Bahagia

81 8 1
                                    

Hari ini adalah hari dimana masa depan akan ditentukan. Semua murid menanti-nanti sebuah kertas yang akan dibagikan. Kertas yang sangat berharga.

Ketika kertas itu berada pada siswa masing- masing, semua merasa gugup. Dan setelah mereka membacanya ada menangis dan ada yang bahagia.

Ya hari ini adalah pembagian hasil ujian nasional. Untung saja semua murid lulus. Kertas itu hanya menuliskan kelulusan siswa, sedangkan nilainya tidak tertulis.

"Bapak bangga pada kalian. Kalian semua adalah murid yang hebat." tutup kepala sekolah saat berpidato.

"Bapak akan membacakan perolehan nilai un tertinggi."

DEG

"Perolehan nilai tertinggi urutan tiga yaitu.." ucapan terpotong membuat siswa penasaran.

"Kaernita Yudishilla Santoso." semua murid bertepuk tangan.

"Oke yang perolehan nilai un urutan kedua.." Siswa kembali penasaran.

"Adella Cindy Syakira." Della tak percaya. Ia segera menaiki panggung dan diikuti suara tepuk tangan.

"Gila pacar gua pinter banget." ucap Kevin bangga.

PLETAK

"Eh oncom,pacar dari mananya? hah? ngayal mulu." ucap Deva.

"Weh biasa aja dong."

"Brisik ye pade." timpal Sakti.

"Oke. Bapak akan membacakan perolehan nilai tertinggi di sekolah ini. Bukan hanya di sekolah ini tapi murid ini memperoleh nilai un tertinggi se-DKI Jakarta."

"Wooow." sorak murid.

"Gila pasti pinter ni orang. Sukses dah pasti." ucap Adit.

"Tenang. Itu gua yang bakal dipanggil." ucap Sakti dengan pede.

PLETAK.

"Apasih Dev?"

"Jangan banyak ngayal ah. Ini lagi pada deg degan lu berdua malah ngoceh terus."

"Ya anak- anak, beri tepuk tangan pada.."

DEG

"Alvero Bimo Satyo."

"Demi apa?"

"Ga percaya gua."

"Ver."

"Gila."

Vero hanya tersenyum melihat reaksi semua orang. Ia benar- benar tak menyangka bahwa ia mendapat perolehan peringat atas.

"Selamat ya nak Vero. Ya walaupun kamu bandelnya kelewatan banget. Tapi semua itu kamu udah buktiin kalau kamu bisa berprestasi." ucap kepala sekolah.

Vero membalas dengan sejuta senyumannya itu. Saat ini Vero benar- benar menjadi pujian para wanita.

Vero memang pintar. Bahkan tergolong anak cerdas. Walaupun ia tak belajar dia bisa mendapatkan hasil yang memuaskan. Apalagi yang namanya IPA. Semu rumus dan hafalan sudah diluar kepala bagi Vero.

Setelah pemberian penghargaan dan ucapan selamat mereka kembali duduk di tempat semula.

Setelah itu acara wisuda selesai.

"Ver, gila gue masih ga nyangka loh." ucap Deva.

"Iya kok lu bisa sih? padahal lu kan setiap hari sama kita kita juga. Biasanya juga nongkrong sama kita. Ga pernah belajar." timpal Sakti yang masih tak percaya.

"Yaelah lu mah ga tau. Gua nih yang duduk sama Vero. Dia mah otaknya udah cerdas dari sononya." tambah Kevin.

"Tau ni masa ga percaya sama gue?" ucao Vero.

Who r u?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang