XVIII

1.9K 192 9
                                    

Chanyeol dan Baekhyun tidak banyak bicara seteleh Kris ikut duduk di meja. Mereka hanya berdiam diri sambil sesekali menoleh ke arah satu sama lain.

"Eum..makanan..makanannya sudah siap," ucap Tao yang datang dari arah dapur sembari membawa sepanci besar ramyeon yang masih mengepul panas.

"Kajja, kita makan."

Mereka makan dengan tenang, terlalu tenang malah. Chanyeol entah mengapa menjadi seperti anjing kecil penurut saat dimarahi majikannya. Sementara Baekhyun tidak berani bicara karena si pemilik rumah tidak berbicara pula.

"Dimana ada Kris, disana ada kecanggungan. Ahh, kuharap kami bisa lebih dekat jadi kami tidak perlu berdiam seperti ini," batin Chanyeol.

Ring ding dong, ring ding dong.

Tiba tiba, sebuah dering telpon menghancurkan keheningan itu untuk sementara, Baekhyun tampak merogoh sakunya dan mengeluarkan smartphone bermereknya.

"Ah, mianhae, aku permisi sebentar." ucapnya lalu buru buru pergi ke arah taman.

Tak ada yang tau apa yang Baekhyun bicarakan dengan seseorang yang ditelponnya. Tapi sepertinya, itu pembicaraan yang cukup serius.

Karena Baekhyun kembali dari taman dengan wajah yang bercampur antara sedih dan terkejut.

Dan seorang Park Chanyeol tak mungkin tak menyadari itu.

Segera setelah mereka selesai makan, Baekhyun dan Tao langsung mencuci piring dan peralatan makan lainnya sementara Chanyeol dan Kris membersihkan meja.

"Kami akan pulang," ucap Baekhyun.

"Eoh, Kris, dimana, aku bisa mengembalikan bajumu?" tanya Tao.

"Bukankah kau bisa mengembalikannya besok? Lusa? Atau bahkan 1 minggu lagi? Kau pikir kita akan jarang bertemu?" jawab Kris.

Tao memerah, "sialan kau, Kris," batin Tao.

Chanyeol mengantar Baekhyun dan Tao hingga di gerbang rumah, sementara Kris langsung naik ke lantai 2, entah untuk apa.

"Sampai jumpa besok, Yeol."

"Eoh, tunggu," Chanyeol menarik lengan Baekhyun, lalu mencondongkan badannya ke arah Baekhyun.

"Aku tau ini terdengar aneh, tapi, ingatlah periksa notifikasi handphonemu nanti, Byun Baek," bisik Chanyeol dengan smirknya.

"Ah, ne, tentu," ucap Baekhyun terbata.

°°°°°

Setelah mengantar Tao pulang ke rumahnya dengan selamat, Baekhyun langsung memasukkan skuternya ke garasi.

Ia langsung naik ke lantai atas, menaruh tasnya di kamar lalu turun ke bawah lagi untuk menghidupkan lampu-lampu di seluruh penjuru rumahnya.

Byun Baekhyun benci kegelapan.

Untung saja eommanya -entah ia masih bisa disebut eomma atau tidak- mempekerjakan seorang pembantu -Jeon ahjumma- untuk mengurus rumah Baekhyun. Jeon ahjumma datang pagi-pagi sekali untung menyiapkan sarapan, lalu saat hari mulai sore Jeon ahjumma akan pulang setelah selesai menyapu di taman.

Selalu begitu tiap hari. Lampu depan rumah, ruang tamu, dan kamar Baekhyun pasti sudah dinyalakan Jeon ahjumma saat sore. Sementara lampu lainnya, tinggal Baekhyun yang menyalakannya sendiri.

Baekhyun menjatuhkan dirinya di kasur besar nan empuk miliknya. Ditemani suara televisi, ia memejamkan matanya sejenak, memikirkan seseorang yang tadi menelponnya.

[discontinued] Hyung | pcy x bbhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang