Bab. 4

814 43 0
                                    

Kemudian Xu Xian diajak ke bagian timur rumah itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kemudian Xu Xian diajak ke bagian timur rumah itu. Di ruangan ini, lilin sudah dinyalakan dalam dua buah tempat lilin yang besar. Meja makan diatur untuk tiga orang. Ada sebuah kursi besar bersandaran di ujung meja.
"Tuan Xu, silakan duduk di ujung meja," kata Bai Su-zhen. "Adik saya akan duduk di sebelah kananmu, dan saya di sebelah kirimu."
Setelah mereka duduk, seorang pelayan wanita datang. Xu Xian sekilas memperhatikan peralatan makan, seluruhnya terbuat dari bahan porselin pilihan. Namun, ia tidak dapat melihat piring makan.
Xiao Qing menuangkan anggur dari sebuah tempat anggur yang sangat indah.
"Cangkir ini terlalu besar. Saya hanya minum sedikit," kata Xu Xian cepat-cepat.
Sambil memandang Bai Su-zhen penuh arti, Xiao Qing menjawab, "Anda harus minum lebih banyak. Kami sengaja membuatnya kemarin untuk menyambut kedatangan Anda, yang sepantasnya kami rayakan."
"Tetapi, saya harus bangun pagi-pagi sekali. Kalau saya mabuk, saya akan terlambat datang di tempat kerja. Apa yang harus saya katakan kepada majikan?" sanggah Xu Xian.
"Tuan Xu benar," kata Bai Su-zhen. "Minumlah sebanyak Anda suka."

Kemudian ia mengangkat gelasnya kearah Xu Xian. "Untuk kesehatan Anda, Tuan Xu. Dan terima kasih untuk segala kebaikan dan bantuan Anda kemarin. Tanpa payung, mudah-mudahan Anda tidak demam."
Xu Xian meneguk anggurnya dan tersenyum, "Sama sekali tidak."
"Apakah toko Anda masih sibuk sekarang ini?"
"Ya, Kami tidak mempunyai cukup banyak waktu untuk beristirahat."
"Pasti gaji Anda besar," kata Bai Su-zhen ingin tahu.
"Sebaliknya. Gaji saya sedang-sedang saja."
"Kalau begitu, sebaiknya Anda membuka toko sendiri."
"Tampaknya Anda kurang dapat memahami betapa sulitnya mencari uang saat ini!" keluh Xu Xian. "Saya telah bekerja dengan baik, dan tidak pernah membuat gusar majikan. Namun, dari mana saya dapat memperoleh uang cukup sebagai modal?"
"Yah! Siapa tahu ada seseorang yang bersedia membantu."
Xiao Qing menoleh kepada Bai Su-zhen, dan berkata, "Tuan Xu, silakan ambil sendiri makanan dan minumannya. Masih banyak waktu untuk berpikir, dari mana Anda dapat memperoleh uang itu."
"Mudah-mudahan," jawab Xu Xian.
"Pertolongan Anda kemarin sungguh sangat..." kata Bai Su-zhen dengan bimbang.
"...sangat kebetulan" sambung Xiao Qing.
Xu Xian tak berani menafsirkan kata-kata mereka.
Ia memusatkan perhatiannya kepada minumannya.
Sekilas dipandangnya wajah kedua wanita itu, namun ia belum juga menemukan jawaban yang dicarinya.
Bai Su-zhen berkata, "Tuan Xu, apa yang paling membahagiakan Anda?"
"Menurut pendapat saya, tidak ada yang paling menyenangkan selain bercakap-cakap dengan kawan-kawan. Bagaimana dengan Anda?"
Bai Su-zhen ragu-ragu sebentar. Sambil memainkan sumpitnya, ia tersenyum sedikit. "Teh sudah menjadi dingin," katanya.

"Biar saya buatkan seteko lagi yang hangat. Xiao Qing akan menemani Anda berbincang-bincang."
Kemudian ia bangkit dari kursinya dan berjalan ke pintu keluar sambil tersenyum penuh arti kepada Xiao Qing.

Melihat isyarat Bai Su-zhen, Xiao Qing lalu berkata, "Anggurnya hampir habis. Saya akan mengambilnya lagi."
"Sudahlah. Di sini pun masih banyak," kata Xu Xian.
Xiao Qing mengambil guci anggur, tertawa dan berjalan ke luar.

"Jangan khawatir, Anda tidak akan mabuk," katanya.
Di luar ruangan, Xiao Qing bertemu dengan Bai Su-zhen yang memang sedang menunggunya.

Ia menyapa Bai Su-zhen dengan wajah menggoda, "Apakah Tuan Xu harus segera diusir?"

Legenda Ular Putih (White Snake Legend) - Zhang Hen ShuiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang