Hujan

2K 124 10
                                    

Seorang Gadis sedang berada di toilet. Dia terlihat Gusar, Terus mengomel tidak jelas.

"Oh, Perut kenapa dirimu tidak bisa berkompromi dengan ku" Ucapnya.

Dia adalah Sera.

"lo gak bisa nolak ra, Itu udah panggilan alam" Ledek Vanilla.

"BENER TUH" Sahut Chloe.

Sera terus kepikiran tentang Anak laki-laki itu, Anak laki-laki yang sering dilihatnya tapi sering menghilang secara misterius.

"Jadi dia anak sini ya" Batinnya.

Sekumpulan Gadis itu segera beranjak keluar dari Toilet. dan menuju Panggung.
Sera sedari tadi terus celengak celenguk seperti mencari seseorang, Kedua temanya menatapnya dengan penuh tanya.

"lo lagi nyari siapa" Ucap vanila.

"lagi nyari Gebetan lo ya" Cibir Chloe.

Sera hanya menjawab pertanyaan temanya dengan gelengan datar, Matanya terus bergerak mencari keberadaan seseorang.
"kenapa sih gue nyariin dia" Batin Sera.

Ladit POV.

Malam ini menjadi Malam yang sangat menyedihkan, Sederhana saja pintaku cuman sekedar tau namanya saja. Dia menghilang, Entah kemana dia pergi.

Setelah menghilangnya dia, Gue dan Nemo pulang. Jujur gue gak sanggup terlalu lama berada dikeramaian. Sebernarnya Nemo masih pengen disana, katanya banyak cewek cantik. gue yang paksa dia buat pulang karena gue bete.

Sekarang Cuman 1 pinta ku, Tuhan turinin Hujan buat hambamu ini.

"Makasih Tuhan" Teriakku.

Hujan mulai menuruni kota tempat tinggal ku malam itu, Aku menari dibawah hujan, Dan bersama hujan. hujan oh hujan.

Cuman dua hal yang gak bisa aku acuhkan didunia ini.

Pertama. senyuman gadis itu.
Kedua. masih senyumanya.

Entah kapan aku bisa bertemu mengenalkan diriku kepadanya, Perasaan Malu di sertai ketakutan terus menghantuiku.

Tiba-tiba aku mendengar suara nyanyian dibawah Hujan. Bukanya malah merinding seperti di Film horror yang aku benci, Tapi suara ini sangat merdu, Aku yang mendengarnya pun serasa dibawa terbang ke nirwana.

Mataku terbelalak, ternyata seseorang yang bernyanyi adalah dia, dia bernyanyi di ujung jalan bersama dengan Hujan.

"Oh tuhan Betapa cantiknya dirinya" batinku.

Aku takut untuk menemuinya, Apabila aku menghampirinya Apakah dia akan menyukaiku?, Atau Apakah dia akan Jijik terhadapku?, Entahlah Aku selalu kepikiran tentang itu.

Tapi menurut Novel yang Aku baca, Aku sebaiknya mencoba sebelum semuanya terlambat.

Dan disini, Hari ini dan hujan menjadi saksi bisu pertemuan pertama kami, Aku menghampirinya dan berkata

"Hai"

Matanya terbelalak melihatku menyapanya. Dan dia menjawab sapaanku.

"Hai juga" disertai senyuman lebar di pipinya.

Aku merasa melihat seorang bidadari sekarang. Jantung ku terus berdebar, sepertinya aku terkena penyakit jantung atau tepatnya Jatuh Cinta.

Entah, Apakah ini cinta? Apa maksud cinta itu, Jujur aku belum pernah merasakan Cinta, beginikah Rasanya?

"Kenalin Nama Gue, Ladit Angkasa" Ucapku

Okay, Hujan emang sangat berjasa banget buat gue, Dia mampu ngehilangin sifat pemalu dari diri gue.

"Nama Gue Sera Agatha" Ucap gadis itu.

"Nama yang indah, apakah lo titisan Dewi?" Ucapku.

Mendengar perkataanku Dia tertawa.

"Manisnya sumpah" Batinku.

"Gue sering liat lo di daerah sini, rumah lo disini ya" ucapnya.

"Iya, Rumah gue di sebelah Taman ini"

"Gimana kalo kita main Hujan" ajakku kepadanya.

"Boleh, Lo suka hujan juga ya" Ucapnya dengan senyuman diwajahnya.

Tuhan, Aku yakin kau pasti menyuruh Hujan untuk mempertemukanku denganya.

"iya gue suka hujan" Jawabku dengan senyuman yang menunjukan deretan gigiku.

Pada malam itu, Atas izin tuhan, hujan menuntun kami untuk bertemu. seperti suatu titik berat, walaupun mereka berbeda arah, suatu saat mereka akan dipertemukan kembali di suatu titik tengah.

"Gue tau, Gue gak sepinter Einstein, Ataupun Anak paling pinter di sekolah gue, Gak seperti nemo temen gue, yang mudah bergaul tapi lo mau kan jadi temen gue" ucapku dengan senyuman.

"lya" jawabnya.

Tiga huruf yang diucapnya membuat tubuhku yang seharusnya kedinginan karena kehujanan mendadak menghangat.

kita bisa temenan kan, Boleh minta ID line lo gak?" Ucapku dengan ragu.

Gadis itu, dia mengambil Pena yang berada didalam Tasnya dan menarik tanganku dan disana dia menulis ID linenya.

"Baju lo udah basah banget, Lo ikut gue kerumah ya biar gue pinjemin baju terus tar lo gue anter pulang" Ucapku.

"Iya, gue percaya lo kok"

Dia mendekati tubuhku dan membisikan sesuatu ditelingaku dan sontak langsung membuat pipiku memerah.

Aku langsung menark tangannya dan mengajaknya kerumahku.

Mang dadang membukakan Pintu untukku. sekarang Dia sedang bersama mama untuk mengganti bajunya.

"Den, akhirnya disamperin juga ya" Ucap Mang Dadang dengan terkekeh.

"Iya mang" jawabku.

Setelah itu Mama menghampiriku dan dia membisikan sesuatu padaku.

"Pacar kamu cantik,  Anaknya juga sopan bunda suka"


--------------------------------------------------------------------

Hai Zero disini, Ceritanya bagus gak sih?
Gue harap kalian suka, hmm terus gue cuman minta Feedback kalian, comment sama vote nya ya, Supaya Gue makin ngebut apdetnya. Sorry masih banyak berantakanya.

See you

Kamu dan HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang