Lemonade

360 28 2
                                    

Hari yang panas dan terik membuat semua orang jengah. Kebanyakan dari mereka hanya berdiam diri di rumah, atau melanjutkan pekerjaannya di ruangan ber-ac.

Begitu juga Alia yang berniat mengurangi rasa panas yang menyiksa dengan membeli segelas lemonade dingin yang menyegarkan di sebuah kedai pinggir jalan.

"lemonade­­-nya satu ya mbak" ucapnya pada pelayan dengan tersenyum ramah. Sembari menunggu pesanannya tiba, Alia membuka aplikasi pesan di ponsel pintarnya, hanya memeriksa, apakah bunda menghubunginya.

"ini mbak lemo-" ucap si pelayan yang hendak memberikan lemonade dingin pesanan Alia namun, "ah.. terimakasih" tiba-tiba saja sebuah tangan menyambar pesanannya dan langsung meminumnya setengah, tanpa rasa bersalah dan malu.

"emm, tapi.." Alia tak melanjutkan ucapannya dan mebuang napas panjang "mbak lemonade­­-nya satu lagi" ucap Alia tetap ramah. Pria misterius itu melenggang pergi tanpa beban.

Walau begitu Alia tetap mencoba tersenyum, memberi pada fakir miskin baik juga, pikirnya.

Sepolos itulah Alia Maharani.

...

"tapi ayah, Alia masih kelas dua SMA, masa mau menikah?" ucap Alia saat tau ayah dan ibunya berencana menjodohkannya dengan teman baik ayahnya semasa kuliah.

"tidak sekarang Al, kami tidak menyuruhmu untuk menikah besok, kami hanya mencoba memilihkan mu pendamping untuk masa depan mu nanti, takut kamu salah memilih. Lagipula kamu akan menikah setelah kamu lulus SMA, kalau setelah itu kamu ingin kuliah, itu terserah kamu dan suamimu nanti." Jelas bundanya tercinta.

"hmmm, baiklah" pernyataan Alia yang terkesan singkat tersebut berhasil membuat kedua orang tuanya tersenyum bahagia.

...

"rencananya ayah akan menjodohkanmu dengan teman baik ayah, anaknya cantik, ayah yakin cocok denganmu. Kamu tidak bisa membantah" ujar ayahnya dengan nada memaksa.

"bukan rencana namanya, itu pemaksaan. Aku engga mau, apaan sih, ayah kira Refan ga bisa cari jodoh Refan sendiri?"

"ya tidak bisa." ucap ayahnya cepat, itu berarti tidak ada yang bisa mengubah keputasan mutlak beliau. "kamu akan menikah setelah lulus SMA" lanjut ayahnya.

Setelahnya lelaki itu pergi menuju kamarnya dan membanting pintunya keras-keras. Refansa Pangestu, lelaki keras kepala, dingin dan menyebalkan, tapi siapa yang tahu, jauh di dasar hatinya, dia adalah seseorang yang lemah lembut dan penyayang.

...

Waktu berlalu dengan sangat cepat, kisah putih abu abu hanya meninggalkan seberkas kenangan berarti.

Itu artinya,

"Alia, kamu sudah lulus SMA, kamu ingat kan apa yang pernah ayah bicarain sama kamu?"

Dengan wajah bingung ditambah mulutnya yang terbuka membuatnya semakin terlihat lucu dan lugu.

"kamu ini, masih saja pelupa, ayah dan bunda ingin menjodohkanmu dengan anak teman ayah. Kamu ingat?" ucap bundanya lembut mencoba mengingatkan kembali Alia

Wajah bingungnya terganti dengan wajah murung dan cemberut. "Alia kira ayah sama bunda cuma becanda mau jodohin Alia sama anaknya temen ayah." Ucapnya sembari memajukan bibirnya.

"Alia kan udah setuju waktu itu, lagipula kamu masih punya waktu satu bulan kok buat siap-siap, oh iya, nanti malam teman ayah dan anaknya akan datang ke sini untuk membicarakan masalah pernikahanmu" Ucap ayahnya lembut.

"iya, ayah" mau tak mau Alia yang polos hanya mengangguk pasrah untuk rencana kedua orangtuanya ini, lagipula Alia yakin ayah dan bundanya pasti memilihkannya lelaki baik dan dapat mengantarkannya pada kebahagiaan.

...

Refan yang baru saja pulang bermain bersama teman-temannya, sudah dikejutkan dengan berita yang menurutnya sangat menyebalkan.

"pernikahan kamu akan dilangsungkan satu bulan lagi jadi persiapkan diri kamu dari sekarang, nanti malam kita akan kerumahnya untuk membicarakan pernikahan mu." ucapnya dingin, tegas, dan tidak dapat dibantah.

"terserah" hanya satu kata yang ia ucapkan untuk membalas ucapan ayahnya barusan, mungkin sekarang kita dapat menyimpulkan bahwa sifat dingin Refan diturunkan dari sang ayah.

...

Tunggu chap selanjutnyaa yaaaa

LemonadeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang