku tidak ingin merusak rambutmu."
Bai Su-zhen tersenyum lembut dan membiarkan Xu Xian berjalan mengitarinya. Setelah berpikir sejenak, Xu Xian lalu memasang sekuntum pada sisi kiri sanggul Bai Su-zhen, sekuntum lagi pada sisi kanannya, sedangkan kuntum bunga ketiga tepat di tengah-tengah sanggul. Lalu ia berdiri di belakang istrinya untuk menilai hasilnya.
Pada waktu yang sama Xiao Qing datang membawa teh. Ia tersenyum gembira melihat pemandangan yang mengasyikkan itu. Setelah meletakkan teh di atas meja, ia berjalan ke luar.
"Adik Xiao Qing," kata Xu Xian. "Jangan pergi.
Bagaimana pendapatmu tentang bunga-bunga ini?"
"Maksudmu bunga di rambut Bai Su-zhen?" tanya Xiao Qing. "Tentu saja sangat indah."
Lalu ia pergi meninggalkan mereka berdua kembali, duduk berdampingan sambil menikmati teh.
Bai Su-zhen tiba-tiba tersenyum.
"Mengapa engkau tersenyum?" tanya Xu Xian.
"Aku geli melihat caramu memandangku!"
"Karena engkau sangat cantik. Hari pertama cutiku telah kita lewatkan dalam kesibukan. Hanya tinggal hari ini dan esok sajalah aku dapat menikmati kehadiranmu di sampingku."
"Jadi, setelah tiga hari, engkau harus kembali bekerja?"
"Tentu saja."
Bai Su-zhen berpikir sebentar dan berkata. "Dalam setahun paling banyak engkau mendapatkan dua ribu tail. Dengan gaji sekecil itu, tidak seharusnya kau merasa terikat pada pekerjaanmu. Ayahku banyak menabung selama hidupnya. Peninggalannya cukup banyak untuk kita berdua selama delapan hingga sepuluh tahun. Engkau sebaiknya berhenti bekerja dari toko itu."
"Engkau sangat baik hati, Sayangku," kata Xu Xian. "Tetapi seorang pria tidak bisa duduk bermalas-malasan sepanjang tahun tanpa bekerja."
"Ya, aku tahu. Tetapi, tidaklah bijaksana bila engkau terus bekerja di toko dengan gaji sekecil itu. Kita masih mempunyai dua hari untuk memikirkannya. Jadi kau tidak perlu khawatir."

Legenda Ular Putih (White Snake Legend) - Zhang Hen ShuiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang