Luka

142 16 1
                                    


"males" ucapnya singkat, ketus dan dingin.

"ayolah Refaaan, Yaaa?" ucapnya dengan menarik-narik tangan Refan, "Refan takut kalah ya sama Alia? Iyaaa kan? Ah Refan payah." Ucap Alia berhenti menarik tangan Refan dan menyilangkan tangannya di dada.

Pletak

Mendengar itu, Refan lantas memukul kepala Alia pelan.

"aww, Refan jahat ba-"

Ia kemudian lari tanpa aba-aba, "gue bakal menang" ucap Revan yakin dengan terus berlari.

Melihat itu Alia tertawa geli dan ikut berlari mengejar Refan, sebenarnya Refan tidak sedingin yang orang pikirkan.

Tiba tiba saja,

"ahh, Refan" panggil Alia lemah, Ia terjatuh karena tersandung batu kecil di lintasan Ia berlari. Kakinya tergores di bagian lutut.

Melihat itu Refan, memutar badannya dan berlari kearah Alia.

"gapapa? Bisa jalan ga?" ucapnya dengan raut wajah khawatir.

Benarkah dia Refan?, pikir Alia. Hati Alia menghangat mendengarnya.

Tiba tiba saja Refan berjongkok di depan Alia, mengisyaratkan Alia untuk naik kepunggungnya, tapi tetap saja Alia yang kelewat polos tak mengerti apa yang Refan coba lakukan untuk dirinya.

"cepet naik, mau gue tinggal? Biar lo diculik aja sekalian di sini." Ucapnya dangan posisi yang sama.

Dengan gerakan lambat Alia mengikuti intruksi Refan, Refan yang tak sabaran, langsung menarik tangan Alia agar segera naik ke punggungnya, lantas Alia memekik pelan, kaget akan perlakuan Refan

Ia menyunggingkan senyuman dibibir tipisnya, Alia tak menyangka Refan Akan semanis ini, kata kata ketusnya memang masih seringkali Ia ucapkan, namun sepertinya Alia sudah terbiasa.

Refan membawa Alia ke bangku taman kayu tak jauh dari tempat Alia terjatuh.

Refan menurunkan Alia pelan dari gendongannya, menyuruhnya duduk di bangku itu.

Refan lalu pergi tanpa sepatah kata pun, melihat itu Alia di buat bingung, namun dia bisa apa, Refan sudah pergi menjauh.

Saat Refan kembali, Ia membawa satu kangtung plastik berukuran sedang, sebenarnya apa isi kantung plastik itu?

"sini, mana kaki lo yang luka?" ucapnya membuka kantung plastik yang Ia bawaa, ternyata isinya obat antiseptic dan perban, untuk mengobati luka Alia.

Dengan telaten Refan mengobati luka di kaki Alia, tak jarang Alia mengerang ke sakitan.

"nyusahin aja sih lu, sombong ngajakin lomba lari, kalo jatuh, luka, gue lagi yang repot," ucapan ketus itu Refan tak membuat Alia marah atau mengerucutkan bibirnya seperti terakhir kali, Ia yakin Refan tak bermaksud berkata begitu, Ia hanya malu dan tak bisa bicara bahwa dia mengkhawatirkan Alia.

Manisnya ...

TBC

LemonadeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang