Dor ! Dor !...
Suara tembakan menggema membuat suasana yang semula mulai tenang menjadi kacau secara tiba-tiba. Orang-orang berpakaian hitam dengan penutup kepala berbondong-bondong masuk ke halaman rumah mengepung dan mengusir seluruh tamu-tamu yang datang pada malam ini.
Suasana pesta ulang tahun yang meriah berubah menjadi hancur berantakan, orang-orang berlarian mencari jalan keluar dan pergi dari rumah itu dengan pontang-panting.
"Tempat sudah aman Tuan, tidak ada lagi orang di rumah ini." Seorang pria tegap membuka penutup kepalanya dan menghampiri seorang namja yang tersenyum licik melihat anak buahnya sudah memenuhi rumah yang tak asing baginya.
"Baiklah, bagaimana dengan Luhan?" Senyum licik itu tak pernah lepas dari wajah lugunya.
"Dia sudah kami amankan, sesuai dengan perintah anda."
"Baiklah, kembali ke markas, dan benahi semuanya. Aku akan menyusul nanti dan melihatnya."
Pria itu pun pergi dan meninggalkan tempat itu, sementara seluruh anak buahnya yang lain melaksanakan tugas mereka sesuai yang diperintahkan.
.
.
.
Sehun mengerutkan kening ketika suasana rumah Luhan sudah kosong dan begitu berantakan, kakinya melangkah masuk lebih jauh ke dalam rumah, matanya membelalak dan perasaannya mulai tak tenang ketika seluruh perabot begitu berantakan. Ini seperti kapal pecah.
Sehun berlari menaiki tangga menuju kamar Luhan, namun hasilnya kamar itu kosong dan juga kondisi yang sama ia temukan disana. Seluruh ruangan di Rumah ini begitu berantakan bahkan sanagt sulit untuk dideskripsikan.
Perasaan kalut itu semakin memuncah, dalam hati Sehun sangat berharap dan berdoa pada Tuhan agar Luhan, ayahnya dan juga Yumi baik-baik saja. Sehun yakin ini bukan ulah Jaejoong, pasti ada orang lain. Tapi yang menjadi pertanyaan adalah, siapa orang dibalik ini semua?
"Apa tidak ada orang disini? LUHAN? LUHAN KAU DIMANA?" Sehun berlari ke halaman belakang, hasilnya sama. Ia tak menemukan siapapun. Sampai saat Sehun akan pergi berniat mencari sinyal keberadaan ayahnya dan juga Yumi tangannya sudah ditarik oleh seseorang yang membawanya ke suatu ruangan.
"Kris?"
"Sssttt, Aku sudah menduga kau akan kembali." bisik Kris, Sehun bersyukur karena yang menariknya bukan orang jahat atau monster pemakan manusia. Oke yang terakhir abaikan, itu berlebihan.
"Apa yang terjadi? Kemana orang-orang? Apa kau melihat Luhan?"
"Aku tak tahu Luhan dimana, tapi aku tahu siapa yang membuat kekacauan ini. aku sempat melihat orang itu, dia namja tapi sepertinya orang itu sangat asing, aku tak mengenalnya. Aku sudah mencatat plat mobilnya. Yang ku dengar dari anak buahnya mereka akan pergi ke pelabuhan Dandong," Kris menyerahkan kertas berisikan nomor plat disana.
"Dan mungkin saja Luhan ada disana." lanjutnya.
"Perbatasan korea utara dan korea selatan. Apa Luhan punya masalah dengan kelompok mafia?" Tanya Sehun pada dirinya sendiri. Kris hanya mengedikkan bahu.
"Entahlah, kau tahu! Kita sudah seperti aktor dalam film action. Oh iya! Orang itu banyak menggunakan senjata api. Kau lihat kan bagaimana kondisi rumah ini?"
"Berhenti berbicara hal tak penting Kris, sebaiknya kita segera ke Dandong."
Malam itu juga Sehun dan Kris pergi ke pelabuhan Dandong, Sehun memilih mencari Luhan lebih dulu karena baginya Luhan lebih penting sekarang. Ia yakin Jaejoong tidak akan berbuat apapun pada ayahnya dan Yumi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Impact
Teen Fiction[HunHan - Chaptered] Luhan begitu membenci Sehun, orang asing yang tidak bertanggung jawab atas apa yang telah ia perbuat padanya dimasa lalu. Tapi sebenarnya dibalik itu Sehun memiliki alasan tersendiri atas sikapnya pada Luhan. Mungkin itu memang...