Ilegal(11)

12 5 0
                                    

Harris berjalan-jalan di lift dengan gelisah. Ia takut. Benar-benar takut. Elites-elites itu harusnya tidak bisa melacak Selena di dalam lift. Karena lift ini kan perbatasan antar dimensi.

Harris juga tidak bisa pergi ke dunia nyata karena Selena juga harus dibawa pulang. Kalau Selena dibawa pulang, elites-elites itu akan langsung tahu kalau Selena memakai 'trowongan' Harris untuk kembali ke dunia nyata. Selena pun bisa dilacak oleh mereka di dunia nyata.

Harris memikirkan apa yang akan terjadi begitu Selena teridentifikasi sebagai workers ilegal. Apa jiwanya benar-benar akan diambil saat itu juga?

Harris melihat kearah Selena yang memakai tubuh 'slud'.

Dan melihatnya berjalan-jalan dengan polosnya mengitari lift makin membuat Harris kesal!!

"Woi, lu diem lah! Udah bikin-bikin masalah, masih main-main."

Selena mendengus, "Cih, ini karena kamu nggak mau jelasin dimana ini. Ini adalah hal yang sangat normal kalau aku berjalan-jalan mencari jawaban sendiri." Selena terus berjalan-jalan, ia mendorong tubuhnya kearah dinding.

"WOI!! Jangan masuk-masuk tembok!! Mati kamu!"

"Memang ada apa dibalik tembok?'

"Nothing... Kekosongan."

"Kekosongan itu relatif. Kalau kamu tidak menjelaskan, aku bisa sewaktu-waktu masuk lho.."

"Masuk aja. Lu nggak bakal bisa napas disono. Belom lagi suhunya yang rendah."

"Mendingan masuk dari pada berdiam diri disini dan nggak ngapa-ngapain."

"Aaarghh! Bisa nggak sih lu duduk diam dan nggak ngeselin!?"

"Jelaskan tentang tempat ini."

Harris berdoa agar Darren cepat-cepat datang dan menyelesaikan masalah.

Sekarang pun ada banyak workers-workers di lift yang menatap Selena dan Harris.

Mungkin banyak dari mereka tertarik untuk melihat workers ilegal.

"Okay, gini Sel. Keberadaan lu disini bisa membuat nyawa gue terancam." Harris menatap Selena dalam-dalam.

"Terancam apa? Lupa kumpul skripsi Harr?"jawabnya. Harris mengacak-acak rambutnya dengan sebal. Kenapa Selena tiba-tiba menjadi resek begini sih!!?

"Gini lho Sel, disini kita membuat mimpi."

"Mimpi, mimpi kayak waktu kita tidur gitu?"

"Iya."

"Lha, bukannya otak yang memproduksi mimpi sesuai pengalaman kita?"

"Otak cuman distributor."

"He? Terus gimana cara kerjanya? Kenapa orang-orang yang tadi muncul terus pergi bilang aku workers ilegal? Apa itu workers? Kemana orang-orang tadi hilang? Kalau...."

"Sshhhhh...." Memang susah menjelaskan kepada anak baru! Nggak heran kalau dulu Darren menjalaskan tentang dunia ini secara perlahan-lahan kepada Harris.

*Tuk*

Harris menatap kebelakang, Darren, dengan tubuh anak kecilnya sudah masuk ke dalam lift.

"DAREENNN!!!!" Harris tersenyum sangat sangat lebar.

"Apa!? Budeg gue!" jawabnya. Harris membungkuk lalu membisikan Darren tentang situasinya. Darren menatap Selena yang berada dalam bentuk slud.

Selena menatap heran. Ia berpikir, Harris yang dingin dan pemarah bisa bicara dengan terbukanya kepada seorang anak kecil. Bahkan sepertinya pembicaraan mereka nyambung.

Pabrik ImpianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang