PROLOG

49 3 0
                                    

Kubuka mataku secara perlahan. Setelah bisa melihat dengan jelas, ternyata aku berada di dalam gua yang sepertinya berada di tengah hutan. Aku menyadari bahwa aku memakai baju ukuran dewasa. Tentu saja itu sangat kebesaran untukku karena aku masih berumur sekitar enam tahun sekarang. Di sampingku, tergeletak sebuah tongkat aneh, tapi aku menyukai itu. Aku juga merasa bahwa tongkat itu ada kaitannya dengan diriku. Namun, sesuatu terjadi padaku. Ada hal yang tidak beres denganku.

Alasan mengapa aku bisa berada di gua ini, kejadian sebelumnya yang pernah kualami, tempat asalku, siapa diriku sebenarnya, bahkan namaku, semua itu tidak bisa kuingat. Tidak satupun dari itu bisa kuingat. Kosong, hampa, dan gelap, mungkin itu adalah kata yang tepat untuk mendeskripsikan pikiranku saat ini.

Di tengah kesibukanku untuk menggali ingatanku, perutku tiba-tiba mengeluarkan bunyi. Aku lapar-sangat-sangat lapar. Akupun berpikir untuk mencari beberapa makanan di luar. Kurobek pakaian yang kupakai menjadi berukuran kecil. Tentu saja aku tidak akan bisa bergerak jika aku memakai pakaian yang kebesaran. Memang terlihat buruk, tapi setidaknya aku bisa bergerak dengan leluasa dangan pakaian ini.

Aku mencari makan dengan memanjat pohon-pohon yang berbuah. Untuk minumku, aku bisa pergi ke sungai yang tidak jauh dari gua letaknya. Berhari-hari aku tinggal di sini, di tengah hutan yang lebat dan gelap. Terkadang aku ditemani hewan-hewan liar, seperti serigala, beruang, kucing hutan, dan hewan lainnya. Mereka memang terlihat buas, tapi bagiku mereka seperti hewan peliharaan, terutama serigala. Aah.. Kau tahu? Serigala itu sangat imut.

--o0o--

Seminggu setelah aku tinggal di hutan ini, seorang wanita-yang sepertinya berumur dua puluh delapan tahun-menemukanku saat aku sedang memanjat pohon. Ia terlihat sangat terkejut ketika melihatku, begitu pula aku. Iapun memintaku untuk turun, tapi aku menggelengkan kepala, tanda tidak mau. Aku pun memanjat pohon lebih tinggi lagi.

Aku tidak takut pada semua hewan buas yang ada di hutan ini, tapi entah kenapa aku sangat takut ketika melihat wanita itu. Ia terus membujukku agar segera turun sambil menunjukkan senyumannya padaku. Akhirnya akupun menurutinya karena kupikir senyuman yang ia tunjukkan terlihat tulus. Hanya orang baik yang mempunyai senyuman seperti itu.

Pertama-tama ia memberitahuku bahwa namanya Rachel. Lalu ia menanyakan banyak hal padaku. Kebanyakan dari pertanyaan itu adalah pertanyaan yang berkaitan denganku. Karena aku tidak ingat apa-apa tentang diriku, maka aku mengatakan bahwa aku tidak bisa mengingatnya. Saat hari hampir malam, wanita itu berpamit dan meninggalkanku.

Tidak kusangka-sangka, ternyata dia mengunjungiku lagi di tempat yang sama kesokan harinya. Ia menceritakan banyak hal di luar sana yang masih belum kuketahui. Selain itu, dia juga membawa beberapa makanan yang sangat enak yang tidak bisa kutemukan di hutan. Sepertinya ia juga tahu tentang diriku yang sangat menyukai makanan.

Rachel terus mengunjungiku setiap hari. Hari ini ia juga mengunjungiku seperti hari biasanya. Namun, saat Rachel hendak pulang, ia mengajakku untuk pergi bersamanya menuju tempat tinggalnya. Awalnya aku menolaknya, tapi karena aku ingin tahu keadaan di luar hutan, akhirnya aku menurutinya.

Aku menurutinya, tapi dengan dua syarat. Pertama, aku ingin membawa tongkat yang selama ini kusimpan di gua. Kedua, aku ingin membawa serigalaku untuk ikut bersamaku. Ia menyetujui syarat yang pertama. Tapi untuk syarat yang kedua, ia langsung menolak setelah mendengar kata serigala. Akhirnya Rachel mengiyakan kedua syaratku tadi setelah kujelaskan bahwa serigalaku tidaklah buas seperti yang ia pikirkan. Kami pun pergi menuju desa tempat tinggalnya itu.

--o0o--

Aku mempunyai kehidupan yang lebih baik di desa. Aku tinggal bersama Rachel karena ia tinggal sendiri di sini. Sebelumnya ia memberiku nama Cartellia Poisona agar warga di sekitar sini tidak sulit memanggilku.

ENDLESS CARD WORLD : FIGHTING IN THE DARKNESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang