Pil waktu(5)

20 5 0
                                    

"Waktu lebih berharga daripada uang. Anda bisa meraih uang lebih, tetapi Anda tidak bisa meraih tambahan waktu."
-Jim Rohn-

Jarang-jarang Harris terbang. Mau ini mimpi kek, nyata kek, yang penting nikmatin dulu!

Harris mendorong kedua kakinya ketanah. Tubuhnya lama-lama terasa makin ringan dan makin ringan. Ia harus menyeimbangkan tubuhnya yang masih elong ke kanan-kiri, tubuhnya gemeteran lantaran melawan gravitasi yang menarik tubuhnya.

"Weh, usahain perutmu yang dibawah. Lebih gampang begitu, soalnya dalem perut kayak ada semacam anginnya gitu." Darren dengan entengnya melayang-layang diudara, sementara wajah Harris menunjukan kalau konsentrasinya sudah melebihi konsentrasi di pelajaran fisika!

"Maksud lu gue harus kembung atau masuk angin gitu?" Harris menjawab dengan wajah masam. Ia tidak mengerti kenapa gravitasi disini lebih menekan dari pada awal ia terbang.

"Darren, kenapa disini susah banget terbang sih?" Akhirnya Harris dapat mengendalikan tubuhnya dengan baik lalu terbang kesana kemari.

"Lho sama aja kali? Mana mungkin beda-beda?"

"Yah bisa aja! Tadi gue terbang di hutan, sekarang gue terbang di gunung!"

Darren menatapku dengan pandangan menyelidik. "Elu bego, tolol, goblok, apa nggak ada otak Harr? Lu tau kan kalau gravitasi dimana aja asal satu planet itu sama?" Okkay! Sekarang Harris malah diceramahi seperti anak SD!

"Anjay, ya gue tau lah!!"

"Lha, trus napa masi nanya?"

"Ah, gue kira kan ini bukan bumi."

"Ini di bumi bego, di pulau Hyleem. Tidak ada yang tahu letak Hyleem secara geografis, tapi para workers di sini menganalisa dan menyimpulkan bahwa kita ada di tengah-tengah kutub Utara."

"Workers?"

"Oh, itu istilah untuk orang-orang yang bekerja disini."

"Bentar, kalau ini sebuah pulau, kenapa para workers tidak pergi menjelajah?"

"Di Hyleem ada semacam sihir pelindung yang membatas..."

"WOI woi!! Lu ngapain ke gubuk lagi!? Udah ada uang kan??" Harris berteriak pada Darren yang sedang terbang menuju gubuk.

"Yaelah, gue mau pamit ke kakek Andrew doang. Lu juga harus ngambil gem lu yang dikasih penatua."

"Oh, oiya.. Tapi gue udah capek-capek take off tadiii...."

"Mehhhhh.."

Harris terbang masuk gubuk, mengikuti Darren yang sudah jauh didepannya.

Darren masuk ke dalam gubuk dan langsung berubah menjadi orang dewasa. Darren mengambil dompetnya dan dompet Harris yang diberikan penatua. Ia juga mengambil kantong gaib yang akan ia tunjukan pada Harris. Wait, kantong gaibnya manaa!??

Mampus mampus mampus.... Kalo kantong gaibnya sampe ilang, abis deh gue... Darren panik, ia membuka semua laci yang ada di ruang tengah. Ia ingat sekali ia menyimpannya di ruang tengah diatas salah satu lemari-lemari ini. Mampus, mampus, mampus... Bibir Darren terus bergerak mengucapkan kata itu.

Pabrik ImpianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang