#
Langit mendung selalu tahu, bagaimana kala hati sekelabu dirinya.
Ia menurunkan hujan tuk membias air mata yang menjatuhi pipi
Meminta petir tuk bergema, menyamarkan jerit pilu yang terluka
Menghembuskan angin, yang
menusuk perih luka yang tak kunjung mengering.#
Hidup tak sejernih air dalam telaga, Hati tak seteguh batu permata..
Jadi biarlah Tangis yang mengalir membasuh segala ketidaksempurnaan keduanya.
Serta relakan segores senyuman mempercantik luka yang terkubur teramat dalam.#
Sedangkal apapun hati seorang manusia ketahuilah, Ia bisa menyimpan rasa sakit yang teramat dalam.
Semanis apapun rupa yang ditunjukkan, ada kalanya tergurat sirat kepedihan yang membingkai semu#
Berselimutkan langit malam dengan hamparan bintang yang bertaburan.. Pejamkan matamu dan bawalah benakmu tuk menggapai indahnya mimpi yang hanya sekejap dapat kau rasakan..
#
Malam mengunjungiku, Ia berkata, "Tidurlah, terlalu lelah kau menopang beban hari ini."
Bulan berbisik padaku, "Yakinlah bahwa hari esok kau akan lebih baik."
Jutaan bintang pun berseru, "Jangan menangis! kami ada disini untukmu."
Sedangkan aku hanya menatap sendu, ditemani semilir angin yang terasa perih, membekukan jiwa.#
Tak ada tiap detik pun yang dapat diputar kembali.
Seperti hal yang telah disia-siakan, tak ada gunanya tuk disesali.

KAMU SEDANG MEMBACA
Tinta Hati
PoetryHanya segurat catatan hati seorang melankolis yang tertuang dalam tulisan tak tentu makna. Bukan sebuah karya professional, silakan dibaca jika suka. Tinggalkan jika tak berkenan Terimakasih