Setelah jam pelajaran Pak Lele selesai, Tasya langsung ngetawain gue. Ketawanya kelihatan paling kenceng kalau dipikir-pikir. Rasanya, pengen nendang dia dari bumi, tapi kasihan juga sih. Emangnya, planet mana yang mau menerima makhluk semacam dia? Bumi aja nerima dia karena terpaksa.
"Lagian, lo tuh kalo denger bel langsung ke kelas, Bel. Salah siapa melipir ke kantin mulu. Hahaha," kata dia.
"Tadi tuh juga udah ke kelas, Sya. Tapi, ada sedikit accident. Makanya gue telat," keluh gue.
"Segala alesan lo, Bel. Terus gimana, udah ketemu Kak Vernonnya?" Tanya dia.
Hm. Alasan gue ke kantin memang sih mau modus ke Kak Vernon. Ya ganteng gitu gimana gak mau gue modusin coba? Tapi, alih-alih ketemu Kak Vernon, gue malah ikut desek-desekan di kantin Mbak Upik buat beli es teh. Mana waktu baliknya, gue pake nginjek entah dagangan siapa itu lagi.
Sial.
"Gak ketemu ya pasti! Wkwkwk. Gue bilang juga apa, nanti aja ke kantinnya," kata Tasya lagi.
Sumpah demi apapun. Ini si Tasya mulutnya pengen gue sumpel pake kentut rasanya. "Diem aja lo! Lo gak tau kan tadi gue di protes entah siapa gara-gara nginjek dagangan dia?"
Tasya ketawa makin kenceng. Ya Tuhan, gue kentutin beneran nih anak lama-lama.
"Ya dagangan orang diinjek, gimana gak ngamuk sih, Bel? Hahaha.."
Bener juga sih. Hm, yaudah deh. Istirahat kedua ini, gue mau di kelas aja. Mau bener-bener istirahat.
"Sya, gue mau tidur. Jangan ganggu oke?" Gue ngasih warn ke Tasya.
Tasya mengangguk. Dia lantas mengambil hp gue dan membawanya ke belakang. "Bel, pinjem hp ya buat main snow!" katanya.
Yayaya. Hp gue adalah sampah pribadinya. Hobi dia adalah main snow di hp gue. Tau aplikasi snow kan? Itu loh, yang foto terus banyak animasinya. Imut sih, tapi kalo Tasya yang make gak jadi imut.
Gue melihat sekilas ke belakang kelas sebelum gue tidur. Hp gue sepertinya aman, tapi kemungkinan memori gue utuh adalah 0,1%. Lihat aja!
"Tas! Ayo dibeli! Gue jualan nih," teriak seseorang.
Anjir. Gue mau tidur kok ada aja sih yang ngerusuh? Gak terima banget gue tidur apa gimana?
"Jualan apaan, Ha?"
"Basreng. Mau beli gak?"
"Ih. Pengen! Berapaan harganya?"
"Basrengnya cuma 2k nih, ayo beli yang banyak!"
Demi neptunus. Mereka bisa gak sih ngobrol dengan volume normal aja? Apa perlu pakai teriak-teriak gitu?
"Abel! Beliin basreng dong!" Tasya teriak ke gue.
Gue yang tadinya menelungkupkan kepala ke meja langsung bangun. "Beli sendiri lah. Dikira gue ibu lo apa gimana?"
"Ih, Abel unnie!"
"Halah, unnie unnie an segala!" Gue berjalan ke arah Tasya.
"Nih," kata gue sambil memberikan uang dua ribu.
"Eh! Lo yang tadi nginjek basreng gue di depan kantin kan?" Tuduh cowok yang jualan tadi.
Gue mengerutkan kening mencoba mengingat-ingat. "Mungkin... iya?"
"Iya! Lo orangnya!" Cowok tadi nunjuk-nunjuk ke arah gue.
Gue mencondongkan badan ke Tasya. Setelahnya gue berbisik, "Nama dia siapa?"
"Sanha." Tasya ikutan berbisik juga.
Gue manggut-manggut. "Oh.. iya iya. Biasa aja dong, gausah nunjuk-nunjuk gitu."
"Ganti rugi dong! Sini, lo beli basreng gue lima! Tadi, lo nginjek lima bungkus soalnya," katanya.
Heh? "Masa sih?"
"Iya. Mau gue ambilin di tempat sampah apa gimana?" Tawar dia.
Gue pengen menjawab 'iya'. Kan lucu aja liat orang ngobrak-abrik tempat sampah gitu. Tapi, gak tega.
"Gak usah. Kasihan sampahnya kalau lo berantakin," kata gue.
"Yaudah. Buruan beli lima!" Dia menyodorkan satu plastik besar yang berisi berbungkus-bungkus basreng.
Tasya mendorong bahu gue. "Beli semua, Bel! Nanti gue kasih tapi. Hehe."
"Hm.. oke gue beli. Tapi, gue maunya basreng rasa matcha!" Seru gue.
Orang yang namanya Sanha tadi kelihatan melotot gak percaya. Sedangkan Tasya langsung menyerukan, "Gila lo ya?"
Gue gak peduli.
Gue juga gak mau rugi dong. Enak aja beli lima, dikata duit gue berguguran dari pohon apa gimana?
Makan tuh basreng rasa matcha!
HAHAHA
🎀🎀🎀
LOL WKWKWk
Say hi to vernon!
Double update just for you all. Eheheh
KAMU SEDANG MEMBACA
Basreng ✔ Sanha [au]
Nouvelles❝ I was stupid to think I was the only flower in your garden ❞ +lowercase Started : 2017.01.20 Ended : 2017.04.05