Berawal dari lemonade dingin yang menyegarkan, hubungan Refansa Pangestu Ananta dan Alia Maharani semakin rumit, Refan yang dingin dan tak tersentuh dengan Alia yang polos dan lugu, akankah kisah mereka berakhir bahagia? Siapa yang tau.
Alia bosan, berbelanja sendiri seperti perempuan lajang yang merantau ke kota orang. Padahalkan dia sudah memiliki suami tampan bak dewa. Namun, jika di suruh memilih, Alia akan memilih lelaki jelek dan gendut tetapi sangat mencintainya, dari pada suami tampan yang dingin dan menyebalkan.
Beberapa kali Alia melihat pasutri berbelanja dengan begitu mesranya, Ia merasa menjadi wanita paling sial sejagat raya. 'Kenapa harus lelaki kutub yang kasar yang menjadi suami ku?' begitu kiranya pikir Alia.
Ia benci Refan, Ia benci dunia dan Ia benci takdirnya.
Setelah selesai berbelanja, Alia bergegas menuju parkiran dimana supirnya berada.
"Lho Pak Dedi kemana sih? Kan tadi Alia suruh tunggu disini." Alia kembali menggerutu saat tahu supirnya, Pak Dedi hilang dari peredaran.
Tiba-tiba
"Hmmpphh.." seseorang bertudung hitam membungkam mulut Alia, Ia meronta mencoba membebaskan diri, namun tubuh Alia yang mungil tetap tak bisa melawan penjahat bertudung itu. Ia berhasil memasukan Alia kedalam mobil dan membawanya pergi entah kemana.
Kesialan apa lagi ini?
...
Kemana Refan di saat yang penting seperti ini? Lelaki Bejat.
Mobil itu berhenti di sebuah danau, danau itu terlihat indah dan enak di pandang mata, namun berbeda cerita bagi Alia.
Apa ini? Apa para penjahat ini akan membuang aku kedalam danau? Apa aku akan mati?
Pertanyaan pertanyaan itu terus saja memenuhi kepala Alia. Apa inilah akhir kisahnya?
Penjahat bertudung itu menarik Alia untuk turun dari mobil.
"SURPRISE!!!" Semua orang bersorak.
"Selamat ulang tahun ya Alia"
Alia yang melihat itu sontak kaget dan menutup mulutnya menahan tangis. Dan penjahat bertudung tadi tak lain adalah Refan.
"jangan salahin gue ya Al, ini semua ide suami lo" ucap salah satu temannya Dinda.
Alia menatap Refan yang tersenyum tanpa dosa. Refan langsung memeluk Alia erat, seakan tidak akan melepaskannya lagi
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kejadian setelahnya, semua orang bersorak bahagia, tak terkecuali orangtua Refan dan Alia.
"iseng banget sih? Jahat." Ucap Alia di sela sela tangisannya, sembari sesekali memukul dada Refan.
"hehehe, biar jahat tapi cinta kan?" ucapnya sembari membelai rambut Alia lembut. Tak ayal Refan kembali mendapat pukulan di dada karena kalimatnya.
"jadi kamu diemin aku karena ini? iseng banget sih, aku pikir kamu selingkuh tau."
"hahaha Enggak lah Al, gue kan cintanya ama elo aja"
Hati Alia kembali berbunga mendengar penuturan Refan.
"beneran?"
"becanda, gr lu" Satu pukulan kembali mendarat di dada bidang Refan. Diikuti tawa renyah keduanya.
"udah woy peluk pelukannya, di kamer aja sana" celetuk Dinda asal dan kembali membuat semua orang tertawa.
Hari ini, akan Alia ingat sebagai hari paling bahagia dalam hidupnya, setidaknya sampai saat ini.