Part 10

483 46 5
                                    

Rekomended => pas baca boleh sambil dengerin lagu di bawah ini

1. Tony Braxton – Unbreak My Heart

2. We The Kings ft Elena Coats – Sad Song

3. Melly Goeslaw - Denting

4. Ailee – Tears Stole The Heart

5. Park Hyo Shin – Snow Flower

6. Pasto – Jujur Aku tak sanggup

***


Sehun turun dari busway dan berjalan cuek menuju sekolahnya, ia sama sekali tak merasa risih ketika orang-orang melihat penampilannya yang tak biasa, pasalnya pergelangan tangan dan juga lehernya yang terekspose kini telah terbalut oleh perban, belum lagi bagian wajah sebelah kirinya dipasang plaster transparan khusus luka bakar.

Bisikan-bisikan penghinaan dan semua kata-kata kotor sudah hinggap di telinga Sehun sejak ia sampai di gerbang sekolahnya. Hari ini sekolah sudah dimulai kembali, dan hari ini juga Sehun kembali ke sekolah setelah kepindahannya beberapa waktu lalu secara misterius.

Sehun tak peduli, ia tetap berjalan lurus sampai sebuah panggilan memaksanya untuk berhenti dan berbalik.

"Kenapa kau nekat berangkat seorang diri? Gunakan earphonemu, kau lihat, semua orang seperti sedang menelanjangi kita." Kris melihat ke sekelilingnya dan banyak pasang mata tengah menatap mereka berdua, mungkin lebih tepatnya kepada Sehun.

"Salahmu yang sulit untuk bangun. Tak usah pedulikan mereka, cepat antar aku ke ruang kepala sekolah."

Kris akhirnya hanya bisa menurut saja, sepeninggal mereka tanpa mereka sadari ada seseorang yang menatap mereka intens di balkon kelas musik.

Sebelum Sehun masuk ke dalam ruang kepala sekolah ia sempat melihat ke arah balkon kelas musik tepat di samping kirinya. Namun yang ia dapat disana hanyalah balkon kosong, tak ada siapapun.

Lupakan Sehun, kau harus menjalani hidup barumu. Dia tak mungkin menatapmu, bahkan untuk melirikmu barang sedetik saja adalah hal yang sangat mustahil...

"Yaakk! Kenapa malah melamun, ayo cepat masuk!" Kris menarik Sehun dan masuk, sementara itu dibalik pilar sosok itu muncul.

Puk

"Lu, kenapa tidak masuk ke kelas? Kami mencarimu." Baekhyun langsung mengajak Lay dan juga Kyungsoo untuk mencari Luhan karna rekan mereka itu belum juga masuk ke kelas. Hell, mereka hanya takut saja jika Luhan akan di culik kembali.

Ketiganya sudah mengetahui semua kejadian yang menimpa Luhan ketika acara ulang tahunnya itu. Yumi, ibunda Luhan yang menjelaskan semuanya, karena Luhan tak berminat sama sekali membuka kejadian itu kepada orang lain. Terlalu menyakitkan untuknya, apalagi jika Luhan mengingat wajah terluka Sehun malam itu.

"Dan apa yang kau lihat?" Lay yang ada di sebelah Luhan melihat ke bawah, menengok ke kanan dan ke kiri, mencari tahu hal apa yang sudah menarik perhatian si namja rusa itu.

"Tidak, aku tak melihat apapun. Kita ke kelas saja."

Luhan berjalan lebih dulu, Baekhyun dan Kyungsoo yang paham akan situasi hanya menghela nafas. Mereka sudah tahu pasti dampak yang akan Luhan rasakan akan seperti ini. Penyesalan memang tak pernah datang di awal. Dan itu tidak salah.

.

.

.

Kris menggebrak meja sang kepala sekolah ketika jawaban yang tak ia inginkan terlontar dari mulut pria tua dihadapannya itu. Sehun yang duduk disampingnya tetap memasang sikap tenang meskipun hatinya berdenyut nyeri.

ImpactTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang