Hai kak Melody....

1.2K 180 58
                                    

Kak Frieska membawaku kesebuah rumah sederhana yang di dominasi oleh warna putih. Ya, aku akhirnya memutuskan untuk mengikuti permintaannya. Menurutku tak ada salahnya aku menemuinya untuk yang terakhir kalinya sebelum akhirnya aku benar benar menutup rapat hatiku untuknya.

"Yuk masuk dek"

Aku mengekorinya dari belakang, melihat kesekeliling rumah yang sangat sepi.

"Ada orang kak? Kok sepi banget?"

"Ada dek, ada kak Dylan kok."

"Assalamualaikum"

Kak Frieska mengetuk pintu rumah yang tertutup sambil memberikan salam. Tak lama pintu terbuka oleh seorang anak kecil yang cantik. Ini pasti Nabilah kecil.

"Hei sayang, ayah mana?"

Tanya kak Frieska

"Ada di dalem tante."

"Itu ayah"

Tunjuk Nabilah kecil dan tak lama kak Dylan menghampiri kami yang masih berdiri di depan rumah.

"Ehh kamu Fries"

"Iya kak"

"Nabilah?"

"Hai kak"

"Syukurlah akhirnya kamu mau kesini dek."

Kak Dylan menyuruh aku dan kak Frieska untuk masuk kedalam. Nabilah kecil sedang bermain dengan boneka bonekanya dengan riang.

"Hei udah cium tangan belum sama tante yang waktu itu?"

Tanya kak Dylan.
Nabilah kecil menggeleng kemudian menghampiriku dan memperhatikan wajahku dengan seksama. Mungkin ia lupa siapa aku.

"Hallo anak cantik, masih ingat gak sama aku?"

Ia tak menjawab namun langsung mengambil tanganku untuk ia cium.

®®®®®®

"Kamu mungkin udah denger ceritanya dari Frieska ya dek?"

Kini aku dan kak Dylan sedang berbincang di ruang tamu, sementara kak Frieska sedang menidurkan Nabilah kecil di kamarnya.

"Sebenernya ada apa sama kak Melody?"

"Melody mencari cari kamu, dia tanya sana sini tapi selalu gagal. Waktu itu kerjaannya cuma nangis, mengurung dirinya di kamar."

Kak Dylan menjeda ucapannya, menarik napasnya sebentar kemudian melanjutkannya kembali.

"Mamahnya Melody tiba tiba menghubungi aku waktu itu, dia minta aku untuk menikah dengan Melody dengan harapan Melody bisa lupa sama kamu. Waktu itu keadaannya belum seperti ini, ia masih mau berbicara dengan orang lain. Dan dengan putus asa akhirnya Melody mau menerima pinangan aku. Tapi, seiring berjalanannya waktu, dan bahkan saat dirinya tau bahwa ia hamil, dia marah besar sama aku. Dia memang pada saat itu tidak pernah menolak untuk berhubungan intim, lebih tepatnya ia terpaksa melakukannya. Hingga suatu hari dia mendapat kenyataan kalau dirinya hamil, Melody kembali berubah. Jangankan untuk tidur satu ranjang denganku, hanya mendengar langkah kaki ku saja ia menjadi sangat murka."

"Pada saat itu, dia berusaha untuk menggugurkan kandungannya, berbagai upaya untuk bunuh diri pernah ia lakukan. Hingga akhirnya ia berhasil melahirkan Nabilah. Syukurnya Nabilah dapat terlahir dengan selamat. Setelah Melody melahirkan, keadaannya menjadi semakin parah. Dia selalu memanggil manggil nama kamu, hanya nama kamu dek yang selalu dia sebut. Hanya satu permintaan Melody saat itu, ia menginginkan anaknya dinamai seperti nama kamu. Aku tanya apa alasannya menginginkan ia menamai anaknya seperti nama kamu. Jawabannya pada saat itu adalah karena ia ingin memiliki kamu seutuhnya dan ia hanya menginginkan Nabilah disisinya. Sejak saat itu aku sadar dek, gak ada sedikitpun nama aku tersemat dihatinya. Hanya kamu dek, hanya kamu pemilik seluruh hatinya. Pada awalnya Melody sangat menyanyangi Nabilah, senyumnya selalu terkembang saat ia melihat wajah mungil Nabilah yang berada dalam dekapannya, kamu tau? Melody selalu mengucapkan kata maaf saat mengendong Nabilah. Tapi akhirnya ia sadar, bahwa itu bukan kamu. Dia marah, dia menjadi sangat benci terhadap aku dan anaknya sendiri. Melody samasekali menjadi tak mau menyentuh Nabilah, ia depresi dek, rasa bersalahnya sama kamu yang membuatnya seperti ini.

SISTERHOODTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang