Jonathan masuk kedalam ruangannya di lantai empat. Ketika ia masih junior, ia ditempatkan di lantai tiga. Tahun lalu ia naik pangkat menjadi silver elites dan ditempatkan di lantai empat.
Ia harus membuktikan keahliannya kepada Halimatheus atau Megalirhio agar pangkatnya dapat dinaikkan sehingga ia bisa menjadi gold elites. Kalau bisa ia menjadi Platinum elites.
Hanya tiga orang yang dapat menjadi Platinum elites selama lima tahun kemudian akan diganti kembali.
Platinum elites tidak termasuk ke dalam tim alfa ataupun beta. Mereka adalah orang-orang yang paling dipercaya Halimatheus dan Megalirhio.
Jonathan masuk keruangannya setelah diperiksa di pintu masuk. Ia menyusun surat izin merekrut pekerja baru.
*BRAK*
"Apa itu!?" Jonathan berlari kearah suara dan mendapati bahwa suara itu berasal dari ruangan sebelah.
Kamar itu tertimpa plafon, atau lebih tepatnya dinding ruangan. Tidak hanya dinding kanan-kiri yang rubuh, tetapi ruangan di lantai atas juga rubuh menimpa ruangan itu.
Jonathan sama sekali tidak tahu apa yang terjadi. Orang-orang sudah mulai berkerumunan.
Jonathan menatap elites pemilik ruangan yang lengannya berdarah tertimpa bata. Semua elites hanya memperhatikan kerusakan sambil menganalisa, beberapa dari mereka menghampiri korban untuk membantunya.
*BRAKK*
Bangunan bagian yang lain mulai berjatuhan. Para elites segera keluar dari gedung tanpa ada yang panik. Mereka dilatih dengan sangat baik. Pikir Jonathan.
Maroon, salah satu elites platinum mengaktifkan alat komunikasinya dengan semua elites. Jonathan dan semua elites dapat mendengar segala percakapan yang dilakukan Maroon.
"Gimana keadaannya??" Maroon ikut berlari bersama yang lainnya di lorong gedung. Kedua elites platinum sedang berusaha dihubungi oleh Maroon.
"Lapor! Keadaan pusat kota di Hyleem kacau. Semua Crystal ball pecah, para workers panik dan lift sedang penuh!" elites yang sedang berjaga dipusat kota melapor.
*PRANG* seakan semuanya belum cukup, semua Crystal ball di dalam gedung pecah berkeping-keping seperti yang terjadi di pusat kota. Maroon melihat keadaan sebentar lalu kembali berbicara.
"Gimana keadaan di Lirhio?"
"Lirhio aman! Sama sekali tidak terkena dampak dari ini."
"Baik!"
Jonathan keluar dari gedung bersama elites-elits yang lain. Ketika menapakkan kaki di depan gedung, ia merasa tanahnya bergetar hebat. Seandainya ia adalah orang biasa, tidak mungkin ia masih berdiri tegak disituasi seperti ini.
"Tim alfa! Mengevakuasi orang-orang Hyleem dengan mengontrol pemasukan lift dan menjaga workers agar masuk kedalam lift dengan selamat." Maroon memerintahkan para elites yang berbaris rapih di depan gedung. Ia harus berteriak karena keributan yang ditimbulkan.
"Tim Beta!" suara yang lain terdengar dibelakang maroon. Eve, elites platinum yang kedua bersuara tanpa Maroon sadari kehadirannya. "Mengevakuasi orang-orang yang terjebak dan mengaktifkan lift darurat!"
"Bubar jalan!!"
Semuanya berpencar. Dengan keahlian masing-masing, para elites itu menolong tubuh-tubuh yang mulai menghilang. Eh? Menghilang?
. . .
"Ada apa!!?"
Seluruh bagian lift berguncang, puluhan orang secara serentak masuk ke dalam lift. Harris terkaget ketika para workers itu dengan wajah panik masuk dan keluar kedalam lift.
Tak sampai semenit, Harris, Darren, dan Selena terhinpit para workers yang akal sehatnya sudah hilang!!
Harris menjongkok dan menjaga Selena. Harris tidak tahu apa Selena bisa hancur karena ini. Kalau memang Selena mati disini, ia tidak akan memaafkan dirinya sendiri karena ia telah membawa-bawa orang biasa kedalam masalah ini.
"Aku akan periksa." Darren berteriak karena banyaknya orang dan siap-siap merapalkan mantera.
"Darr! Kita nanya orang aja!!" Harris terlonjak kaget dan menyenggol orang.
"Woii! Mantera gua!!" orang itu terlihat sangat kesal dan membentak Harris.
"Maaf!" Harris melayangkan matanya ketempat dimana Darren seharusnya berada. "Dasar bodoh!!"
.
.
.Selena ketakutan. Ia hanya ingin menjadi mahasiswa biasa, yang pergi ke kelas seperti biasa, bekerja seperti biasa, dan menjalani kehidupan seperti biasa!!
Sekarang? Ia berada di lautan orang-orang yang juga entah darimana asalnya. Nafasnya sesak. Apa ini efek ia mengambil wujud slud?
Tubuh Harris melingkupinya. Kedua tangan Harris mendorong dinding agar dapat menopang tubuhnya supaya seimbang. Harris sukses melindunginya dari tendangan orang-orang di lift. Ia sangat bersyukur ada Harris di hadapannya.
"Shut!!" Harris meruntuk.
'Darren bodoh! Kalau disana ada apa-apa gimana? Walau sudah dewasa, pikiran Darren belum sedewasa tubuhnya. Ia selalu, dan SELALU ingin tahu dengan mata kepalanya sendiri.' Harris berpikir-pikir sendiri.
Ah, sudalah.. Sekarang Harris ingin berkonsentrasi melindungi satu-satunya slud di dalam lift ini.
Harris berteriak pada Selena. "Copy me!"
"Ha? Apa!?"
"Ikutin mantera gue!!" Harris berteriak lebih keras, sementara tubuhnya menahan sakit dari orang-orang liarnya nggak keruan.
" He? Mantera? Sekarang orang-orang pada berebut tempat! Kau yakin bisa menerobos?"
"That's the only wayy!! Kita kembali dulu ke dunia nyata!" Harris kembali berteriak.
"Aagh.." Harris tertimpa tubuh salah satu workers. Sikunya menekuk dan tubuhnya hampir menimpa Selena.
"Uhh.."
*KLINGKLING*
Hp Harris berbunyi disaat yang paling tidak tepat.
. . .
Darren menyimpan kembali hp-nya ketika tahu Harris tidak mengangkatnya.
Hahahahh! Gila! Gempa bumi, angin taufan, Kribol berpecahan. Ini hebatt!!
Ups, Darren tak seharusnya senang dengan situasi ini. Tapi ini hebat!! Semua seperti di filem-filem! Wahahaha~~
*BATS*
Tubuh Darren (dengan tidak sopannya)diangkat oleh salah satu elits dan langsung di 'letakan' di depan lift cadangan.
"Woi! Emang gue barang apa?" Darren sewot atas perilaku yang diterimanya.
"Diam! Kalo nggak tau apa-apa diam!!" Elites itu kembali membentak Darren dengan kasar dan pergi terbang ke tempat lain.
"Dasar bajing!" Darren meruntuk.

KAMU SEDANG MEMBACA
Pabrik Impian
Fantasy(EDITING)Kata orang, hidup adalah alfabet B-D. Born to death. Namun ditengah-tengah itu ada C, yang adalah Choice. Ikuti kisah Harris Effendi, dimana mimpi buruk semua orang menjadi nyata dan ia harus meyakinkan semua orang untuk berpihak padanya da...