zwei

219 34 14
                                    

Udah 2 jam hujan turun. Begitu juga malaikat kesayangan Hoya. Dia masih setia berdiri di depan wartel.

Karena dasarnya Hoya adalah gentleman, bangkitlah dia buat ngasih jaket kepada si malaikat.

"Biar ngga kedinginan, Mbak" kata Hoya.

"Hujannya awet" celetuk si malaikat tiba2 sambil pake jaket.

"E-eh iya mbak"

"Kayak wartel ini. Awet, padahal sepi"

Hoya cuma senyum tipis. "Padahal yang jaga oke punya, tetep aja sepi. Hm"

Malaikatnya diem. Jijik kayaknya:")

"Ngomong2, saya baru disini" Hoya ngulurin tangan, "kenalin, Hoya"

Sayang banget, tangan Hoya nggak di sambut.

"Ara"

Hoya langsung tarik tangannya. Kepalanya ngangguk2 gitu. Doi mau nggombal, tapi gaada ide. Jadilah doi hanya diam.

"Bombernya bagus, bang" ucap si malaikat.

"Saya jaga wartel mbak, ngga nge-bom"

Si malaikat ketawa pelan. "Jayus, bang"













Yeaaa. Ketawa:), batin Hoya



















"E-eh, hehe. Jayus tapi ketawa. Serius ga mbak?" Hoya senyum2

"Seriusan bang. Eh, jangan panggil mbak. Panggil Ara aja, masih SMA" ucap si malaikat-yang namanya Ara, sambil tunjuk2 roknya.

"Hehe iya de. Tapi kalo panggil yang lain bole?"

"Apa?"

"Sayang. Gimana?"





"...."




"...."





"...."




"Canda, dek. Hehe"





"...."





"...."

Mampus gue

"Dek, ngomong dong"







"Kan gue udah bilang, panggil Ara"

Mampus gue(2)

"E-eh iya, ngomong dong Ra. Hehe" rajuk Hoya sambil senyum2.

"Nyengir mulu. Kering tu gigi bang"

Denger omongan Ara barusan, Hoya langsung nutup mulut. Dan suasana jadi hening lagi.

Tiba2 Ara ngelepas jaketnya lalu ngasih ke Hoya.

"Makasih ya, bang. Duluan"

Kemudian, Ara berlari di bawah hujan. Dan Hoya cuma bisa ngeliat punggungnya yang semakin jauh.

"Yah, ditinggalin"

Paansi -ara
Pupus suda -hoya

HIYOOOOO!!!! BALIK LAGI NIH AKU:)))))))) KANGENG GA? ENGGA Y:(((((( YAUDA, UDAH AKU PUBLISH NIH CHAPTER KEDUA😆😆 SEMOGA KALIAN SUKA YA:)

😚JANGAN LUPA VOMMENT YA😚

next?

Warung Telepon (Infinite Hoya)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang