Attitude

271 49 11
                                    

Be a princess - Part 4

Tiga hari semenjak kepulangannya dari rumah sakit, Tiffany telah mendapatkan segala bentuk mimpinya menjadi seorang puteri. Kedatanganya di hari pertama di Bluesky membuatnya begitu di manjakan. Im Siwan bahkan mengatakan jika dia harus beradaptasi dengan baik dan menerima perlakuan kebaikan mereka, karena dia sekarang adalah Hwang Minyoung.

Awalnya dia memang takjub dengan melihat Bluesky dari dalamnya, terasa benar-benar di seperti negeri dongeng. Bahkan kamar yang sekarang Tiffany tempati begitu luas dan nyaman, semuanya terbuat dari bahan-bahan terbaik.

Sebelum menggunakan semua benda-benda di Bluesky para pelayan selalu menjelaskan pada Tiffany, terbuat dari apa saja bantal dan guling yang ia pakai sekarang. Salah satunya dia pernah mendengar, jika bantal dan guling yang ia gunakan terbuat dari bulu angsa di italy, seprai dan selimut, terbuat dari kain satin terbaik di paris.

Semuanya benar-benar mewah.

"Puteri, Sekertaris Im menunggu anda diruang makan" Sudah tiga hari ini, dia tidak pernah bertemu dengan Siwan dan hari ini pria itu telah kembali.

"Aku akan segera kesana" Jawab Tiffany, yang masih menganggumi pemandangan halaman Bluesky dari balkon kamarnya.

.
.

Siwan melihat Tiffany menarik kursi dihadapanya, dia menatap gerak gerik wanita itu dengan tersenyum geli. Yang dia lihat, sekarang Tiffany berubah menjadi bersikap lebih anggun dan membuat sikapnya seolah puteri raja yang sebenarnya.

"Darimana kau belajar menarik kursi seperti ini" Bahkan saat mengatakan itu, Siwan menggerangkan jari-jemarinya seperti gaya Tiffany baru saja.

"Kartun" Jawab Tiffany dengan nada bicara yang dibuat-buat seperti wanita lemah lembut.

Siwan tak tahan lagi, dia bahkan tertawa dengan tingkah konyol wanita yang ada dihadapanya. Dengan memanyunkan bibirnya, Tiffany memalingkan wajahnya dengan angkuh dari Siwan. Hatinya terus mengumpat hal-hal jelek untuk Siwan, kesalnya dia disaat pria dihadapanya ini bahkan meninggalkanya.

"Seharusnya kau mengajariku, bagaimana caranya bersikap seperti Minyoung" Ucapnya dengan sebal.

Teringat dengan nama Minyoung, sebenarnya selama seminggu ini Siwan tetap berada di Seoul. Tentu saja dia tidak akan pernah meninggalkan Minyoung jauh dari pantauanya, bahkan meski dia percaya ayah Tiffany akan merawatnya bagaikan anak sendiri, dia tetap harus waspada.

"Lihat di sela-sela jari kelingking kirimu" Tiffany bingung dengan ucapan Siwan, namun perkataanya tetap ia dengarkan. Perlahan dia mengangkat tangan kirinya, dan dengan pandangan tak percaya ada tatto kecil berbentuk bintang disana.

"Minyoung memilikinya sejak remaja"

"Dia memakai tatto?"

Siwan mengangguk.

"Dia memakai hal itu karena sepupunya yang mengajaknya ketika dia tinggal di paris, dia bilang di tatto itu tidak menyakitkan jika tattonya sekecil itu" Ucap Siwan mengenang.

Tiffany memandangi gambar tatto bintang kecil itu di sela jari kelingkingnya, tapi kemudian dia mengerutkan wajahnya. Dan mendongak menatap Siwan "Kapan kau membuat ini pada tubuhku"

"Dihari kau tidak sadarkan diri, saat kecelakaan"

Disaat Tiffany akan protes mengenai tatto yang dibuat Siwan, seorang perempuan memakai seragam hitam tiba-tiba saja masuk dan menghentikan pembocaraan mereka.

"Kenalkan, dia adalah guru pribadimu untuk mengajarimu tentang bagaimana bersikap, berbicara, serta mengetahui pelajaran di negara ini"

Tiffany menatap wanita yang terlihat jauh lebih tua darinya, tapi wajahnya masih memancarkan kecantikan yang alami.

Princess Hwang Where stories live. Discover now