Bab. 14

462 20 1
                                    

Di bawah langit berbintang, Bai Su-zhen dan Xiao Qing tampak sibuk membicarakan kejadian yang mereka alami dan menyusun rencana selanjutnya.

"Kejadian sore tadi sungguh memalukan.

Sebaiknya besok kita memanggil Manusia Air untuk menghabisi nyawa semua pendeta di biara itu. Kita baru akan berhenti kalau Xu Xian telah berhasil ditemukan," kata Xiao Qing.

Bai Su-zhen tidak segera memberikan jawaban. Beberapa saat kemudian barulah ia berkata, "Panggil Ma Zi-hou dan Li Ben-liang ke sini. Aku ingin bicara dengan mereka."

Xiao Qing segera keluar melaksanakan perintah kakaknya.

Begitu berhadapan dengan Bai Su-zhen, keduanya membungkuk hormat dan menanyakan apa yang harus mereka lakukan.
Bai Su-zhen berdiri, dan dengan nada bersungguh-sungguh ia berkata, "Besok, pagi-pagi sekali, tutuplah toko untuk sementara waktu. Cepatlah pergi ke mulut sungai Chang Jiang dan kumpulkan seluruh kekuatan yang telah berlatih selama enam ratus tahun terakhir. Lalu kembalilah ke sini untuk menerima perintahku. Xiao Qing tentu sudah bercerita tentang perlakuan Fa Hai kepadaku. Jelaskan kejadian ini kepada Manusia Air."
(Manusia Air adalah makhluk halus yang tinggal di dalam air dan bertugas menjaga bumi.)
"Kami telah mendengar tentang keangkuhan Fa Hai," kata Ma Zi hou. "Satu-satunya cara untuk menghadapi orang seperti dia ialah dengan menghancurkan biaranya, dan membuatnya memohon ampun kepada kita."
Li Ben-liang menambahkan, "Bila seluruh tentara telah dikerahkan, saya yakin kita dapat mengalahkan musuh-musuh kita agar mereka dapat merasakan pembalasan kita."
"Engkau sangat berani, dan terima kasih atas bantuanmu," kata Bai Su-zhen hangat. "Namun,sebaiknya kalian jangan bertindak kejam, dan jangan lupa untuk senantiasa menaati perintahku. Tetapi kalian juga harus segera beristirahat. Karena pada waktu matahari terbit esok pagi, kalian sudah harus berada di sungai Chang Jiang. Temui aku tengah hari."
Bai Su-zhen dan Xiao Qing kemudian berganti baju dengan warna putih dan hijau. Dengan menyandang dua bilah pedang, mereka mulai menyelidiki sungai Chang Jiang.
Di bagian timur, mereka melihat secercah cahaya putih yang berkilauan. Bai Su-zhen mengucapkan mantra-mantra untuk mencari tempat Roh Bumi.
Tiba-tiba muncul sekitar tiga puluh orang tua.

Bai Su-zhen segera menyambutnya.
"Besok sore, sungai Chang Jiang akan membanjiri biara Gunung Emas. Namun, rakyat di sini tidak bersalah. Karena itu, kumpulkan makhluk-makhluk halus untuk membuat dua jalan agar penduduk yang tinggal di dekat sungai dapat menyelamatkan diri."
Para makhluk halus itu mengetahui besarnya kekuatan sihir Bai Su-zhen. Mereka tidak berani membantah ataupun bertanya. Semuanya menyetujui siasat yang diambil oleh Bai Su-zhen.
"Sebelum banjir datang, aku akan berteriak 'Bangun' dari bawah biara. Begitu mendengar aba-abaku, Kalian harus bekerja. Jangan ceritakan rencana ini kepada siapa pun. Sekarang kalian boleh pergi."

Esoknya, tepat pada tengah hari Bai Su-zhen dan Xiao Qing tiba di gerbang Biara Gunung Emas, untuk mendengar jawaban Fa Hai. Mereka melihat pintu biara sudah rusak. Tidak ada seorang pun di sana.
Halaman biara benar-benar kosong. Patung tanah liat yang terletak di pintu gerbang seakan-akan meringis mengejek mereka, sementara empat serdadu Budha disekitar gerbang memandang mereka dengan bengis.
"Di mana Fa Hai?" tanya Bai Su-zhen.
Seorang pendeta berlari menghampiri mereka dan berkata,"Telah kami katakan bahwa Xu Xian tak akan pernah kami serahkan kembali kepadamu. Tak ada gunanya kalian datang dan menanyakannya lagi."
"Siapa pun boleh masuk ke dalam biara. Jadi mengapa kau melarangku?" tanya Bai Su-zhen sambil melangkah ke dalam biara.
Saat itu Fa Hai berada di dalam biara bersama empat pendeta pengawalnya, masing-masing dua orang di sisi kiri dan kanannya. Tangannya menunjuk kepada Bai Su-zhen dan Xiao Qing, ketika dilihatnya kedua wanita itu terus saja berjalan.
Maksudnya ialah agar keduanya tidak dapat maju lebih jauh.
"Tuan," kata Bai Su-zhen sambil mengangguk memberi hormat kepada Fa Hai. "Waktunya telah tiba. Apakah engkau akan membebaskan Xu Xian atau tidak?"
"Seperti kukatakan kemarin, Xu Xian akan menjadi pendeta. Jadi ia tidak boleh meninggalkan tempat ini. Pergilah," jawab Fa Hai dengan tegas.
"Ini akan berakibat buruk bagimu," kata Bai Su-zhen memperingatkan.
Fa Hai menyeringai. "Kau sudah selesai berbicara? Tinggalkan tempat ini. Aku sudah tidak sabar lagi."
Bai Su-zhen tertawa menghina sambil menghunus pedangnya.

Legenda Ular Putih (White Snake Legend) - Zhang Hen ShuiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang