club #chptr5

9.9K 227 10
                                    

Haluuu ambek guys
Jangan lupa vote and komen!!!!

Cekidot...

Liana berlari menuju lift dengan tergesa,nafasnya memburu. Jantungnya berdetak tidak karuan, masih terasa di benaknya bagaimana sentuhan yang akbar berikan kepadanya. Tubuhnya merosot ketika sampai di lift, baruntung baginya lift sedang sepi.
Air mata mulai membasahi pelupuk matanya, tidak mengerti dengan perasaan yang bergejolak di hatinya.
Disatu sisi ia merasa bahagia karena mungkin akbar sedikit tertarik kepadanya, namun disisi lain hatinya teriris perih bahwa akbar hanya melihatnya melalui nafsu.

Dengan tertatih liana memasuki rumah, menaiki tangga dengan sempoyongan. Ketika ia akan membuka pintu kamarnya, tepat begitu juga dengan ivan yang baru keluar dari kamarnya. Ivan menghampiri liana yang terlihat murung.

"Lu nangis?"
Tanya ivan dengan hati-hati.

"Ga liana cuman kecapean mau mandi trus istirahat lagi."

Liana menjawab dengan suara yang sedikit serak.

Ivan menyipitkan matanya melihat lebih detail raut muka adiknya.

"Yakin?"

"Iya bawel."

Liana segera masuk kedalam kamar dan menguncinya.
Tubuhnya roboh di atas tempat tidur, mengistirahatkan tubuh beserta jiwanya yang bersiteru,akhirnya ia terlelap.

Matahari mulai beranjak naik dan cahaya nya mulai menelisik dibalik tirai jendela, menggangu liana yang masih mengantuk. Cahaya matahari mengganggu kenyamanan tidur liana.
Dengan malas liana membuka mata dan mengerjabkanya akibat matahari yang menusuk mata.

"Nghhh.."
Ia bangun dengan malas, dan matanya mencari benda penunjuk waktu.

01.06

Jam menunjukkan bahwa hari sudah siang, liana merasakan lemas di seluruh tubuhnya. Ia baru teringat bahwa dirinya belum makan sedari pagi, seklebat hayangan tadi pagi menghantuinya. Membuatnya menghembuskan nafas kasar.

"HUFTTT."

Dengan langkah gotai ia menuruni tangga, menuju dapur yang tak berpenghuni.
Membuka lemari es berharap ada sesuatu yang bisa dimakan. Puji tuhan ia menemukan salad dan juga roti isi.

Dengan rakus liana memakanya.

Drtt..drttt...drttt

Getaran di atas meja mengalihkan perhatianya, dengan malas ia melihat kontak telfon di layar hp nya.
Dengan malas ia mengangkatnya.

"Halo."

"ANJIR LU KEMANA AEEEE!!"

liana segera menjauhkan hpnya dari telinga.

"Biasa ae kali nyet ga usah teriak-teriak, gue ga mau penulian dini."

"Lemes amat suara lu, abis berapa ronde semalem?"

Liana menggeryit mendengar sahabat sengkleknya.

"Apaan sih lu gaje banget, gue baru bangun tidur. Ada apa lu telfon gue?"

"Oh iya lupa, clubbing yuk?"

"Malem ini?"

" ho oh he eh"

"Jam berapa emang?"

" jam 8 malem, ikut yuk ah nyet bosen gue di rumah ngapelin mang jono mulu di taman. Sekalian cari cogan buat refreshing yega?"

"Yaudah nanti mlm jam 8 lu jemput gue."

"Idih ogah, lu kira gue supir lu!"

"Bawel lu anjir, kaga ikut nih gua!"

Teacher k!nkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang