Teman

113 12 0
                                    

Hari ini Lissa berangkat sekolah tidak bersama Della, karena ia sedang sakit.

"Pak ayo jalan. Cepet ya pak saya udah telat 10 menit nih."

"Sip."

Seperti biasa Lissa diantar oleh supir pribadinya. Lissa panik karena ia terlambat. Padahal ia sudah bangun pagi.

Setelah lama berada di mobil, akhirnya Lissa sampai disekolah.

"Mampus gue telat 16 menit nih." Lissa menepuk keningnya.

"Udahlah gue pasrah ajah."

Akhirnya Lissa masuk gerbang sekolah. Dan baru saja beberapa langkah ia berjalan tiba- tiba suara omelan tepat berada didepannya.

"Lissa! sudah berapa kali kamu telat? ini kamu sekarang telat hampir 20 menit. Ngalain aja kamu? hah?"

Yap. Bu Tira yang seperti biasa ia mencatat anak- anak yang telat. Dan sekarang Lissa mendapat omelan darinya.

"Iya bu maaf."

"Maaf, maaf. Ga ada kata maaf lagi buat kamu."

Yaelah Bu dramatis banget.

"Kamu tuh kan anak baru, masa catatn masalah kamu udah banyak sih."

"Permisi Bu Tira?"

"Eh iya ada apa nih?"

"Ini Lissa sekarang pelajaran saya. Jadi biar saya aja yang ngurusin Lissa."

"Oh gitu. Silahkan deh, dengan senang hati."

"Terimakasih Bu Tira." Ucap Bu Sofie.

Bu Tira lalu pergi.

"Udah sana kamu sekarang ke kelas. Ibu mau ada urusan sebentar. Nih tugas buat dikelas, oke?" Ucap Bu Sofie.

Bu Sofie memang sangat perhatian pada Lissa. Karena ia adalah satu- satunya murid yang pandai berbahasa Inggris.

"Oke siaap, makasih ya Bu udah tolongin saya." Lissa tersenyum pada Bu Sofie.

"No problem."

                              ○●○●

Aditya Pratama : Eh lu dimana?

Alvero Bimo : Cabut.

Aditya Pratama : Kebiasaan lo mah.

Vero segera me-lock ponselnya. Sekarang ia sedanv asyik makan bakso di kantin sekolah.

Tak lama kemudian bel berbunyi murid- murid segera berlarian menuju kantin.

Kevi, Adit, Sakti, dan Deva segera menuju tempat dimana Vero duduk.

"Enak ye makan bakso 2 mangkok." Ucap Sakti.

"Enak lah." Vero tersenyum miring.

"Eh liat deh itu bukanya Lissa?" Semua tertuju pada cewe yang ditunjuk oleh Deva.

"Oh iya ada adek ipar." Ucap Kevin.

"Apaansi Kev lu jangan menghayal ketinggiam deh." Adit mendorong Kevin.

"Lis, sini." Kevin menyuruh Lissa agar duduk ditempatnya.

Lissa langsung menghampiri tempat itu. Ia segera meletakkan makana dan minuman yang ia bawa.

"Makasih ya, Kevin?" Lissa memastikan agar ia tidak salah sebut nama.

"Iya."

"Eh lu ga usah modus gitu." Sakti memukul pelan kepala Kevin.

Who r u?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang