Crown Fall

423 64 10
                                    

Her Eyes Lips Nose a- Part 2

Siwan berjalan selangkah mundur dari Tiffany, dia masih tidak menyangka jika yang dihadapanya saat ini bukanlah wanita yang dia kenal sebagai Hwang Minyoung, puteri dari raja Hwang Gun. Tapi dia juga merasa aneh karena semua yang ada pada diri Tiffany nampak seperti replika asli dari diri Minyoung.

"Kurasa kau salah mengenali seseorang" Siwan terdiam ketika Tiffany mengucapkan asumsinya "Apakah dia kekasihmu?" Tanya Tiffany kemudian.

Siwan masih belum sadar, dia masih berada di ambang keterkejutanya. Namun sedetik kemudian dia tersadar jika Tiffany memang bukanlah Minyoung. Tidak ada tanda bintang di jari kelingking wanita itu, tidak ada. Sebuah tatto berbentuk bintang yang hanya dimiliki oleh Minyoung, dia dan saudara sepupunya membuat janji bersama hingga berani mentatto tubuhnya diusia tujuh belas tahun.

"Maafkan aku" Ucap Siwan yang mencoba mengontrol dirinya dengan tenang, "Tapi kau memang terlihat mirip dengan seseorang" Lanjutnya seraya menatap Tiffany.

"Kau mungkin melihat kami sama, tapi jelas-jelas kami sangat berbeda"

"Iya kau benar, kalian berbeda" Jawab Siwan lirih.

"Aku boleh kembali bekerja?" Diam-diam Tiffany berharap jika bosnya ini akan meloloskanya dari hukuman "Aku berjanji tidak akan  mengulanginya lagi, bos" Mohonya dengan  raut berbinar. Sungguh dia hanya ingin bekerja disini, karena ditempat sebagus ini dia sudah merasa nyaman.

"Kembalilah bekerja" Pinta Siwan.

Tiffany menyungginkan senyumnya dengan lebar, lalu membungkuk untuk mengucapkan rasa terimakasihnya. Dia berkata, jika Siwan adalah bos yang baik dan semoga kedepanya dia tidak akan mengecewakan laki-laki itu lagi.

.
.

Sehun menemani Minyoung sore ini untuk pergi ke beberapa tempat. Mereka berencana untuk mengadakan pesta malam ini di apartemen Sehun, otomatis harus ada beberapa barang yang dibeli untuk menyambut tamu-tamu mereka.

"Haruskah kita membuat pasta kesukaanmu?" Minyoung mendekat pada Sehun yang tengah memilih beberapa buah-buahan.

"Ide bagus" Jawab Sehun dengan diiringi senyum indah milik Minyoung, mereka kembali berjalan bersama untuk memilih beberapa peralatan memasak.

Minyoung begitu kesal saat dia akan membuatkan makan siang untuk kekasihnya itu, Sehun tidak memiliki satupun alat memasak. Kemudian saat dia bertanya pada Sehun mengapa pria itu mempunyai dapur, kompor, dan kulkas jika tidak mempunyai peralatan masak.

Kekasihnya itu berkata "Hanya sebagai pajangan, tapi sepertinya jika kau menjadi isteriku kelak mungkin dapurku akan berguna sekaliJawaban yang terlontar itu, begitu membuat Minyoung merasa diinginkan, dan rasa kesal dalam dirinya lenyap tak bersisa.

Selagi Sehun dan Minyoung tertawa bersama, orang ketiga hadir dan memperhatikan mereka. Sehun dan Minyoung tidak tahu jika cengkraman orang ketiga itu sangat kuat, bahkan hingga kuku-kuku tangannya memutih. Dia terlihat begitu marah dengan kebahagiaan mereka.

Namun sepertinya hanya Sehun yang menyadari jika orang ketiga itu tengah menatapnya dengan tatapan kecewa beserta amarah.

"Kau sudah selesai belanja?" Tanya Sehun yang dengan tiba-tiba mengalihkan pandanganya.

Minyoung memperhatikan belanjaan didalam keranjang, dan berkata "Kurasa ini sudah cukup"

Dengan perasaan menyesal Sehun tidak lagi menghiraukan tatapan menyakitkan itu, sungguh dia tidak bermaksud melakukan itu, tapi demi menjaga perasaan orang ketiga tersebut. Dia memilih pergi meski dia tahu orang ketiga itu semakin kecewa padanya.

Princess Hwang Where stories live. Discover now