Pindah Rumah

145 17 0
                                    


Flashback

"Refan, kalau disini dibuat taman aja bagaimana?" Tanya Alia sembari menunjuk lahan kosong di belakang rumah mereka yang baru.

"Terserah, lu atur aja" Yap. Alia dapat menduganya, sedari tadi hanya kalimat tersebut yang terlontar dari mulut Refan kala Alia menyarankan ini-itu untuk rumah baru mereka.

Lama kelamaan, Alia jengah "Refan! Dari tadi merhatiin Alia engga sih?" ucapnya dengan suara melengking, itu artinya Alia mulai kesal.

"Iya terserah"

Alia menghembuskan napas panjang dan pergi meninggalkan Refan yang masih saja menatap ponsel pintarnya, Refan bahkan belum sadar bahwa sekarang Alia marah padanya.

Rasanya sesak, seakan hanya Alia saja disini yang bersemangat tentang rumah baru mereka, hubungan mereka, bahkan rumah tangga mereka.

...

"Lemonade, buatin gue makan dong"

Hening

"Lemonade, dimana sih lo?"

Hening

"Alia Maharani." Teriak Refan, Ia kesal karena Alia tak kunjung menyauti panggilannya.

Tiba tiba Alia keluar dari kamar mereka, masih membungkam mulutnya, Alia membuatkan seporsi makanan untuk Refan.

Refan bingung dengan apa yang terjadi pada Alia, namun Ia terlalu enggan bertanya pada Alia, paling tidak 'lo gapapa?', namun tak ada sepatah kata pun kelaur dari mulut Refan.

Setelah beberapa menit menunggu, makanan pun siap. Refan yang sedari tadi menunggu di meja makan mengembangkan senyum.

Namun setelah meletakan makanan Refan Alia melenggang pergi.

"mau kemana? Ga makan?" ucap Refan mencekal penggelangan tangan Alia lembut.

"Alia masih kenyang, Refan aja makan duluan"

Walau Alia mengumbar senyuman, Refan tau Alia sedang tidak baik baik saja.

Selesai makan, Refan menyusul Alia ke kamar mereka.

"lu kenapa sih Al?" Tanya Refan bingung.

"kenapa apanya? Alia gapapa" Refan mulai kesal mendengar Alia membalikkan pertaannya.

"aneh banget sih lo, gue ada salah? Bilang, jangan diemin gue kaya gini, lu kira dengan lu yang diem kaya gini gue bisa ngerti?" ucap Refan mulai kesal, dan sedikit membentak Alia.

"kok Refan jadi marah marah?" Alia menahan tangisnya agar tak luruh "daritadi Alia usul ini itu buat rumah kita, Refan cuma jawab, 'terserah terserah' sekarang Alia diemin Refan, Refan juga yang marah marahin Alia." Ucapnya menangis pilu, tangisan yang Ia coba bendung, akhirnya pecah.

Hati Refan tercekat mendengar penuturan Alia, mungkin Ia juga keterlaluan.

Tanpa aba aba, pelukan hangat, Refan berikan untuk wanitanya, entah setan dari mana Refan berani memeluk Alia erat seperti itu.

"maaf" satu kata, namun dapat membuat hati Alia menghangat mendengarnya, sebuah senyuman terukir manis di bibirnya.

"Refan jahat" ucapnya sesekali memekul dada Refan, bukannya mengaduh kesakitan, Refan malah tertawa melihat kepolosan Alia.

Namun selanjutnya,

Refan melepaskan pelukan tersebut cepat, mungkin Ia baru saja tersadar apa yang terjadi, mukanya memerah karena malu. Refan yang menyebalkan dengan harga diri tinggi telah kembali.

TBC

...

Mohon maaf untuk keterlambatan update.

Kegiatan sekolah lagi sibuk sibuknyaa .. kalo bisa milih ngerjain tugas atau lanjutin Lemonade, bakal pilih lanjutin ni project deh >< sayangnya ga bisaa ..

Diusahakan update secepatnya ..

Terimakasih.

LemonadeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang