Ice Cream

70 8 0
                                    



Berjalan jalan sore di taman sekarang sudah menjadi hal rutin bagi Refan dan Alia, entah sejak kapan hal itu menjadi kebiasaan bagi keduanya.

"Refan ayo," Ucap Alia tak sabaran.

Tanpa berkata lagi Refan langsung menarik tangan Alia menuju taman, persis seperti yang Alia lakukan terakhir kali saat mengajaknya olahraga pagi. Jelas saja hal itu membuat hati Alia berdetak di luar batas normal, Ia menunduk menyembunyikan rona merah di pipinya. Tetapi Refan sudah lebih dulu tahu bahwa wanitanya itu sedang berbunga bunga, Lucunya.

"Refan liat, ada kelinci, waa lucu ba- akhhh"

Tiba tiba Alia terjatuh saat berlari menghampiri seekor kelinci. Dalang dari semua ini adalah tali sepatunya yang belum terikat sempurna, betapa cerobohnya Alia.

"aduh Al, lu hobi banget jatuh sih, liat nih, tali sepatu belum ke-iket juga udah main lari lari aja"

Refan langsung berlutut di hadapan Alia, dengan telaten Refan mengikat kuat tali sepatu Alia. Sekali lagi Refan berhasil membuat hati Alia dipenuhi bunga.

"makasih ya Refan," Alia tersenyum lembut pada Refan, sontak membuat pipi Refan merona, Ia langsung memalingkan mukanya dan melenggang pergi, mencoba menetralkan detak jantungnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"makasih ya Refan," Alia tersenyum lembut pada Refan, sontak membuat pipi Refan merona, Ia langsung memalingkan mukanya dan melenggang pergi, mencoba menetralkan detak jantungnya.

"Refan kali ini Alia yang traktir es krim ya, Refan mau rasa apa?"

"tebak dong, masa es krim kesukaan gue aja lu ga tau sih, parah dih."

"Eumm coklat ya?"

Muka Refan berubah masam, walau sebenarnya Ia hanya berpura pura, untuk membuat Alia merasa bersalah. Dasar jahil.

"Vanilla Al, parah banget sih lu" Refan mengerucutkan bibirnya, persis seperti balita.

Alia tertawa dan langsung berlari menuju kedai es krim.

"awas jatuh lagi Al" kalimat itu bukan bentuk sebuah perhatian melainkan ejekan jahil untuk Alia.

Tak berapa lama Alia kembali membawa dua es krim Vanilla untuknya dan Refan.

Mereka duduk di bangku taman kayu tempat mereka biasa duduk, sambil melemparkan beberapa candaan dan gurauan.

Alia begitu menyukain es krim, hingga tanpa sadar sekarang mulutnya penuh dengan sisa es krim, melihat itu Refan bergerak cepat membersihkan sisa es krim itu, tidak dengan tangan, tidak juga dengan tissue ataupun sapu tangan, melainkan dengan mulutnya, ya, Refan mengecup bibir Alia lembut untuk membersihkan kotoran es krim itu.

Sontak Alia kaget dan membelalakan matanya, Ia bahkan mengerjap berkali kali untuk mengembalikan nyawanya yang terbang tadi.

"Refan! Ini kan banyak orang" Refan pun berlari kabur meninggalkan Alia yang masih saja mengerjap-ngerjap, sebenarnya Refan juga malu, Ia berlari untuk menyembunyikan rona kemerah-merahan di pipinya.

Mereka malu, tapi mau.

LemonadeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang