Seseorang Dimasa Depan Datang 2

235 13 0
                                    

Disepanjang perjalanan shania terus memikirkan hal hal yang telah terjadi tadi. Kinal yang merasa kebingungan dan menanyakan hal itu kepada shania. Dan shaniapun menceritakan hal yang sebenarnya. Yang paling benar

"shan.. Kenapa lu kok diem mulu sih?"
"em.. nggak papa kok nal... cuma Gue lagi mikirin sesuatu"
" Oh mikir apa sih shan?"
" yaealah.. Kan gua udah bilang gua lagi mikir tentang sesuatu. Ya berarti sesuatu. Masih belom paham aja lu"
"lah? emang lu punya pikiran shan?"
" yaelah.. mulai resek ya lu"
" hahaha:v  Oke gue bersedia buat dengerin curhatan lo"
" Oke. jadi gini kan..."

Kejadian dimalam yang sama saat boby kedatangan seseorang dalam mimpinya yang mengatakan bahwa ia adalah jodoh sekaligus pelindung buat shania.

"Shan.. Bangun"
"Ah... Mam.. Masih malem begini masak shania udah dibangunin sih? Tega amat ama anak sendiri. Gak ah.. Mau tidur dulu.."
"Shan.. Ini aku"
"Iya. Aku tau kamu mama kan?"
"Bukan"
"Ah.. Iya bukan. Ini seperti suara cowok (bergerutu didalam hati). Kamu pasti papa kan? Kenapa pa.. Mau ngucapin selamat tidur? Shania bukan anak kecil lagi pa"
"Bukan"
"Ah.. Bukan lalu?" (membalikkan badannya kearah yang berlawanan) "apa????. Siapa kamu? Dan... Apa maumu datang kekamarku? Terlebih disaat larut malam seperti ini. Aku tidak mengenalmu. Dan kenapa kamu bisa mengetahui namaku? Oh.. Apa kamu seorang penguntit? Ya.. Kau diam. Saat orang diam itu berarti benar. Baiklah.. Akan kupanggil polisi untuk menangkapmu"
"Tunggu.. Shania... Ah.. Kamu masih saja cerewet seperti dulu. Kamu masih saja tidak ingin orang lain untuk menjelaskan apapun dan terus mempercayai dirimu sendiri. Aku khawatir pada diriku yang dimasa ini apakah bisa dia menanganimu?"
"Hah? Gila! Apa yang kamu sedang bicarakan sih? Pasti kamu roh jahat ya.. Ya tuhan.. (Memejamkan matanya dan berdoa) Tolong bebaskan roh jahat ini. Biarkan arwahnya pergi agar dia menjauh dariku (membuka mata) hah? Kenapa kau masih belum pergi? Dan kenapa kau malah mendekat tepat didepan wajahku? Dasar.. Om om cabul!"
"Hahahaha.. Apa seburuk itu wajahku sekarang? Apa tadi kau bilang? Aku om om ya? Hmmm.. Pantas kau tidak mengenaliku"
"Apa maksudmu?"
"Pantas kau tidak mengerti apa yang sedari tadi aku bicarakan"
"Shania yang seperti ini.. Aku masih menyukaimu. Aku ingin membuatmu kembali menyukaiku. Dan tidak akan membuatmu menjauh lagi dariku"
"Aku menyukai seorang om om? Gila pasti aku ini!"
"Bukan. Aku.. Sebenarnya datang dari masa depan. Aku kesini karena aku merindukanmu. Kamu tidak mungkin kan jatuh cinta padaku yang sudah om om ini? Haha..."
"Hah.. Apa sedang dibucarakan oleh om om gila ini. Aku semakin tidak memahaminya"
"Melainkan kamu akan jatuh cinta kepadaku yang tepat akan  berusia 16 tahun seminggu dari sekarang"
"Hah??? Cinta? Aku? Jatuh cinta???? Tidak... Itu mustahil. Membayangkannya saja sudah membuatku pusing. Entah apa itu cinta. Tapi.. Setauku cinta itu tidak ada, Cinta itu mustahil, dan cinta adalah sebuah kebohongan bagi mereka yang merasakannya. Aku tidak percaya dengan cinta. Dan untuk seumur hidupku. Aku menolak diriku untuk jatuh cinta kepada siapapun. Jika nantinya aku akan merasakannya aku mengutuk diriku sendiri karena telah merasakannya. Aku... Aku... Benci kata cinta. Aku benar benar membencinya! Aku... Kehilangan semuanya. Kakakku... Ayah dan ibu sangat terpuruk karena telah kehilangan kakakku saat dia merasakan cinta dengan seseorang. Orang itu.. Menghianati kakakku dan meninggalkannya begitu saja. Orang itu.. Membuat kakakku harus menerima akibat yang sangat pahit. Dan kakakku meninggal bunuh diri karena tidak sanggup menerima kenyataan bahwa ia sedang mengandung anak dari orang yang dia fikir adalah orang yang sangat mencintainya"
"Apa??? Aku baru mengetahuinya darimu. Itulah sebabnya dulu saat ayana menembakku kau diam saja walau sudah melihatnya. Rupanya kau ingin melihat seberapa aku mencintaimu ya?. Tapi... Menurutku.. Saat kau sudah melihatku bersama ayana tolong jangan lari"
"Hah? Ayana? Siapa itu? Peduli apa aku tentang hubunganmu bersamanya? Apa kau fikir aku akan merasakan cemburu. Aku sudah bertekad. Bahwa aku tidak akan merasakan cinta. Apalagi yang namanya cemburu. Aku.. Tidak mau sakit hati dan hancur. Hanya karna CINTA (berjalan mundur dan duduk jongkok dipojokan pintu kamarnya) *tes.. (Air mata jatuh)"
"Haha.. Kau.. (Mendekati shania) aku mencintaimu kak..(memeluk shania)"
"Hei.. Om.. Apa yang kau lakukan? (Mendorongnya) Kau fikir aku bocah gampangan? Tidak. Menjauhlah dariku. Dan.. Apa yang kau bilang tadi? Kak? Kau memanggilku kak? Gila! Kau benar benar sudah tidak waras. Apa kau fikir aku sudah tua?"
"(Terhempas dan jatuh) Tidak.. A.. Aku.. Adik kelasmu shan.."
"Adik? Kelas? Kau.. Membuat kepalaku semakin pusing. A.. Aku.. Aku.. Mohon kau harus pergi. Aku sudah semakin tidak terkendali. A.. Aku.. Tidak mengerti. Kepalaku benar benar pusing karenamu. Jadi.. Pergilah"
"(Memegang kepala shania dan mengelus rambutnya) kau.. Jangan khawatir. Aku akan memperjelasnya"
"K.. kau.. Kenapa belum juga pergi. Kepalaku??? Tidak pusing lagi? Kenapa itu mungkin?"
"Haha.. Ini hal yang paling kau suka saat aku bersamamu. Kau begitu suka saat aku mengelus kepalamu seperti ini. Dan disaat aku mengelusmu kau juga langsung mengeluarkan semua isi hatimu. Kau.. terlihat tenang saat itu. Hingga berulang kali kau tertidur begitu saja"
"Hem.. (diam seakan hanya ini yang dia ingin kan sekarang)"
"(Tersenyum) Kau.. Apa kau sudah mengerti sekarang?"
"Ya.. Tapi.. Belum sepenuhnya. Aku perlu tau kenapa kau datang kemari?"
"Oh itu.. A.."
"Est.. Tapi jangan terlalu cepat dan jelaskan sejelas mungkin agar aku bisa paham oke?"
"Haha... Oke. Jadi.. Aku datang kesini untuk bertemu denganmu"
"Untuk bertemu denganku? Saja? Kenapa?"
"Iya.. Tentu saja. Kenapa tidak. Kenapa kau perlu menanyakannya? Tentu saja aku merindukanmu jadi aku ingin menemuimu. Apa itu masalah?"
"Ya.. Itu masalah. Kenapa baru sekarang? Dan tiba tiba pula? Apa lagi dimalam hari! Kenapa tidak saat pagi/siang saja? Biar aku tidak perlu terkejut seperti ini"
"Apa pada saat kau pagi/siang hari kau bisa tidur dan bermimpi?"
"Hah?"
"Ya!"
"Apa yang kau katakan?"
"Apa yang ku katakan? Memang apa?"
"Tadi barusan kau mengatakan tentang tidur dan bermimpi?"
"Memang apa masalahnya?"
"Aku tidak mengerti bodoh.. Apa itu maksudnya"
"Haha.. Baiklah akan ku jelaskan. Kau sedang tidur kan sekarang?"
"Hah?"
"Oke. Oke. Coba kau lihat kearah tempat tidurmu"
"Ya.. Ada apa disana?"
"Hah.. Coba amati dengan baik baik sekali lagi"
"Tidak ada ap.. Apa?????? Siapa yang ada disana?"
"Itu kau. Saat ini kau memang sedang tidur"
"Hah?"
"Hahaha.. Sudahlah singkirkan wajah kebingunganmu itu"
"Ten..tentu saja aku bingung. Kenapa ini bisa? Aku kira kau sungguhan ada dihadapanku?"
"Tidak. Aku benar benar ada dihadapanmu. Tapi.. Dalam bentuk didalam mimpi"
"Jadi.. Saat ini aku sedang bermimpi?"
"Tentu saja. Bagaimana mungkin aku bisa ada dihadapanmu kalo ini bukan mimpi? Coba fikirkan bagaimana caranya seseorang yang ada dimasa depanmu kembali kemasa lalunya. Ini tidak mungkin kan?"
"Ya.. Kau benar. Bagaimana kau bisa ada disini? Ah.. Maksudku kemasa lalumu?"
"Dimasa depan. Aku adalah seorang peneliti. Jadi.. Aku mencoba membuat sebuah mesin yang bisa menghubungkan seseorang.  Tapi.. Alhasil aku hanya bisa melakukannya hanya dengan lewat mimpi saja. Tapi.. Aku jamin mimpi ini tidak akan hilang. Kau akan ingat ini sebagai sebuah kenyataan. Dimasa depan aku juga akan memberikan mesin yang aku ciptakan kepadamu. Tapi.. Aku tidak yakin kau akan menggunakannya mengingat hubungan kita yang merenggang dimasa depan"
"Aku akan ada hubungan denganmu?"
"Tentu. Kau dulunya adalah kakak kelasku. Lalu menjadi teman dan juga sahabatku. Dan rasa itu tumbuh menjadi yang lebih indah lagi. Tapi.. Lama kelamaaan kau berubah. Aku tidak mempercayai semua yang kau lakukan. Jadi.. Aku membuat keputusan sepihak untuk pergi menjauh dari hidupmu"
"Kenapa? Denganku? Ada apa? Apa yang aku lakukan?"
"Ehem.. Aku.. Sudah kehabisan waktu. Maaf soal pertanyaanmu yang terakhir ini. Kayaknya waktuku sudah habis. Lain kali aku akan menemuimu lagi untuk melihat wajahmu"
"Tunggu pertanyaan terakhir.."
"Maaf aku tidak bisa menjawabnya"
"Maksudku.. Aku ada pertanyaan terakhir. Siapa namamu?"
"Aku.. Aku...........(hilang)"

Saat shania terbangun ternyata sudah pagi. Diperjalanan, disekolah, dikelas dia terus mencampur pikirannya tentang mimpinya malam tadi. Dia bingung apa yang harus dia lakukan. Dan saat dia melihat boby hal yang sedang ada pikirannya tiba tiba menghilang. Dia merasa ada sesuatu yang terjadi dengan perasaannya. Dan ketika dia melihat boby lari dengan cewek lain. Dia langsung mengikuti mereka sampai hutan sekolah. Disana dia melihat mereka bersama. Tiba tiba perasaan sakit hati ada pada diri shania.

"Oh.. Jadi gitu shan.."
"Ya nal.. Dan gue sekarang berada pada keadaan yang paling buruk"
"Aha! Gua tau.. Hem.. Lo lupa shan?"
"Apa? Apa maksud lo nal?"

Kakak Kelas Terindahku ShaniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang