Author POV
Seminggu telah berlalu sejak kedatangan Nabilah menemui Melody. Dan seminggu kebelakang Nabilah tak pernah lagi muncul kerumah itu. Berpuluh puluh panggilan dan pesan dari Frieska dan Dylan pun tak pernah ia jawab. Kegiatannya sebagai dokter juga ia lakukan tanpa semangat. Nabilah kini terkesan menghindari orang orang terdekat Melody. Entah apa yang membuatnya seperti ini, padahal Frieska dan Dylan sudah menggantungkan harapan kesembuhan Melody pada dirinya.
"Ma, pa Ayu berangkat ya"
"Hei sarapan dulu."
"Nanti aja di Rumah Sakit, ma."
Usai mencium pipi kedua orangtuanya, Nabilah membuka pintu mobil nya kemudian meletakkan barang bawaannya di kursi belakang. Sesaat kemudian dirinya sudah berkutat dengan lalu lintas kota Jakarta di pagi hari.Merasa bosan, Nabilah menghidupkan Radio pada mobilnya. Salah satu stasiun Radio yang cukup sering ia dengarkan di pagi hari setiap dirinya berangkat kerumah sakit.
'Oke, lagu selanjutnya adalah request dari salah seorang pendegar yang hanya menyebutkan inisial namanya aja nih. Wah, kok misterius yah.'
'Inisialnya adalah M, hmmm siapa ya kira kira? Munawaroh? Mahmud? Mukhsin? Mimin? Atau bisa juga Melody?'
Deg
"Ck, apasih! Jangan sebut nama itu emang gak bisa ya?"
Dengus Nabilah dan ia hendak ingin mengecilkan volume radionya. Ia merasa moodnya berubah saat ini saat dirinya mendengar nama Melody disebutkan oleh sang penyiar radio pria itu.
'Oke, mbak atau mas yang inisialnya M, ini lagu yang udah kamu request. Lagu yang cukup lama ya rupanya, lagu dari Melody dan Nabilah JKT48 - Kimi to boku no kankei. Selamat mendengarkan.'
Nabilah segera menepikan mobilnya, memasang pendengarannya baik baik mendengarkan lagu yang kini sedang diputar diradio atas permintaan seseorang berinisial M. Lagu yang sarat akan kenangan dirinya bersama dengan Melody dahulu saat dirinya dan Melody masih bergabung di JKT48. guratan guratan memori masalalunya seolah dengan otomatis ter flashback diotaknya.
Nabilah menangis sampai bait lagu terakhir tersebut dinyanyikan dan beganti dengan lagu lainnya.
®®®®®®
Nabilah POV
Menjalani profesi sebagai dokter memang cita citaku sejak kecil. Namun selama aku bekerja, aku tak merasa sepenuhnya mengabdikan diriku disini. Entahlah ada apa dengan diriku saat ini, ada sedikit rasa nyeri dihatiku yang bisa muncul setiap saat.
Waktu bekerjaku telah usai sore ini, aku berniat untuk singgah sebentar pada Coffee shop langgananku. Kurasa aku butuh secangkir Caramel Macchiato untuk menghilangkan penat, ah sepertinya aku bukan penat, ummm apa yah? Ah sudahlah.