Chapter 9 Maafkan Aku

11 0 0
                                    

Hola-Holaaaa!!!! (>_<)

Dah lama ga ketemu sama Tazuko. Akhirnya Tazuko bisa ngelanjutin cerita ini lagi. Semoga kalian suka sama ceritanya. Maaf klo banyak typo atau ga rame atau gaje.

Btw, kali ini Tazuko ganti covernya. Menurut kalian gimana? Cocok ga sama ceritanya? Ah pokonya semoga kalian suka sama cover barunya.

Ah udah aja kali ya. Silahkan baca. Jangan lupa vote dan comment nya. Happy reading!!! >3<

Authors POV

Tidak ada satu orang pun bisa menyangka Hexolt sedang berada di dalam pelukan Sang Ratu sekarang. Hatinya merasa kaget luar biasa. Mulutnya tak bisa berkata apa-apa. Hanya bisa diam tak bergerak sedikitpun. Di balik semua itu, dirinya juga merasakan setitik rasa bahagia saat ini.

Ingin sekali ia membalas pelukan itu, tapi ia berpikir dua kali. Ia tahu betul bahwa ia tidak berhak untuk melakukan hal itu mengingat dirinya bukan siapa-siapa Cartellia. Lalu kedua tangannya pun disembunyikan kembali di balik punggungnya.

"R-ratu," panggil Hexolt sedikit gugup. Ia tak ingin keadaan ini terus berlanjut.

Spontan Cartellia langsung melepas pelukannya. "Ah! Ee.. Maaf, sepertinya aku terlalu berlebihan. Hehe.."

Hexolt menghela nafas Dan memasang wajah lega, bersikap seolah-olah ia senang karena itu sudah lepas. Lalu ia merapikan bajunya dengan sedikit bumbu kesombong tercampur di wajahnya.

"Anda memang berlebihan. Bahkan aku tidak bisa bernafas dengan lancar tadi," ucap Hexolt berbohong.

Kalimatnya membuat Cartellia sedikit kesal. Yaa.. Selama ini Hexolt selalu berpikir bahwa ia lebih baik berpura-pura bertingkah menyebalkan dan tidak peduli. Setidaknya ia tidak ingin seperti dulu lagi.

Cartellia melipat tangannya kemudian mengerucutkan bibirnya. Membuat ekspresi seperti anak kecil yang cemberut. Namun Hexolt mencoba untuk tidak memperdulikannya dan langsung pergi meninggalkannya.

Sebelum akhirnya ia terlelap, Cartellia sempat memikirkan sikap Hexolt hari ini. Ia merasa aneh pada Hexolt. Baru saja laki-laki itu menunjukkan sisi baiknya, tapi sekarang sudah berubah kembali menjadi sosok yang tegas dan tidak pedulian. Bagi Sang Ratu, Hexolt cukup sulit ditebak. Akan sulit ditebak jika ia belum mengetahui semua tentangnya.

Hexolt memeriksa keadaan di luar. Beberapa orang pergi ke sana sini di hadapannya, sibuk mengurus ini dan itu. Suara rintihan masih terdengar walaupun samar-samar. Itu mengingatkannya pada luka yang diterima saat bertarung dengan goblin sebelumnya.

Memang tidak terlalu parah, tapi rasanya tetap sama, sakit. Betapa bodohnya ia waktu itu. Tidak bisa fokus hanya karena ia mencemaskan Sang Ratu. Sangat mencemaskannya hingga melupakan sesuatu. Melupakan bahwa Cartellia mempunyai kekuatan yang jauh lebih kuat daripada dirinya sendiri. Akibatnya, lengan kanan atasnya terkena pedang goblin yang menyerangnya.

Langkah kaki Hexolt terhenti di sebuah tempat yang cukup sunyi. Tempat di mana hanya ada dia. Segera ia duduk di atas bongkahan batu. Hanya butuh beberapa menit, ia pun tenggelam dalam lamunannya. Tanpa disadari suara tawa kecil keluar dari mulutnya.

Tak ada hal yang lucu memang. Tak ada satu pun kejadian di sana yang membuatnya tertawa. Ia tertawa bukan karena itu. Ia hanya tertawa pada dirinya sendiri. Dirinya yang hanya bisa bersembunyi di balik topeng transparan.

ENDLESS CARD WORLD : FIGHTING IN THE DARKNESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang