Chapter 7 : Memori yang Hilang

146 26 19
                                    

"Tapi, aku tak akan bercerita di sini. Ikut denganku," ajak Eiji sambil menarik tanganku.

Aku mengikuti langkah Eiji, kami menuju tempat yang sangat sepi. Bila aku belum percaya padanya, aku pasti akan lari. Bisa saja, ia melakukan hal 'buruk' terhadapku. Tapi, aku belajar untuk percaya padanya, hatiku berkata bahwa Eiji ini adalah seorang yang baik.

Langkah Eiji terhenti setelah kami berada jauh dari tempat recording test tadi. "Eiji, ceritakanlah padaku," pintaku sambil menatap manik ungunya.

"Apa yang ingin kamu ketahui?" tanya Eiji.

"Mengapa kamu terlihat resah beberapa hari ini?" tanyaku mantap.

Eiji tersenyum padaku. "Memangnya aku terlihat resah?" tanyanya.

Aku mengepalkan tanganku dengan kesal. Senyum itu.... itu adalah senyum palsu. Ingin sekali rasanya aku memukul wajah Eiji dan memarahi dirinya. Namun, aku berusaha menahan rasa kesalku yang sudah memuncak.

"Eiji, kau tak perlu tersenyum palsu." Itulah kalimat yang akhirnya aku ucapkan.

Eiji menatapku serius. "Aku tidak tersenyum palsu," sangkalnya.

"Jangan berbohong Eiji! Aku tahu persis mana senyuman yang asli dan palsu. Jadi jangan tersenyum seperti itu!" bentakku kesal.

Tak kusadari, air mata mulai mengalir dari manik (e/c) milikku. Kenapa? Kenapa aku menangis? Kenapa aku peduli dengan senyuman Eiji?

Eiji mengelus puncak kepalaku pelan. Sentuhan beberapa detik yang ia berikan di kepalaku itu terasa sangat hangat dan menenangkan.

"Kau orang yang jeli, (l/n)-san," gumam Eiji.

"Jadi, kenapa kau terlihat resah?" Aku bertanya kembali, mengharapkan jawaban darinya.

"Itu karena aku dipaksa keluar dari Saotome Academy oleh keluargaku," jawab Eiji.

"Keluar? Dipaksa keluar? Kenapa?" tanyaku.

Eiji menghela nafas. Tatapannya menunjukkan perasaan yang tak enak. "Bagaimana caraku mengatakannya ya," gumamnya sambil mengusap dagu.

Apakah masalahnya yang dihadapinya begitu besar? Apa yang disembunyikannya?

Eiji berdeham. "Aku mencari sesuatu di sini," akunya.

"Apakah sesuatu itu?"

"Sesuatu yang menentukan masa depanku. Sesuatu yang bisa menyelamatkanku," jelas Eiji.

"Apakah sesuatu itu ada di Saotome Academy?"

"Ya, aku tak tahu pasti. Namun menurut informanku ia ada di sini," jawab Eiji.

"Informan itu apakah dia adalah Nagi?" tanyaku.

Eiji mengangguk. Aku terdiam. Semuanya mulai terhubung sekarang. Eiji ingin pergi ke Saotome Academy. Namun, ia tidak diperbolehkan oleh keluarganya. Karena itu, ia dikejar. Dan orang berkacamata dengan nama Eiichi itu adalah orang yang mengejarnya.

"Apakah aku boleh bertanya lagi Eiji?" Aku menunduk, bersiap untuk menerima ceramah karena pertanyaanku.

"Tentu saja boleh," sahut Eiji.

"Apakah sesuatu itu?"

"Sebenarnya lebih tepat jika aku menyebutnya seseorang. Aku sedang mencari seseorang," jelas Eiji.

"Siapakah seseorang itu?" tanyaku.

"Teman masa kecilku. Aku tak begitu ingat, namun aku merasa ada beberapa orang yang bisa saja adalah teman masa kecilku," cerita Eiji.

Silentrella || Otori Eiji X Silent!ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang