Termenung ku disudut ruang itu.
Menggores senyum berseka air mata.
Mengusap luka dalam diam.
Meraih topeng 'tuk kupakai lagi.Segenggam asa ku pertahankan.
Secercah semangat kusimpan.
Perlahan kubuka topengku.
Perih datang 'tuk menahannya.Pakailah kembali, katanya.
Tak ada pula yang peduli, tambahnya.
Kau hanya perlu tersenyum
dan sembunyikan tangismu dari mereka, nasihatnya.Perih mengerti jiwa yang terluka.
Merangkul hati yang bersedih.
Menyeka batin yang merana.
Perih mengerti aku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tinta Hati
PoesiaHanya segurat catatan hati seorang melankolis yang tertuang dalam tulisan tak tentu makna. Bukan sebuah karya professional, silakan dibaca jika suka. Tinggalkan jika tak berkenan Terimakasih