Saat ini Refan dan Alia sedang duduk manis di sofa empuk mereka sambil menonton siaran televisi dengan sesekali memakan cookies coklat lezat buatan Alia.
Siaran tv yang mereka tonton sekarang meceritakan perjalanan bulan madu sepasang artis tersohor Korea Seletan, Anh Jae Hyun dan istrinya Goo Hye sun.
"apasih norak banget, honeymoon kok disiarin gitu, kebelet famous aja tuh"
"lucu ya, honeymoon kaya mereka, romantis, kita honeymoon kaya gitu yuk"
Ucap mereka bersamaan namun dengan pernyataan yang sangat jauh berbeda.
"lho kok gitu sih Refan, mereka itu udah famous lagi, lagian kan lucu, aku pengen deh honeymoon kayak mereka gitu." Ucapnya merajuk sambil mengerucutkan bibir.
"emang loe mau pergi sama siapa?" Tanya Refan sarkas, dengan memalingkan mukanya ke arah Alia, mereka berhadapan sekarang.
"sama Refan lah,"
"tapi gue ga mau." Dengan nada bicara yang amat menyebalkan, Refan memalingkan mukanya dan kembali menonton siaran televisi yang tertunda akibat pertengkaran singkat mereka.
"Refan mah gitu," Alia beranjak dari duduknya untuk mengambil Orange Juice dingin di lemari pendingin miliknya, setelah itu dia duduk lagi di samping Refan.
"Refan mah gitu" ucap Refan mencoba meniru perkataan Alia, dengan bibir yang di kerucutkan, Ia terlihat sangat menyebalkan.
Alhasil Alia memukul cukup keras bahu Refan, Ia kesal melihat Refan mengejeknya begitu.
"ih Lemonade KDRT, gue laporin Komnas Perlindungan Anak baru tau rasa." Sebenarnya Ia hanya berpura pura mengaduh kesakitan, pukulan Alia sama sekali tidak terasa di bahunya.
"dih, Refan tuh udah gede, bukan di Komnas Perlindungan Anak lagi, tapi di Komnas Perlindungan Perempuan, hahaha" ucap Alia menimpali candaan Refan.
Akhirnya obrolan tersebut terus mengalir, diselingi candaan renyah Refan dan tawa merdu Alia.
...
"Lemonade," panggil Refan pada Alia yang sedang sibuk menyiapkan makan malam.
"sebentar, masakannya nanti hangus"
Setelah makanan siap dihidangkan, Alia duduk berhadapan dengan Refan.
"ada apa?" Tanya Alia menyelidik.
"makan aja dulu" ucap Refan menyendok nasi dan lauk pauk kepiringnya, mendengar itu Alia hanya mengedikkan bahu, walau sebenarnya Ia sungguh ingin tahu apa yang akan Refan bicarakan padanya, namun Alia dapat menunggu.
Sendawa Refan mengakhiri acara makan mereka berdua.
"tadi Refan mau ngomong apa?" ucap Alia bertopang dagu.
"ah? Ohh, nih" ucap Refan terlihat ... gugup.
Ia melempar dua kertas kecil berbentuk persegi panjang.
"hm? Ini ap- SEOUL!!" Alia bereteriak saat mengetahu apa yang tertulis di kertas itu,
'Trip 3 hari di Seoul'
Refan lantas menutup kedua telinganya saat mendengar teriakan Alia yang begitu berisik.
"norak banget sih lo" ucapnya sarkas, namun sebenarnya, Refan pun senang dan bersemangat mengingat itu adalah pertama kalinya mereka berlibur hanya berdua, mungkin lebih tepatnya bulan madu berdua.
"gapapa, yang penting bisa liburan ke Seoul, wlee" ucap Alia sambil menjulurkan lidahnya ke arah Refan.
...
"WOW!!! SEO-" teriakan Alia terhenti saat sebuah tangan membungkam mulutnya.
"sekali lagi lo teriak teriak, gue tinggalin lu sendirian di sini." Pemilik tangan tersebut tak lain adalah Refan.
"iya iyaa," ucap Alia, seperti biasa, Ia mengerucutkan bibirnya, namun tak berlangsung lama, karena perasaan kesalnya terganti saat melihat indahnya kota Seoul.
...
Satu hari ini mereka habiskan untuk berjalan jalan berdua menikmati indahnya negeri ginseng.
Bermain di lotte world, Berjalan dan berpiknik ria di pinggir Sungai yang cukup terkenal di Korea Selatan, Sungai Han, juga tak lupa memasang gembok cinta di Namsan Tower, sebenernya Refan tak mau, tapi karena paksaan Alia, dia menurut juga.
Namun kerena udara yang sangat dingin, dan Refan sulit beradaptasi dengan cuaca dingin membuatnya jatuh sakit pada dua hari terakhir bulan madu mereka.
Mereka berakhir di kamar hotel yang cukup luas dengan interior modern yang mebuat setiap pasang mata yang melihatnya takjub.
"Refan, ini dimakan dulu supnya, Refan mau sehat ga sih?" Alia mulai kesal melihat Refan yang sama sekali tak menyentuh sup ayam yang sudah Ia siapkan.
Alia akui, sifat Refan dikala sakit sangat berbeda dengan Refan yang biasanya, Ia menjadi sangat manja dan kekanak kanakan, seperti sekarang.
Refan menggeleng dan kembali menarik selimutnya, ini membuat Alia geram.
"Yaudah kalo Refan ga mau makan, supnya Alia kasih sama satpam hotel aja, dia lumayan ganteng kok"
"Lemonade, lu mah tega," ucap Refan menahan tangan Alia yang ingin beranjak.
Alia tersenyum "Alia suapin ya," Alia mulai menyuapi Refan dengan sabar.
"Lemonade,"
"hm?" ucap Alia maih menyuapi seorang bayi besar di hadapannya.
"maaf ya, gara gara gue liburan kita kacau" Refan menunduk, Ia mengaku sangat menyesal saat ini, karenanya liburan mereka tertunda.
"gapapa, lagian kita udah jalan jalan sehari penuh kan waktu itu,"
Melihat Refan yang masih saja menunduk, membuat Alia menaruh mangkuk supnya di nakas dekat tempat tidur mereka dan memeluk hangat tubuh Refan.
"Alia gapapa kok, beneran, yang penting sekarang Refan sehat dulu, ya?"
Refan membalas pelukannya tak kalah erat, seakan tak ingin kehilangan Alia
Refan kini sangat membutuhkan Alia, sangat mencintai Alia, dan tak ingin Alia jauh dari dirinya, namun Refan tetap Refan,Ia masih Refan yang sulit untuk mengungkapkan semua yang Ia rasa. Namun, Alia tak butuh pengakuan, Alia tau bahwa Ia sangat berarti bagi Refan, Alia juga merasa sangat dicintai, dan itu semua cukup.
...
Wait for our sequel><~♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Lemonade
Teen FictionBerawal dari lemonade dingin yang menyegarkan, hubungan Refansa Pangestu Ananta dan Alia Maharani semakin rumit, Refan yang dingin dan tak tersentuh dengan Alia yang polos dan lugu, akankah kisah mereka berakhir bahagia? Siapa yang tau.