Beberapa saat kemudian... Langit pun mulai ikut meneteskan air matanya dan shania berlari pulang meninggalkan taman sekolah. Sesampainya digerbang sekolah ia melihat seseorang yang tak dikenalnya sedang bersandar didekat gerbang sekolah dengan menundukkan wajahnya. Seperti sedang menunggu seseorang. Tapi.. Ketika melihat wajah sampingnya shania merasa wajah itu nampak tak asing lagi... Sadar akan kedatangan shania. Seseorang itu menegapkan berdirinya dan menoleh kearah shania. Shaniapun terkejut melihatnya. Ia pun berjalan perlahan menuju kearah shania. Shania hanya bisa diam karena kaget. bahkan.. badannya untuk bergerak sedikit saja sulit. Semakin dekat... Mereka pun saling bertukar pandang dengan cuaca angin pada saat itu yang berhembus kencang dan hujan yang sedikit reda membuat rambut mereka berkibasan.
"Ka..kau... Kenapa kau lama sekali?"
"Hah????"
"Iya. Kenapa kau lama sekali?"
"A..anu... Apa? Kenapa?"
"Hey.. Hahahaha.....ada apa denganmu?"
"Aku?"
"Ya.. Apa kau ingat aku? Kak!"
"Tentu"
"Apa?"
"Ya.. Tentu saja aku mengingatmu"
"Iya... Ingat tentang apa???"
"Errrr....(sedikit kesal sehingga menginjak kaki boby) oi bego! Gua ini senior lu! Apa maksud lu mempermainkan gua!"
"Ah.. Aduh.. Sakit tau"
"Hah..! Rasain lu! (Pergi)"
"Tunggu (menarik tangan shania) aku.. Tadi... Cuma bercanda..."
"Hem.. (Berbalik) apa yang kau mau?"
"A...e......eh....e....em......"
"Apa apa ini? Kau bercanda ya? Kalau hanya ingin bercanda.. Sepertinya aku minta maaf karna aku tidak punya waktu untuk itu"
"A...akhirnya aku melihatmu untuk pertama kalinya! (mengatakannya dengan pelan)" (memandangi wajah shania)
"Hah?"
"E... Anu... Yang tadi... Aku... Cuma ingin berterima kasih"
"A..apa? Cuma itu? Basi.. Lagian mood gua waktu itu cuma lagi baik aja"
"Hei... Padahal aku udah susah payah ngomongnya kenapa jawabannya malah gitu!(membentak)"
"Kau cowok kenapa bicaranya keras gitu kecewek yang baru dikenal?(memberontak)"
"Kau dulu yang mulai menyinggung perasaanku!(kembali membentak)"
"Woi.. Apa kau gila aku ini seniormu... Asal kau ingat lagi... Aku adalah senior disini! Dan senior selalu benar. Lagian menyinggung perasaanmu? Emang kau punya perasaan ya? Eh...(memberontak lebih kejam)
"Gilakkkk... Cewek gila... Kakak kelas gila... Sia sia aku nungguin kamu disini!"
"Oke. Kalo gitu aku pulang dulu! Bay!"(lari)"Apa ini sudah benar? Ya... Tentu. Ah.. Kenapa begitu sulit buatku untuk membicarakan sesuatu dengannya (menatap langit). Tapi.. Aku sudah bersyukur karna sudah berhasil melihatnya dan berbicara dengannya walaupun dengan kesan yang buruk untuk pertama kalinya. Dan akhirnya aku.. Punya alasan untuk.... MENCINTAIMU. Kau? Siapa???? Namamu? Siapa? Ah... Aku harus mengejarnya lagi. Dan lagi. Ya.. Teruslah kau berlari dengan seluruh tenagamu agar aku bisa berlari dibelakangmu. Ya... Walau itu... Dibelakangmu" (bergumam dalam hati)
"Hei.. Tunggu!!!!(berteriak dan berlari mengejar shania dari belakang)"
"Eng.. Enggak.. Buat apa!" (berteriak)
"Ada sesuatu yang ingin aku bicarakan!" (berteriak)
"Kalau gitu... Kejar aku kalau bisa!!!! Hahahaha" (berteriak)
"Tentu. Akan ku kejar kamu hingga kemanapun kau akan lari" (berteriak)Mereka saling bekejar kejaran dengan aspal yang sedikit basa terkena air hujan. Hingga akhirnya berteduh disebuah cafe dekat sekolah karna melihat awan hitam kembali ingin mengguyur bumi.
"(Nafas terenggah enggah) ca..capek.. Tapi... Ini seru... Sayangnya.. Hujan turun lagi...
"Seru apanya!! Ini capek tau!"
"Ah.. Kenapa aku lupa gak bawa payung sih?"
"Eh.. Dasar bego. Udah tua. bego lagi!"
"Argh... Siapa yang kau maksud tua itu?"
"Itu.. Orang gila yang ada didepan (menunjuk orang gila yang ada dihadapan mereka. Yang sedang menikmati hujan)"
"Hah...? Orang gila? (Mendekat kearah boby dan bersembunyi dibelakang punggung boby)"
"Kenapa?"
"Gak ada"
"Apa kau takut?"
"Mana mungkin! Aku takut! Aku nggak takut pada apapun!"
"Lalu?"
"Aku cuma merasa kedinginan aja"
"Eh.. Ternyata kau tidak memakai jaket dari tadi ya? Em.. Apa kau ingin aku meminjamkanmu jaketku?"
"Lalu untukmu sendiri?"
"Rumahku deket kok dari sini"
"Oh.."
"(Mengeluarkan payung dari tasnya) mau pulang bareng?"
"Eh.. Ternyata kau bawa payung? Resek! Kenapa nggak dari tadi???"
"Haha.. Lupa! Mau bareng gak?"
"Nggak usah deh.."
"Yakin..??? Nggak takut sama orang gila yang ada didepan?"
"E... Oke oke. Karna kamu maksa aku bakal ikut!"
"Hah? Aku? Maksa? Perasaan nggak!"
"Udah.. Gak usah banyak bicara sekarang payungin yang bener aja"Mereka pun berjalan pulang bersama.
"Woi woi... Jaga jarak"
"Paan sik...?? Ini payung kecil kalo aku minggir minggir lagi bakal kehujanan"
"Cih... Oke. Tapi jangan kamu coba coba berbuat yang buruk terhadapku!"
"Najis... Lagian siapa yang mau deket deket dengan senior galak kayak yang disebelahku. Ah.. Ini sungguh hari yang buruk mungkin"
"Apa? Galak? Harimu jadi semakin buruk? Oke. Oke. Kalo gitu aku akan selalu mengintai harimu agar jadi lebih buruk lagi. Hahaha""(Tersenyum) dia... Tidak seperti yang aku kira. Dia lebih manis dari yang aku fikirkan. Ya.. Terus saja kau biarkan dirimu masuk kehari hariku. Karna aku ingin hal itu terjadi" (bergumam dalam hati)
"(Tersenyum) hatiku merasa tenang saat bersamamu. Entahlah.. Sihir apa yang kau perbuat sehingga luka ini cepat sekali terobati saat melihatmu seperti ini. Hari ini.. Aku ingin hari hari seperti ini untuk kita. Jadi.. Biarkan aku memasuki harimu untuk membuatnya semakin berwarna"
"Hei.. Belok kiri!!!"
"Kenapa? Rumahku masih jauhh"
"Rumahku belok kiri. Kalau kau mau.. Mampirlah dulu kerumahku"
"Enggak enggak usah"
"Lalu? Apa kau mau main hujan hujanan hah? Ini kan payungku?"
"E... Oke. Oke aku setuju"
(Ketika ada pertigaan merekapun belok kekiri)
"Itu rumahku.."
"Oke. Boleh juga tuh rumah"
"Hahha:v mau berteduh disini dulu atau payungku ini kau bawa dulu?"
"Gak perlu. Baiknya aku pulang saja. Lagian langit udah menjelang malam. Nggak enak sama tetanggamu kalau ada anak cewek yang masuk kerumahmu kan?"
"Oke oke. Bawa nih.. Udah deket kok rumahku. Aku lari aja"
"Tapi.. Percuma kalau gitu kau pakai payung kalau annti akhirnya bajumu basah kuyup??? Biarlah aku mengantarmu sampai dirumahmu"
"Gak usah.. Aku lari dulu ya???(lari)"
"Hei... Ati ati!!!"
"Ya... Oh ya.(berhenti)"
"Kenapa kau berhenti? Nanti kau kehujanan begoooo!!!"
"Maaf.. Aku lupa menanyakan hal ini. Namamu? Siapa????"
"A.. (Angin berhembus kencang dan meniup kerasa payung yang sedang dipakai shania dan terjatuh diatas tanah dan kepelanting kesana kemari hingga payung itupun basah kuyup juga dan mustahil untuk dipakai)"
"A..apa kau tidak apa apa?"
"Hah.. Aku memang bodoh. Megang payung saja aku tidak becus.. Hahaha:v"
"Apa kau mau berteduh dulu dirumahku sampai hujannya mulai reda"
"Baiklah. Tidak ada pilihan lagi"
"Kalau gitu. Ayo kita lari(lari)"
"He..heiii tumggu (lari)"Merekapun berlarian dan baju yang mereka kenakan basah kuyup. Akhirnya mereka sampai dirumah boby.
"Masuklah.. Aku tinggal disini sendirian"
"Sendirian? Lalu? Orang tuamu?"
"Aku tidak punya orang tua"
"Apa? Lalu? Darimana kau bisa hidup dirumah yang lumayan besar ini sendirian?"
"Aku memiliki toko roti dekat sini. Hasil dari penjualan roti itu bisa menghidupiku hingga tua nanti"
"Oh... Apa kau mau mengantarkanku ketoko rotimu? Karna.. Aku suka sekali dengan roti"
"Tentu. Tapi untuk sekarang ganti dulu bajumu dan aku akan mengambilkan bajuku walaupun bajuku agak sedikit besar untuk sementara pakai saja bajuku"
"Oke"
"Nih.. (Memberi bajunya)"Sementara shania mengganti bajunya boby menyiapkan teh hangat untuk shania
"Udah?"
"Udah"
"Nih ada teh minum dulu"
"Makasih. Ternyata kamu baik juga"
"Biasa aja. Emang aku orangnya kayak gini sih.."
"E... Sombong"
"Kalau gitu. Aku ganti dulu ya.. Abis itu akan aku tunjukkan toko rotiku"
"Oke. Terserah"Sementara boby mengganti pakaiannya. Shania berkeliling melihat lihat rumah boby berharap dia akan menemukan foto kedua orang tua boby. Tapi.. Nyatanya foto yang dicarinya tidak ada. Malah foto foto saat boby masih kecil. Tapi anehnya di foto itu dia tidak melihat satupun ada foto orang tua boby.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kakak Kelas Terindahku Shania
RomansaKakak kelas yang galak dan menakutkan membuat si pecinta buku,pendiam dan cuek jatuh cinta padanya. akankah kakak kelas tersebut dapat merubahnya? seperti kata pepatah bahwa cinta akan dapat merubah seseorang