Kita berdua di stasiun
Menunggu kereta mu tiba menjemput
Bersenandung gurau kita mengisi waktu
Saling tertawa menyapa candaKepulan asap mulai terlihat
Bunyi khasnya mulai terdengar
Keretamu hampir sampaiJuga waktu kita yang semakin menipis
Wahai kawanku
Jikalau engkau telah berbahagia
Ingatlah senyumku saat kau berduka
Ingatlah gurauku saat kau bersedihJangan lupakan aku
Karena sang waktu 'kan membias memori
Karena ingatan 'kan kian memburam
Karena aku 'kan merindukanmuKereta itu sudah datang
Kau membingkai wajahmu dengan senyuman
Yang kubalas dengan goresan bibir yang dipaksakanMengiringi keberangkatanmu dengan lambaian tangan
Berbahagialah, meski kita
Tak tahu kapan takdir membiarkan jumpa menjadi nyata
Tak tahu seberapa jauh jarak yang 'kan memisah
Tak tahu seberapa lebar ikatan yang merenggangSampai jumpa kawan
Kupanjatkan doa pada tuhan
'Tuk kebahagiaanmu yang sesungguhnya
'Tuk meminta agar kenangan tak terhapus oleh desiran waktu
yang bergulir tak terasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tinta Hati
PoetryHanya segurat catatan hati seorang melankolis yang tertuang dalam tulisan tak tentu makna. Bukan sebuah karya professional, silakan dibaca jika suka. Tinggalkan jika tak berkenan Terimakasih