Ara POV
Sore itu, hujan turun lagi. Dengan terpaksa, gue neduh di depan wartel komplek. Padahal udah kapok gue neduh disitu gegara abang penjaganya yang genit abis. Masa cewek baik2 kek gue digodain. Mana sok2an nawarin wartel lagi. Gedek de.
Pas gue baru nyampe depan wartel, abang--yang namanya Hoya, sok2an manggil gue
"Ara!"
Ada suara
Gue cuma noleh. Terus senyum sepet
Dia lagi
"Sendirian aja, Ra"
Lah kan ada lo bang,
Karena gue udah enek banget sama bang Hoya gara2 gombalannya kemaren, gue kacangin lah doi. Gue pura2 main hape.
Bang Hoya yang masih setia di samping gue pun bilang, "Yah, dikacangin"
Dan, keisengan gue berbuah telepon. Layar hape gue menunjukkan nama si penelpon "Kakak😚"
Gue angkat, "Halo kak!"
"Udah di rumah? Lagi apa?" ucap kak Myungsoo
"Aku lagi neduh di depan wartel komplek kak"
"Sama siapa?"
"Sendirian aja kok"
Soalnya yang disamping setan, hehe
"Cepet pulang gih"
"Iya, kalo udah reda aku pulang kok"
Bang Hoya garuk2 kepalanya. Dia narik napas panjang terus langsung di keluarin.
"Huh~ anzeng, gue jadi laler" ucap bang Hoya.
Dia emang ngomongnya pelan. Tapi berhubung pendengaran kak Myungsoo itu kayak lumba2, dia denger yang dibilang sama bang Hoya.
"Ra, kamu sama cowok ya? Siapa?" gue denger nada bicara kak Myungsoo yang nggak biasa, tinggi gitu.
"Engga, kok. Aku beneran sendiri" sergah gue.
"Kakak jemput"
"Gausa kali, kak. Rumah aku tinggal jalan bentar. Gaperlu jemp-"
"Udah. Kamu tunggu disitu"
"Yah, kak-halo kak?"
Gue langsung gelisah. Kak Myungsoo pasti marah banget. Nada bicara doi gapernah tinggi gitu. Semarah-marahnya dia sama gue, dia gapernah naikin nada bicaranya. Karena dia punya prinsip buat nggak teriak di depan cewek.
Dan, semua ini karena abang wartel yang genitnya minta ampun. Gue udah gedek gegara gombalannya, trus sekarang dia bikin kak Myungsoo marah. Gue langsung noleh dan melihat abang wartel ini
"Bang"
"Apa?"
"Anying lu"
❤❤❤❤
15 menit kemudian, mobil kak Myungsoo berhenti tepat di depan gue sama bang Hoya. Kak Myungsoo langsung keluar dengan payung di tangannya.
"Pulang yuk" kata kak Myungsoo dengan senyum cerah. Kok gue jadi ngerasa aneh ya. Senyumnya itulo, kayak senyum maksa.
"Kak Myungsoo?"
Senyuman kak Myungsoo makin lebar.
"Ayuk ah. Dingin nih"
Gue pun semakin bingung. Apalagi, pas tangannya kak Myungsoo udah melenggang asik di bahu gue.
Doi nuntun gue masuk ke mobil. Dan pas di mobil, gue udah bisa nebak apa yang bakal terjadi. Ya. Kita diem2an lama banget. Gue berinisiatif buat mulai ngomong.
"Kak ini sem-"
"Udah!" kak Myungsoo langsung motong omongan gue
"Ha?"
"Cowok itu siapa?!"
"Bukan siapa2 kak. Sumpa de"
"Gausa pake sumpa bisa?!"
Gue langsung shock. Kak Myungsoo gapernah ngomong kayak gini ke gue. Gue coba jelasin lagi.
"Dia itu buka-"
"Udah Ra! Udah!"
Nada bicara kak Myungsoo makin tinggi. Bahkan hampir kayak teriak. Dan gue cuma bisa diem. Kadang, gue lihat wajah kak Myungsoo yang udah merah gara2 nahan marah.
Galama, mobil kak Myungsoo sampe di depan rumah gue. Pas mau turun, tangan gue langsung di tahan sama doi.
"Jangan deket2 sama cowok itu lagi!"
Gue ngerasa disalahin. Siapa coba yang deket2?
"Kak, denge-"
"CUKUP!!"
Disini, gue bener2 pingin nangis. 1 tahun gue pacaran sama kak Myungsoo. Tapi gue gapernah diteriakin sama doi.
"Kak.." ucap gue lirih, nahan air mata yang udah pingin keluar.
"Aku gatau apa alasan kamu. Tapi harus ya neduh sambil ngobrol sama cowok itu? Harus? Ra! Aku kurang baik sama kamu? Sampe kamu harus cari cowok lain?"
"Dengeri-"
"Kamu tau? Tadi aku lagi nyelesaiin skripsi aku. Tapi kamu malah enak2an sama cowok lain. Salah aku dimana? Kenapa kamu harus nyakitin aku kayak gini?"
Gue cuma natap kak Myungsoo. Gue gatau harus ngomong apa. Hati gue udah sesek banget denger dia nyalahin gue. Siapa juga yang nyuruh jemput? Siapa yang lagi enak2an sama cowok?
Gue tau doi cuma cemburu. Tapi masa iya harus mojokin gue kayak gini? Seenggaknya dengerin dulu penjalasan gue.
"Kamu nggak mau minta maaf?"
Minta maaf? Situ kali yang harusnya minta maaf
"Buat apa?"
Kak Myungsoo shock pas denger pertanyaan gue.
"Kak denger ya. Aku dari tadi udah nyoba buat jelasin semuanya. Tapi malah kakak sela mulu. Gimana jelasinnya? Dan juga, aku gasuka kakak nyalahin aku kayak gitu. Masalah skripsi kakak itu bukan salah aku. Toh yang minta jemput bukan aku kan? Masa iya salah aku? Terus kakak harus tau, cowok yang tadi sama aku itu baik. Walau rada ngeselin, seenggaknya bang Hoya nggak biarin aku kedinginan di bawah hujan"
Kak Myungsoo ngembusin napas panjang, "jadi mau kamu apa?"
"Putus"
Haee!! Author cantik balik lagiii😊😊😊 gimana? Nggak nge-feels lagi ya:(( maapin yee:((( tapi tetep tungguin chapter2 selanjutnya. Cz mau aku keluarin para cecan wonokromo:)))))))))))
😊JANGAN LUPA VOMMENT😊
#edisilelahdengansiders
KAMU SEDANG MEMBACA
Warung Telepon (Infinite Hoya)
Fanfiction"mbak, wartel mbak?" . . . . . Hoya x OC