Darren(3)

59 6 2
                                    


Harris berpikir, ini lucid dream kan? Artinya ia bisa mengontrol mimpinya sesuka hatinya dong... Asik, mau bikin apa ya? Oiya, mulai dari salah satu kebutuhan dasar manusia dulu, yaitu pakaian.

Pertama-tama, Harris akan memenuhi salah satu kebutuhan dasar manusia yaitu pakaian. Harris membayangkan sebuah t-shirt putih. Dengan konsentrasi penuh, Harris membayangkan dirinya mengenakan t-shirt putih itu. Tiba-tiba, ada kain katun yang merambat tubuh Harris seperti air mengalir membentuk t-shirt persis seperti apa yang dibayangkan Harris.

"Mantap man... Gue nggak mau cepet-cepet bangun dari sini ah."

Harris 'menyihir' sehingga ia mendapat pakaian lengkap. Baju dalam dan cd. Harris memilih memakai celana pendek rumahnya untuk menjelajah mimpinya ini.

Tepat setelah Harris selesai berbenah diri, muncul seorang anak laki-laki. Mata tajam si anak menatap pada Harris. Bola mata si anak berwarna biru cerah cemerlang(biru pastel-pastel gitu), sementara rambutnya berwarna hitam pekat. Tinggi si anak hanya mencapai sekitar perutnya Harris. Harris merasa familier dengan anak ini, terutama dengan bajunya.

Si anak memakai baju lengan panjang berwarna biru yang persis seprti warna bola matanya, lalu baju itu ditutupi singlet berwarna hitam pekat. Anak itu memakai calana pendek selutut berwarna hitam pekat dengan outline warna yang sama dengan warna bola mata. Sepatunya juga sama, warnanya hitam pekat dengan outline yang sama dengan celana.

"Hei, kau siapa?" hening. Si anak tidak menjawab, ia malah duduk di ujung ruangan (ruangan itu sebenarnya bulat. Jadi kalau ada ujungnya berarti dunia kiamat) sambil membaca buku, entah apa.

Tiba-tiba, munculah ide nakal dalam benak Harris. Ia merasa rambut hitam pekat itu sangat cocok jika di pakaikan bando! Lagian ini mimpinya sendiri, dia lah yang paling berkuasa disini! Muahahahaha.... Enak sekali rasanya berkuasa!

Harris berkonsentrasi membayangkan bando pada rambut hitam pekat itu. Harris merasakan energi yang sama ketika 'menyihir' t-shirt nya tadi, mengalir keluar tubuhnya. Beberapa senti bagian dari bando yang dibayangkan Harris mencuat di rambut si anak.

Tiba-tiba Harris merasakan energi yang sama sepertinya mengalir keluar, mendorong energinya untuk menempatkan bando. Dan dari apa yang Harris rasakan, energi ini jauh lebih kuat!

Energi itu muncul bertepatan dengan tatapan si anak yang super tajam ke Harris. Harris hampir nggak bisa bernafas dengan tatapan setajam itu. Beberapa detik kemudian, suatu energi nggak kelihatan yang kuat mengekang tubuh Harris. Rasanya seperti diikat tali yang nggak kelihatan. Lalu, setelah si anak memperhatikan raut muka Harris (yang menunjukan ekspresi horor) selama beberapa lama, ia menghela nafas dan melepaskan apapun yang mengekang Harris tadi. Dan yang paling mengejutkan, dia tersenyum! Dan lama-lama ia terkekeh.

"Jadi lu udah tau cara mainnya disini ya? Gue kira ada yang nyerang gitu, makanya gue reflek sori ya?" Untuk pertama kalinya, si anak bicara. Harris tak menyalahkannya. Di dunia imajinasi ini, nggak heran kalau kewaspadaan kita tinggi. Gimana kalau ada orang yang berniat jahat lalu berpura-pura menjadi orang yang kita kenal, kan bahaya?

"Oke, kita kenalan dulu! Namaku Darren Chandra, panggil aja Darren." Si anak mengulurkan tangannya sambil tersenyum. Harris menjabat tangan si anak lalu menyebut namanya juga. "Iya, namaku Harris Effendi. Panggil Harris."

Wow, sekarang Harris sedang berkenalan dengan makhluk mimpinya sendiri!

"Lu dari negara mana Harris?" tanya Darren. Sabar... ini anak sopan amat! Kecil-kecil udah pake gue-lu....

"Lah, orang kita udah ber 'gue-lu' begini? Jelaslah gue dari mana!"

"Sebut saja."

"Gue dari Jakarta."

Pabrik ImpianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang