Pilihan(9)

41 4 0
                                    

Bila orang mulai dengan kepastian, dia akan berakhir dengan keraguan. Jika orang mulai dengan keraguan, dia akan berakhir dengan kepastian.
-Francis Bacon-

"Woi Harr!! Bangun!! Ada yang nelepon kamu!!"

Dengan jiwa yang belum sepenuhnya kembali, Harris melihat pamannya lalu mengerjap-ngerjapkan mata. "Siapa?" sahutnya.

"Nggak tahu, katanya temen."

Harris dengan ogah-ogahan bangun dari kasur dan mengangkat telepon rumahnya.

"Hallo siapa?" Tanya Harris.

"Aku istri kakakmu, apa kamu mengenal ku?" ada suara wanita yang terdengar ngos-ngosan.

"Oke, yang pertama, gue nggak suka yang namanya prank call. Dan yang kedua, kalo pengen minta tebusan atau semacamnya, lu salah pilih rumah, gue nggak ada kakak. So f**k yourself b*tch!"

Harris membanting teleponnya dengan emosi, telepon inilah yang membangunkannya dari Hyleem.

Ia bahkan belum sempat tidur-tiduran atau berjalan-jalan di taman!

"Siapa?" Tanya pamannya.

"Telepon iseng. Aku paling sebel sama yang begituan." Harris menjelaskan kepada Charlie yang sebenarnya sama sekali tidak peduli kalau Harris berkata kasar atau mengumpat seperti tadi.

Telepon itu berdering lagi. Harris mendiamkannya, sementara Charlie sudah masuk ke kamarnya untuk bersiap-siap bekerja.

Harris pun kembali kekamarnya untuk mengecak hp. Namun telepon itu terus berdering sehingga sangat mengganggu Harris dan Charlie.

"Harr, angkat teleponnya lah! Paman keberisikan disini!"

"Oke, okeee.." Harris sudah benar-benar emosi, rasanya ia ingin membentak-bentak orang yang sudah membangunkannya dari mimpi indahnya.

Eh, entalah mimpi atau nyata. Kalau nyata ia kan, bisa kembali ke Hyleem pada malam berikutnya. Tinggal mengulangi proses yang sama.

"Apa lu jingg!?"Harris membentak.

"Maaf, kau benar-benar yakin tidak ingat punya seorang kakak?"

"Oke, sekarang lu maunya apa bilang aja. Gue sama sekali nggak inget punya kakak. Gue itu anak tunggal!!"

"Uh, padahal dulu kakakmu sangat menyayangimu. Kalau suatu hari kau ingat akan kakamu, cari Ivona Templya, salah satu keluarga besar Adrian Templya....Tuutt___

Wanita ini gila! Pikir Harris. Ia nggak habis pikir ada manusia seperti itu!

Harris merebahkan diri di kasur. Lusa ia akan masuk sekolah. Ck, itu masalah kecil...

Yang menjadi beban di pikiran Harris adalah Halimatheus, Megallirhia, Darren, kakek Andrew, bahkan Marry pun ada dalam pikiran Harris.

Harris menghilangkan semua bayangannya. Karena ia telah bangun sekarang, semua yang ia alami semalam terasa bagaikan mimpi.

Harris malu memikirkan tentang ini. Kalau memang,... Ini hanya perkiraan. Kalau memang benar Halimatheus itu ada, apa Harris mau menerima tawaran kerja disana?

Yahhh... Manusia juga memerlukan mimpi buruk sekali-sekali. Harris tiba-tiba teringat akan mimpi yang ia buat untuk seorang anak perempuan. Ia merasa malu karena kontrolnya masih jelek.

Harris tersentak mengingat sesuatu.. Zodiak-zodiak yang dikirim Sarah! Apa ini ada hubungannya dengan Dunia mimpi dan blah, blah.. yang Harris temui?

Harris ingin hari cepat-cepat menjadi malam.

Namun Harris berpikir lagi. Bukannya curang kalau workers mendapat pil waktu untuk menambah waktu dalam hidupnya? Mereka begitu mudahnya mendapat tambahan waktu, sementara yang lain harus mengejar-ngejar waktu.

Eh, emangnya mendapatkan pil itu hal yang mudah?

Aaaargh... Masih banyak sekali pertanyaan yang tak terjawab! Ia benar-benar ingin sekali malam tiba...

*PING*

Harris mengecek pesan dari Jayden.

"Woi, pergi" yo. Gw bosen di rumah."

"Gak, gw males."

"Aw, come on.. No fun."

"Yaudah, mau jm brp"

"Jm 3 di CP."

"Ck, gw males ke CP."

"Jadi lu maunya apaaaa!?"

"Gw mau tidur."

"PMS..."

"Ha?"

"Pemalas Mati aja Sono"

"Suka2"

Harris mematikan hp-nya lalu menghela nafas dalam-dalam. Dalammmm sekali.....

Pabrik ImpianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang