Dulu

135 12 2
                                    

Hari ini kelas Vero tidak ada guru. Semua anak-anak bersorak gembira.

" Ver ngapain nih kita? mumpung ga ada guru." Kevin sambil bermain ponselnya.

"Ke belakang aja yuk. Ke tempatnya Della." ajak Vero.

"Yaudh ayo. Kasian kan Della kesepian ga ada gua."

Mereka menghampiri Della yang sedang duduk sambil membaca buku pelajaran.

"Buset, ambis banget lo." Kevin sambil duduk di samping Della.

"Ya soalnya kan bentar lagi mau un, gue harus rajin belajar walaupun gurunya ga masuk." ucap Della sambil membalik halaman bukunya.

Vero hanya terdiam. Tak lama kemudian Kevin angkat bicara lagi.

"Tapi kok lo beda banget si sama Lissa? Dia kan pemales gtu."

"Lo tau darimana?" Della langsung menoleh ke arah Kevin.

"Gue tau dari adek kelas gtu, kemaren adek lo masuk bk soalnya nilai ulangan hariannya dibawah kkm semua."

"Demi apa? kok gue ga tau?" Della membulatkan matanya.

"Masa lo ga tau si? dia ga cerita?"

"Engga, aduj kenapa sih dia masih kayak gitu."

"Kayak gitu gimana?"

"Lissa tuh dulu ga kayak sekarang gini."

"Maksud lo apaan Del?" Vero akhirnya angkat bicara setelah sekian lama terdiam.

"Nih ya gue ceritain. Lo pernah gue kasih liat kan waktu itu foto gue sama Lissa? dia keliatan gimana waktu lo liat?"

"Lucu, cantik ya kayak lo gitu." Kevin menunjuk Della dengan dagunya.

"Nah iya, dulu Lissa kayak gue gini. Dia cantik, anggun,rajin pokoknya serba cewe. Tapi setelah kejadian itu dia berubah." Della menarik nafasnya dan melanjutkannya kembali.

"Jadi Lissa itu dulu sayang banget sama neneknya. Dulu gue, Lissa , nenek sm ibu gue lagi di rumah nenek gue. Terus kita lagi ngobrol- ngobrol teras depan taman rumah nenek gue. Tiba- tiba si Lissa keluar rumah ga tau mau ngapain."

Vero dan Kevin memperhatikan Della yang bercerita dengan serius.

"Dia ngeliat ada banyak orang serem bawa benda tajam gitu, terus dia lari masuk ke rumah tapi pagarnya ga di tutup. Jadi si orang serem itu ngintip rumah nenek gue. Mereka tertarik tuh sama rumah nenek gue." Della mengatur nafasnya kembali.

"Mereka akhirnya masuk ke rumah nenek gue, tapi ga ada satu orang pun yang nyadae mereka masuk kecuali si Lissa. Lissa tuh ngeliat sendiri kalau mereka masuk ke rumah makanya di memilih buat sembunyi. Sampai akhirnya kita semua jadi korban."

"Korban apaan?" tanya Kevin yang sangat penasaran.

"Jadi kita semua tangannya diikat kenceng banget. Terus akhirnya Lissa memberanikan diri buat ngelawan mereka. Tapi apalah daya Lissa seorang gadis kecil yang lemah. Tangan Lissa luka, nenek gue waktu itu marah banget soalnya cucu kesayangannya terluka."

"Kasian Lissa tangannya luka. Pasti sakit." Kevin memasang muka yang terlihat sedih.

"Apaansi Vin jijik banget muka lo." Vero menampar pelan muka Kevin.

"Yeu, oke gue lanjut ya. Akhirnya nenek gue marah dan dia berusaha melawan orang serem itu. Tapi ya apalah daya seorang nenek tua. Nenek gue kena tembakkan peluru dibagian kepalanya sampai akhirnya nenek gue ga selamat."

"Terus apa urusannya sama nenek lo?" Kevin benar- benar penasaran.

"Ya dia merasa kalo itu semua salah dia. Coba aja kalo dia ga keluar rumah pasti ga kayak gini, coba aja kalo dia kasih tau kalo ada orang jahat pasti ga kayak gini, coba aja kalo dia kuat dan berani pasti ga kayak gini. Dia tuh terus nyalahin dirinya sendiri. Nah makanya dia berubah jadi kayak cowo. Mulai gaya, kelakuapokoknya semuanya bener- bener dia tiru deh."

Who r u?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang